star

298 32 4
                                    

Thanks buat vote ygy.

Enjoy~












































Pagi hari tampak suram.
Bianca menatap jendela kelas dengan tatapan kosongnya.
Ntah apa yang ia pikirkan.
Namun seketika pandangannya menjadi buyar tatkala melihat Nathan melewati kelasnya.
Ia teringat tentang kejadian kemarin.
Apakah ia sudah terlalu jauh terlibat dengan Nathan?

Tok..tok..tok..

Semua pandangan kelas tertuju pada sumber suara.
"Maaf pak mengganggu kelas anda sebelumnya, saya ada keperluan mendesak dengan Bianca" ucap Nathan yang sukses menjadikan Bianca menjadi pusat perhatian.

"Baiklah, silahkan Nathan" ucap Dosen tersebut.

Bianca masih terkejut, ia bahkan masih belum bangkit dari posisinya. Ia hanya menatap Nathan dengan tatapan tidak percayanya.

"Bi, buru" Rendy menyenggol lengan Bianca yang masih mematung.

Buru buru Bianca menutup bukunya dan menghampiri Nathan.
Ia tidak tahu apa yang akan direncanakan Nathan kali ini.

"Kami permisi pak" ucap Nathan kemudian meninggalkan kelas yang diikuti oleh Bianca dibelakangnya.






..









Nathan membawa Bianca ke lab Biologi.
Bianca mengamati seisi lab dengan tatapan kagumnya.
Disana banyak terdapat benda benda keperluan untuk praktek besar dibidang tersebut.

"Apakah kamu mahir menggunakan pisau?" Tanya Nathan sambil menunjukan pisau bedah pada Bianca

"Ha? A..aku hanya bisa mengupas dan memotong bawang dengan pisau dapur." Balas Bianca

"Pisau dapur ya? Itu juga bagus" ucap Nathan lalu tersenyum. Tapi sungguh senyumannya itu terlihat agak sedikit menakutkan bagi Bianca.

Bianca melangkah mendekati Nathan yang sedang mengamati anatomi tubuh manusia.

"Apakah kamu pernah melihat mayat secara langsung dihadapanmu?"tanya Nathan

Bianca menatap Nathan.
Jujur saja ia sedikit takut sekarang.

"Arteri karotis adalah pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak. Kita memiliki dua arteri karotis, satu di setiap sisi leher. Tepat disini" ucap Nathan sambil menunjuk area leher Bianca dengan pisau bedah yang ia pegang.

Dengan cepat Bianca melangkah mundur.
"Whoah..haha. sebenarnya aku tidak terlalu mahir menggunakan pisau. Karena aku jarang menggunakan dapur untuk masak" ucapnya.

"Mau mampir kerumahku? Aku akan memasakanmu sesuatu" ucap Nathan

"Yang ada kalau aku datang, aku gabakal bisa pulang lagi." Batin Bianca.

"Aku ada rapat kelas hari ini dan kemungkinan akan pulang malam" jelas Bianca

"Begitu ya?" Terlihat raut kecewa Nathan

"Iya. Hehe. Maaf ya kak." Ucap Bianca

Nathan meletakan pisau bedahnya dan beralih menatap tiruan jantung yang dipajang.
"Apakah kamu benar benar menyukainya?" Tanyanya

"Apa maksud kakak?" Tanya Bianca heran

"Your boyfriend" ucap Nathan kemudian menatap Bianca

"Kenapa tiba tiba bahas hal lain?" Tanya Bianca

Nathan menggelengkan kepalanya lalu ia tersenyum.
"Naiseu! Aku juga benci membahas orang lain"ucapnya

"Dan.. pastikan pacarmu untuk meminta maaf padaku karena ucapannya kemarin." Ucap Nathan.

"Soal kemarin. Hmm.. sepertinya dia tidak ada mengucapkan umpatan untukmu. Aku ingat betul semua ucapannya kemarin" jelas Bianca

Lagi lagi Nathan tersenyum.
"Ada dua tipe manusia didunia ini. Satu teman, dua musuh. Kamu ingin menjadikanku tipe yang seperti apa?" Tanyanya.

"Sudah pasti semua orang akan memilih tipe yang pertama, yaitu berteman" balas Bianca

"Nope. Aku ingin menjadikan pacarmu menjadi tipe yang kedua. Cuz I dont like him" ucap Nathan

"Kakak mengajakku kesini hanya untuk membahas hal ini?" Tanya Bianca

"Akan ku pastikan, kamu akan berterimakasih padaku setelah ini" setelah mengucapkan itu Nathan pergi meninggalkan Bianca.

Bianca menatap kepergian Nathan dengan tatapan bingungnya.
Sungguh pria itu misterius tingkat stadium akhir.

Tanpa berpikir panjang, Bianca kembali pergi menuju kelasnya.
Namun sesampainya dikelas ia melihat kelasnya hanya tinggal beberapa orang saja. Termasuk Siren tidak berada disana.
"Ini orang orang pada kemana?" Tanyanya

"Aduh sakit banget perut gue. Lu dari mana tadi sama kak Nathan? Ini kita sekelas keracunan makanan" jelas Rendy

"Keracunan makanan? Lah kok bisa?"tanya Bianca yang menatap wajah Rendy juga sudah tampak pucat

"Tadi dosen kita ngebagiin puding gitu. Ini pudingnya" Rendy menunjuk kearah puding dicup kecil

"Gara gara ini, kita semua keracunan. Termasuk dosen jugak" jelas Rendy.

"Oy Ren! Ayo buru ke uks, ada tempat nih satu" ucap mahasiswa lain kemudian memapah Rendy.

"Gue ke uks dulu ya. Inget jangan disentuh itu puding" ucap Rendy kemudian pergi meninggalkan kelas dibantu oleh temannya yang berada dikelas lain.

Bianca menatap cup puding tersebut.
Ia jadi teringat oleh ucapan Nathan beberapa saat yang lalu.
"Akan ku pastikan, kamu akan berterimakasih padaku setelah ini"

"Whoahh!! Ini gila! Ini benar benar gila! Dia itu siapa sih sebenarnya??!!" Bianca tampak frustrasi dengan situasi ini.

Bianca buru buru berlari meninggalkan kelas untuk menuju uks. Ia ingin menemui Siren.

Sesampainya diuks, terlihat Siren menangis ketika melihat kehadiran Bianca.

"Bi, kita pindah kampus aja yuk. Ini lama lama nyawa kita bisa terancam disini" ucap Siren

"Gimana ceritanya tiba tiba dosen ngebagiin puding gitu? Emang ada acara apa?" Tanya Bianca

"Katanya anaknya yang buat, jadi dibagiin buat kita semua. " jelas Siren

"Untung aja kak Nathan ngajak kamu keluar tadi, jadi kamu ngga ikut keracunan kayak aku dan yang lainnya" ucap Siren

Bianca menghela napasnya.
"Terus gimana sekarang keadaan kamu?"tanyanya

"Better." Balas Siren kemudian memeluk Bianca.

Bianca menatap seisi uks ini.
Uks benar benar dipenuhi oleh teman teman sekelasnya. Hanya teman teman sekelasnya saja.
Rasanya kelas mereka sudah berpindah kesini.





























Ini cerita easy to readin banget ygy.
Btw thanks uda add, baca, trs vote.
Sehat sehat kalian semua

Lopyu
Mwah🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang