hush

177 26 1
                                    

Thanks buat votenya ygy

Enjoy~
































Bianca menuang air pada gelasnya.
Lalu ia menghabiskannya sekaligus.
Ia menatap gelasnya yang kosong namun tiba tiba saja gelas itu kembali diisi air oleh Rendy.

"Masih kesal ya?" Ucap Rendy kemudian menghabiskan segelas air tersebut.

"Maksud kamu apa? Kamu selama ini bersikap seolah olah berpihak padaku, namun nyatanya justru menusukku dari belakang" ucap Bianca

Rendy menggelengkan kepalanya.
"Aku ngga pernah menusukmu dari belakang. Aku benar benar menganggapmu sebagai temanku" ucapnya

"Oh ya? Tapi mulai hari ini, aku ngga mau lagi menganggapmu sebagai temanku" ucap Bianca

Rendy menatap Bianca dan memposisikan dirinya agar sejajar dengan Bianca.
"Aku selalu bersikap baik padamu, tapi ini balasanmu?" Ucapnya lalu mengelus kepala Bianca

"Sebaiknya kamu istirahat sekarang. Jika Justin melihatmu berkeliaran, dia akan marah besar" setelah mengatakan itu Rendy pergi meninggalkan Bianca di dapur.

Baru saja Bianca kembali ke kamar, ia sudah melihat Justin yang duduk dipinggir ranjang sambil menatap ke arahnya.
"Dari mana?"tanyanya

"Dapur" balas Bianca kemudian naik ke ranjang dan menyelimuti dirinya hingga sebatas lehernya. Ia tidur membelakangi Justin.

"Jangan pernah berpikir untuk pergi dariku lagi" ucap Justin lalu membuka selimut Bianca kemudian ia memeluknya dari belakang dan kembali menyelimuti lagi.

"Aku ngga nyaman kamu meluk aku kayak gini. Bisa lepaskan aku please?" Tanya Bianca

"No" balas Justin

Bianca mencoba melepaskan tangan Justin yang melingkar di perutnya, namun Justin justru semakin mengeratkannya.

"Jangan terlalu banyak bergerak, atau kamu akan membangunkan yang lain" ucap Justin lalu mengecup leher Bianca.

Bianca hanya bisa pasrah dan memejamkan kedua matanya.












..













Keesokan paginya.
Baru saja ia terbangun dari tidurnya, ia sudah tidak melihat kehadiran Justin di sampingnya.
Ntah mengapa perut Bianca terasa tidak nyaman dan ia memutuskan untuk menuju kamar mandi.

Benar saja, ternyata Bianca sedang datang bulan.
Ia bahkan tidak memiliki persediaan pembalut disini.
Buru buru ia mencari Justin untuk meminta bantuannya.

"Justin dimana?" Tanya Bianca

"Pagi pagi dia uda pergi, ngga bilang sih mau kemananya" balas Danny

"Kenapa?" Tanya Robby

"Aku sekarang sedang pms, aku tidak punya pembalut, aku butuh pembalut" ucap Bianca.

"Oh? Pembalut ya? Mau pergi sendiri atau ditemeni belinya?" Tanya Robby

Terlihat Rendy yang barusan menuruni anak tangga langsung menuju ke pintu utama.
"Biar gue aja yang beli" ucapnya.

Melihat kepergian Rendy, Bianca lantas pergi kembali ke kamarnya.
Sedari tadi ia mondar mandir dan tidak duduk karena ia belum memakai pembalut.

Hingga tak berselang lama kemudian Rendy mengetuk pintu kamar Bianca untuk membawakan pembalut dan juga sarapan paginya.

"Mau ngucapin makasih sekarang atau nanti?"tanya Rendy

"Makasih" balas Bianca lalu menutup kembali pintunya.












..















Sementara itu di lain tempat ternyata Justin sedang menemui Nathan di cafe dekat kampusnya.
Justin merasa jika ia sudah memenangkan pertarungan ini.
Ia bahkan terus meninggikan dirinya dihadapan Nathan.

"Permintaan gue sangat sederhana. Jauhi Bianca untuk saat ini dan selamanya" ucap Justin

Tampak Nathan justru terlihat lebih tenang dan tidak terlalu menanggapi ucapan Justin. Dan itulah yang membuat Justin sangat tidak menyukainya.
"Dia pasti minta pulang kan? Dia pasti merasa ngga nyaman disana karena dikelilingi psikopat idiot seperti kalian" ucapnya

"Ngga tuh. Dia bahkan tidur dengan nyenyak di samping gue" balas Justin

Nathan tersenyum mendengar ucapan Justin, karena ia tahu jika Justin sedang berbohong padanya.
"Lantas apa lu maksa dia buat lepas pakaian punya gue yang dia pakai? Nah?" Tanyanya

Justin memukul meja dan menatap tajam Nathan.
"Jaga ucapan lu, gue ngga bisa buat keributan disini" ucapnya

"Why? Kenapa ngga bisa? Apa karena ngga ada teman teman lu disini?" Tanya Nathan sambil melihat ke kanan dan ke kiri

Justin bangkit dari posisinya.
"Gue rasa cukup itu yang mau gue omongin ke lu. Have a nice day" ucapnya lalu hendak pergi.

"Sampaikan salam gue buat penghianat di circle lu, Rendy" ucap Nathan yang sukses membuat Justin menghentikan langkahnya.

Kini Nathan juga bangkit dari posisinya dan melewati Justin sambil menepuk bahunya.
"Have a nice day too"ucapnya.

Ternyata benar tentang kabar yang beredar di kampus.
Jika Nathan adalah mahasiswa superior disana.
Sebenarnya Nathan sudah mengendus ada sesuatu yang aneh pada sikap dan pribadi Rendy yang tiba tiba datang padanya.

Awalnya ia ingin mengenyampingkan perihal tersebut, namun semakin hari jika dilihat Rendy terlalu banyak ikut campur masalah Bianca.
Dan benar saja, ketika ada hari ia memergoki Rendy sedang mengobrol santai dengan Justin sambil memainkan vape nya di cafe tidak jauh dari lingkup kampus tersebut.

"Bagaimana dia bisa tau? Tapi kata Rendy dia aman aman aja" gumam Justin sambil menatap kepergian Nathan

Kini Justin yang menjadi overthingking berkat Rendy.
Bisa saja sewaktu waktu Rendy akan berbalik berpihak pada Nathan.
Bukan hanya Rendy, bisa saja juga Danny dan Robby akan melakukan hal yang serupa padanya.
Karena kita tidak tahu bagaimana isi hati manusia.




















Makasih udah add dan vote cerita ini

Lopyu banyak banyak

Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang