19. Rindu

77 5 3
                                    

Mata yang indah itu kini telah
jauh menyisahkan bayangan
bersama rindu yang abadi
Hello The Past.


Rea mengambil handphone nya yang Selle pegang tadi, entah bagaimana bisa handphone nya berada di tangan Selle seingatnya dia meletakkan handphone nya di meja "Aga nelpon tadi" beritahu Selle.

"Eh serius?" Dengan cepat dia memeriksanya dan benar saja cowok itu menelponnya sampai tiga kali "Dia bilang apa kak?" Tanya Rea penasaran.

Selle mengedikkan bahunya "Enggak tahu, aku langsung matiin."

Rea berdecak kesal "Ish kok di matiin."

Aga
Sorry ga, hari ini
enggak bisa ternyata
soalnya gue lgi bntu
tmn abg gue pindahan

Rea mengirimkan pesan pada cowok itu, jujur dia merasa tidak enak apalagi kalau sampe Selle ngomong sesuatu padanya.

"Kok panik gitu, kenapa?" Raina melihat Rea dari jauh langsung menghampiri cewek itu.

Raina datang untuk membantu Selle pindah juga dan kalian tau? Bukannya membantu Ruli dan Raina malah terlihat bermesraan membuat Rea yang sedang jomblo ini iri.

"Enggak papa kok kak, ini ada masalah aja dikit" jelas Rea pada Raina.

Raina menganggukkan kepala "Oh gitu, yaudah yuk lanjut."

Setelah semua beres, semua barang langsung di angkat ke mobil Ruli dan mereka akan lanjut membantu membersihkan apartemen Selle.

"Makasih ya Rul, gue jadi enggak enak" ucap Selle.

"Santai aja kali kak, kan kita udah seperti keluarga" balas Rea.

Ruli mengangguk mengiyakan. Posisinya di mobil Ruli menyetir, Raina di sampingnya, Rea dan Selle di belakang.

***

Daripada Aga menunggu tidak jelas disini lebih baik dia kerja, mungkin dia akan berbicara dengan Rea saat di kampus.

Setelah menerima 5 orderan makanan, akhirnya Aga memutuskan untuk kembali ke rumah buatnya itu sudah cukup untuk uang jajannya.

"Mamah" panggil Aga, saat membuka pintu, tapi tidak ada yang menyahut.

"Mamah mana dek?" Tanya Aga pada Haikal, adik pertamanya.

"Pergi tadi sama ayahnya, katanya sih mau pergi ke rumah temannya" jawabnya.

"Pulang kapan?"

Haikal mengedikkan bahunya pertanda bahwa dia tidak tahu.

Aga berdecak kesal, ia lalu pergi ke dapur memeriksa apakah Andin meninggalkan makanan sebelum pergi, sepertinya nasibnya memang sial hari ini "Enggak ada makanan lagi" kesalnya, mau tidak mau kalau sudah begini ya dia harus beli makanan di luar.

"Rafka di bawa sama mamah Kal?" tanya Aga lagi.

"Iya."

"Udah makan belum kamu?"

"Udah tadi."

"Yaudah abang keluar dulu ya, cari makan" ujarnya, namun adiknya itu malah menahan tangannya.

"Ikut" rengeknya.

Ia pun berjalan lebih dulu untuk mengeluarkan motornya kembali, setelah itu ia menyuruh adiknya naik ke atas motornya.

Hello The Past [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang