hanya perkumpulan one shot story tentang tiga serangkai manusia
⚠️WARNING!!! [kalau ga suka skipp!! no hujatan]
B×B
ff (fanfiction)
harsh language/bahasa baku
18+(tidak disaran kn untuk bocil di bawah umur)
100% Typo
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di tengah lorong kelas yang ramai, seorang pemuda berzodiak Aquarius berlari dengan semangat ke arah temannya yang berada cukup jauh di depan. "JANUUU!! GW PUNYA BERITA PENTING!" teriak pemuda itu, suaranya menggema di sepanjang lorong. Namun, temannya yang dipanggil hanya berhenti sebentar, menoleh dengan tatapan malas, lalu melanjutkan jalannya menuju kelas
Jean, pemuda yang berteriak tadi, akhirnya berhasil menyusul temannya dengan nafas terengah-engah. Ia memegang tangan temannya, Janu, agar tidak ditinggalkan. "Nunggu... gw.. sebentar...." kata Jean sambil terengah-engah. Janu merollingkan matanya, tampak malas tetapi terpaksa menunggu Jean
"Nu, lu nggak penasaran sama berita yang lagi panas-panasnya?" tanya Jean, mencoba memancing antusiasme temannya. Keduanya melanjutkan berjalan beriringan
"Nggak," jawab Janu singkat. Memang, Janu tidak tertarik untuk bergosip, apalagi jika hanya tentang anak-anak terkenal di sekolah
Jean tampak tidak puas dengan jawaban itu. "Yakin nih? Soalnya berita ini tentang Sehan, sahabat kecil lo," katanya, berharap mendapatkan reaksi lebih dari Janu
"Yaaa, terus?" Janu tetap menunjukkan wajah datarnya, seolah tidak tertarik sama sekali
Jean mendecih, merasa kesal karena temannya begitu cuek. "Si Sehan jadian sama kapten cheerleader, siapa ya namanya... oh iya, Sari," ucap Jean langsung, sengaja ingin melihat reaksi Janu
"Oh," hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Janu, membuat Jean semakin bingung kenapa temannya ini tidak pernah menunjukkan ekspresi selain datar. Jean menghela nafas panjang, merasa lelah dengan ketidakpedulian Janu
Tanpa sengaja, Jean melihat ke arah lorong seberang dengan mata kucingnya yang tajam. Ia melihat Sehan sedang berduaan dengan kekasih barunya, Sari. Jean segera menarik tangan Janu dan bersembunyi di balik tanaman yang ada di dekatnya. "Tuh, lihat! Kata gw bener kan mereka pacaran" bisik Jean dengan antusias
Janu menatap temannya dengan datar. "Iyaa, terus gw harus apa? Kayang?" jawabnya dengan nada datar, lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia meninggalkan Jean sendirian di belakang tanaman. Jean hanya bisa menatap punggung Janu yang menjauh, merasa frustrasi dengan reaksi temannya yang selalu dingin
Sudah hampir tiga jam Janu dan Jean belajar fisika di ruang kelas. Jean, yang kepalanya sudah muak melihat rumus-rumus, memutuskan untuk mencari tempat yang bisa menyegarkan otak agar tidak terlalu lelah. Kebetulan, saat itu sudah waktunya istirahat, Jean tidak bisa membayangkan bagaimana jika harus menambah pelajaran lagi. Dia yakin, jika dipaksakan, otaknya yang pas-pasan bisa rusak