some

246 25 2
                                    

Thanks buat vote ygy.

Enjoy~









































Malam harinya setelah mengantar Siren pulang, Bianca mampir sebentar ke toko roti untuk membeli beberapa sebagai persediaan dikost annya.

Setelahnya ia berjalan pulang seperti biasa.
Namun ia merasa seperti ia sedang diikuti oleh seseorang.
Untuk memastikannya, ia menolehkan sedikit kepalanya dan melihat siapa yang mengikutinya.
Dan benar saja, ia diikuti oleh seorang pemuda yang menggunakan pakaian serba hitam
"Duh, tetap tenang tetap tenang" batinnya kemudian berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Pandangannya tertuju pada minimarket.
Disana tampak terang dan juga ada beberapa orang yang sedang mengobrol disana.
Buru buru ia menuju sekumpulan orang disana.
"Sayang! Kamu ngapain disini? Aku dari tadi nelepon kamu tapi ngga diangkat" ucap Bianca berpura pura mengenali satu dari mereka bertiga.

Namun seketika ia membulatkan sempurna matanya ketika mengetahui siapa pria yang sedang ia ajak bersandiwara tersebut.
Ia adalah Nathan.

Nathan menatap heran mendengar ucapan Bianca untuknya.
Lalu setelahnya ia menatap kearah pria yang berada tak jauh dari posisi mereka berempat sekarang. Pria itu mengenakan pakaian serba hitam.
Dan.. dengan cepat Nathan mengetahui maksud ucapan dari Bianca tersebut.
"Kamu sendirian kesini sayang? Ckck" ucapnya kemudian merangkul Bianca.

Dua teman Nathan menatap terkejut dengan perlakuan Nathan pada perempuan yang baru saja bergabung dengan mereka, ditambah lagi mereka tidak mengenal siapa perempuan itu.

Bianca menoleh kearah pria yang mengikutinya tersebut, dan terlihat pria tersebut perlahan beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

"Makasih banyak ya kak. Aku takut banget dia ngikutin aku" ucap Bianca menunjuk kepergian pria tersebut.

"Ooooohh.. diikutin orang asing toh. Makanya malem malem jangan jalan sendirian" ucap Nick

"Iya bahaya banget lho" ucap Matt

"Ayo aku anter pulang sekarang" ucap Nathan

"Wait, lu kenal?"tanya Nick

Nathan menganggukan kepalanya
"Dia adik tingkat kita"jelasnya

Matt menatap lebih dekat Bianca.
"Kalau dilihat lihat, wajahnya sih ngga asing. Kamu pacarnya Justin ya?"tanyanya

"Kakak tau Justin?" Tanya Bianca

"Siapa yang ngga tau Justin? Tapi yang menjadi pertanyaanku, kok kamu bisa tahan pacaran sama dia? Maksudku, dia itu anaknya tempramental lho." Ucap Matt

"Ssttt.. udah udah. Udah malem, ayo aku antar pulang sekarang" Nathan menarik pergelangan tangan kanan Bianca dan memintanya untuk segera masuk kemobilnya.

"See you tomorrow guys" ucap Nathan pada teman temannya.



..






Suasana didalam mobil tampak sunyi dan sepi.
Bahkan Nathan juga tak menyetel musik atau pun radio.

"Makasih ya kak" ucap Bianca menundukkan kepalanya

"Buat?" Tanya Nathan

"Yang tadi" ucap Bianca

"Yang tadi siang atau yang tadi barusan?"tanya Nathan

"Dua duanya."ucap Bianca menatap kearah Nathan

"Kalau kamu merasa berhutang budi padaku, maka bayar aku dilain waktu" ucap Nathan

"Stooooop. Stop kak disini" Bianca memegang lengan Nathan sambil menatap dari jauh jika disana ada mobil Justin yang sudah menunggu kepulangannya.

Nathan menghentikan mobilnya.
"Kenapa ada mobil dia disana? Kalian tinggal bareng?" Tanyanya

"Ngga, dia kadang suka mampir" balas Bianca

"Terus nginep?" Tanya Nathan

"Ha?? Hmm..eh.." Bianca bingung harus jujur atau tidak

Tok..tok..tok

"Aduhh.. gimana nih?"gumam Bianca ketika melihat Justin mengetuk pintu mobil Nathan

"Mau kamu yang turun atau aku yang turun?" Tanya Nathan

"Duh, ink kok rasa rasanya kayak lagi keciduk selingkuh ya, " batin Bianca

Tiba tiba saja Nathan membuka pintu mobilnya, demikian juga dengan Bianca.

Melihat Bianca dan Nathan berada dalam satu mobil yang sama seketika wajah Justin berubah menjadi merah karena kesal.
Ia menatap Bianca dengan tatapan marahnya.
"Whatcu doin here huh?"tanyanya sambil memegang pergelangan tangan kiri Bianca.

"Hh.. aku..

"Oh no no no" Nathan menepis tangan Justin yang kian mencengram pergelangan tangan Bianca dengan kuat.

"Jangan ikut campur, who are you?" Tanya Justin kini menatap Nathan lebih dekat seakan menantangnya.

Melihat situasi semakin memanas, buru buru Bianca menarik lengan Justin.
"Justin, listen to me okay" ucapnya.

"What??!! Are u cheatin on me?" Tanya Justin

"Nathan mengantarku pulang karena telah terjadi sesuatu denganku hari ini" jelas Bianca

"Ada apa?" Kini Justin tampak khawatir.

"Ppftt.." tampak Nathan terkekeh

"What?" Tanya Justin

"Nothin, thanks me later" ucap Nathan lalu tersenyum dan kembali memasuki mobilnya.

"Udah jangan marah marah lagi. Nathan nganterin aku pulang karena tadi aku diikuti sama orang jahat." Ucap Bianca

"Dimana? Dijalan mana? Tell me" tanya Justin

"Udah Justin, its okay. No worries, im okay now" balas Bianca.

"But listen to me too. To be honest, I dont like him. Never" ucap Justin

"Ini mereka berdua kenapa kompak banget bilang ngga suka satu sama lain sih" batin Bianca

"Uda tenang sekarang? Masih kesel atau marah ngga?" Tanya Bianca

Justin menghela napasnya.
Ia mencoba mengendalikan amarahnya yang tampaknya masih belum reda, sebab ia harus melihat Bianca pulang diantar oleh laki laki lain.

"Aku kan uda ngejelasin semuanya, aku uda jujur sama kamu, aku ngga bohong sama sekali" ucap Bianca

"Mau aku pertegas sesuatu? Ngga ada yang bisa miliki kamu selain aku. Aku ngga perduli mau kamu menghindar atau bersembunyi dariku, aku pasti akan tetap bisa menemukanmu" balas Justin

"Lets go" Justin menarik pergelangan tangan kiri Bianca.

Justin memastikan agar Bianca masuk ke kostannya dan mengunci rapat pintu serta jendelanya.
Sebelum pergi, Justin juga mengamati lingkungan sekitar lagi lagi untuk memastikan tidak ada penguntit yang mengikuti Bianca hingga kekostan ini.





















I'll be back asap
🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang