me

308 21 5
                                    

Thanks buat votenya ygy.

Enjoy~


























Bianca baru saja membuka matanya.
Ia mendapati Justin yang duduk dipinggir ranjang sambil menatap ke arahnya.

"Gagal ya?" Tanya Justin lalu membuang tatapannya ke arah lain.

Seketika Bianca teringat tentang dirinya yang mencoba kabur dari rumah ini, namun berhasil digagalkan oleh Rendy.

Bianca bangkit dari posisinya yang rebahan menjadi duduk.
"Aku mau pulang. Aku ngga mau disini"ucapnya

Tiba tiba saja Justin bangkit dari posisinya lalu ia membanting vas bunga yang terbuat dari kaca.
Hingga vas itu hancur berkeping keping.
"Kamu bohong! Kamu mau ketemu Nathan kan?! Apa yang kamu cari dari dia? Apa?!!" Ia menatap Bianca dengan tatapan marahnya.

Melihat betapa marahnya Justin padanya, Bianca pun tidak bisa berkata kata.
Ia sangat ketakutan sekarang.

"Aku yang membutuhkanmu disini. Aku yang menyayangimu disini. Aku ngga pernah mau hubungan ini berakhir" ucap Justin.

"Sikapmu yang membuatku kesal. Aku sangat kesal dan juga marah. Kamu selalu bersikap sesuka hatimu. Aku akan meluruskan satu hal disini. Aku sekarang sama sekali sudah tidak memiliki perasaan padamu" ucap Bianca sambil tertunduk.

"Aku akan meminta Robby untuk membereskan ini, kamu jangan turun dulu dari tempat tidur" setelah mengatakan itu Justin pergi meninggalkan Bianca.

Hingga tak berselang lama Robby memasuki kamar sambil membawa tempat sampah dan pengki
"Kamu ada yang luka?"tanyanya

Bianca menggelengkan kepalanya.
"Maafkan aku"ucapnya.

Robby membereskan sisa sisa kepingan vas bunga tersebut sampai benar benar bersih.
Lalu setelahnya ia berjalan menghampiri Bianca.
"Aku, kamu dan yang lainnya juga tau kalau Justin itu sangat mencintaimu. Tapi memang caranya rada aneh dan salah. Tapi.. aku mengetahui satu hal tentang dia, dia ngga akan melepaskanmu sampai kapan pun itu"ucapnya.

"Dan jika kamu terus memancing amarahnya, dia bisa lebih gila dari ini. Jadi tolong pikirkan lagi" setelah mengatakan itu Robby pergi meninggalkan Bianca.








..












Sementara itu dilain tempat Nathan baru saja tiba di kantor polisi dan ia tidak sengaja menabrak salah seorang pejabat tinggi disana.
"Maaf pak" ucapnya

Pejabat itu pun menatap Nathan dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu ia tersenyum.
"Kamu perlu sesuatu?" Tanyanya

"Iya pak, saya mau buat surat kehilangan. Kunci mobil saya hilang pak" balas Nathan

"Oalah kunci doang ternyata. Gampang itu. Kamu minta tolong aja ke anggota saya di dalam sana ya"ucap pejabat tersebut.

"Baik pak. Jika dilihat lihat bapak ini mirip seseorang yang saya kenal."ucap Nathan lalu tersenyum

"Oh ya? Wajah saya ini tidak pasaran lho. Hahaha (ketawa dollar)" ucap pejabat itu.

Nathan tersenyum mendengar ucapan bapak itu.
"Begitu ya pak" balasnya

Pejabat itu menepuk bahu Nathan dan mempersilahkannya untuk memasuki kantor karena ia akan pergi kesuatu tempat.

Melihat pejabat tersebut sudah memasuki mobilnya dan pergi, Nathan pun kembali keluar dari kantor dan memasuki mobilnya.
Ia mengikuti pejabat tersebut.

Yang di ikuti Nathan tersebut adalah tidak lain tidak bukan yaitu papa Justin.







..









Setibanya di kediaman rumah Justin.
Nathan tetap berada didalam mobilnya dan memantau pergerakan yang berada diluar sana.

Cukup lama bagi Nathan berada di dalam mobil. Namun penantiannya terbayarkan ketika ia melihat Justin tiba disana.

Tidak sampai 15 menit, Justin keluar  dan pergi lagi menggunakan mobilnya.
Kini Nathan mengalihkan minatnya untuk mengikuti Justin.
Karena itulah tujuan awalnya.

Hampir sejam Nathan mengikuti Justin.
Dan akhirnya mereka tiba di basecamp Justin.
Justin turun dari mobilnya sambil membawa banyak makanan. Terlihat juga Danny keluar untuk membantu Justin membawakan kantong plastik yang lainnya.
Untuk sesaat Danny melihat ke arah mobil Nathan, dan secepat kilat Nathan merunduk agar tidak terlihat.

Tiba tiba saja ponsel Nathan berbunyi.

"Halo?" Ucap Nathan

"Lu dimana?" Tanya Nick

"Ini si Bima minta tolong lu buat ngerjain skripsinya" ucap Nick

"Sejak kapan gue jadi joki?" Ucap Nathan

"Lah kemarin kemarin itu lu bantuin kakaknya Matt ngerjain tesisnya kan? Bisa kali kali ini lu bantuin si Bima ngerjain skripsinya juga" ucap Nick

"Ngga. Ngga bisa. Uda uda gue matiin dulu, lagi sibuk gue" ucap Nathan lalu mematikan telepon tersebut

Bisa bisanya dia diganggu oleh masalah lain.
Ketika masalahnya sendiri saja belum ia selesaikan.

Nathan menghela napasnya lega.
Sekarang ia tinggal berpikir bagaimana caranya untuk mengeluarkan Bianca dari sana.
Ia pun kembali menyalakan mobilnya dan pergi dari sana.

Sementara itu Justin mencoba mengajak Bianca untuk mengobrol, namun ia selalu di acuhkan.
Seperti manusia yang berbicara dengan batu.
"Mau sampai kapan kamu mendiamkanku seperti ini?"tanyanya

Bianca menatap Justin dengan tatapan kesalnya lalu ia membuang tatapannya ke arah lain.
Ia sudah kehabisan cara untuk menghadapi Justin.

"Bianca!!" Kini Justin menaikan nada bicaranya

Lagi lagi Bianca menatap tajam Justin.
Ntah sudah kesekian kalinya Justin membentaknya seperti itu.

"Aku sedang berbicara denganmu sekarang. Jadi.. tatap lawan bicaramu untuk saat ini" ucap Justin

"Puas? Sekarang aku menatapmu dengan tatapan muakku" balas Bianca

"Lemme tell you somethin. Kamu tidak bisa memaksakan perasaan seseorang semaumu. Terlebih lagi dalam menjalin suatu hubungan" ucap Bianca

"That's right! So what? What's the problem?"tanya Justin

"I told you. I'll stop right now" balas Bianca

Justin menggelengkan kepala
"No. I ALWAYS TOLD YOU!!" ucapnya

"Aku menyukai orang lain!!" Ucap Bianca

Justin menatap Bianca sambil memegang kedua pundak Bianca.
"Who's that guy? Nathan?"tanyanya

"Lepaskan aku. Ini sakit" Bianca memegang tangan Justin yang menekan kedua pundaknya

"How could you?" Justin menundukkan pandangannya

Ia ingin mengeluarkan semua amarahnya.
Namun ia tidak bisa melampiaskannya pada Bianca.
Ini menjengkelkan pikirnya.































Apakah hari senin kalian berjalan mulus?
Apa pun itu, tetap senyum ya inget kata wak haji Ragnar  🤣

Lopyu

Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang