Thanks buat votenya ygy.
Enjoy~
"Lu harus belajar mengikhlaskan seseorang. So.. lu akan hidup tanpa beban" ucap Nathan
"Berhenti ceramahin gue, gue ngga butuh itu"balas Justin
"Soal dendam lu ke papa gue, itu ngga ada urusannya sama gue. Urusan gue sama lu cuma satu, Bianca" setelah mengatakan itu Justin pergi meninggalkan Nathan.
Nathan memegang keningnya sendiri.
"Padahal cuma nempel doang, ngga sampai yang gimana gimana. Tapi kok masih bisa ketularan demamnya?"ucapnya..
Bianca yang merasa bosan karena tidak memiliki teman di rumah ini pun ia memilih untuk tour singkat saja.
Ia sebelumnya sudah terlebih dahulu meminta izin Nathan untuk mengelilingi dalam rumah saja, Nathan pun menyetujuinya.
"Hey Rusa. Kali ini aku ngga takut sama kamu, karena ini sudah pagi" ucapnya.Bianca membuka album photo yang berada dibawah meja di ruang tamu. Disana terdapat photo Nathan yang mengenakan pakaian sekolah dasar.
"Aura dingin nya sudah terpancar sejak kecil ternyata" ucapnya."Gemas banget" Bianca mengelus photo Nathan sambil tersenyum.
Disana ia melihat senyum Nathan yang tampak bahagia bersama kedua orang tuanya."Dia pasti merindukan mama papanya"
Bianca bahkan tidak pernah berpikir jika ia akan dapat sedekat ini dengan Nathan.
..
Nathan baru saja menginjakan kakinya dirumah.
Namun ia tidak melihat kehadiran Bianca.
Ia mulai mencari ke semua ruangan yang ada sambil memanggil nama Bianca.
Tetap saja, tidak ada sautan yang menjawabnya.
Hingga akhirnya ia menuju dapur.
Disana terlihat Bianca sedang menata makanan di meja makan. Ia memakai headsetnya, maka dari itu ia tidak mendengar ketika Nathan memanggil namanya."Hah!!" Bianca terkejut melihat Nathan yang sudah berdiri didepan pintu dapur. Buru buru ia melepas headset yang ia pakai.
"Kakak kenapa tiba tiba muncul disitu?" Tanyanya
"Aku dari tadi panggil panggil kamu" balas Nathan kemudian duduk di kursi.
"Cuci tangan dulu kak, kan kakak baru pulang" ucap Bianca
Nathan menatap Bianca dan menyipitkan kedua matanya.
"Kamu memang selalu cerewet ya kalau lagi demam?"tanyanya"Ngga, demamku uda turun. Kakak mau jeruk?" balas Bianca lalu memberikan jeruk yang sudah di kupas untuk Nathan.
Nathan menerima jeruk pemberian dari Bianca dan langsung memakannya.
"Iya demam kamu turun, demamku yang naik" ucap Nathan lalu menarik tangan kanan Bianca untuk ditempelkan pada keningnya."Kok kakak bisa ketularan demam?" Tanya Bianca
"Apa orang demam juga bisa amnesia?" Tanya Nathan
"Amnesia? Kayaknya ngga deh" balas Bianca
"Terus kamu ngga inget kenapa aku bisa tertular demam?"tanya Nathan
Tampak Bianca berpikir sejenak, ia mengingat semua yang ia lakukan kemarin.
"Apa karena aku pakai pakaian kakak?"tanyanyaNathan menghela napasnya
"Ayo makan" ucapnya. Sebenarnya ia agak sedikit kesal dengan jawaban Bianca yang kurang memuaskan baginya."Habis makan, kakak minum obat ya" ucap Bianca
Nathan mengangukan kepalanya.
Mereka berdua mulai menyantap makanan dengan damai tanpa berdialog.
Nathan memilih diam dikarenakan kepalanya yang terasa pusing, sedangkan Bianca diam karena ia berusaha mengingat apa yang ia lakukan pada Nathan hingga membuatnya tertular demam seperti itu...
Selesai makan Bianca dan Nathan duduk di ruang tamu untuk menonton film.
Sebenarnya Bianca sudah meminta Nathan untuk beristirahat lebih awal, namun Nathan justru mengajak Bianca untuk menonton film sebentar."Biasanya kalau lagi demam, terus minum obat, terus nanti tidurnya bisa nyenyak banget kak" ucap Bianca
"Terus?"tanya Nathan
"Terus pas bangun tidur demamnya hilang" balas Bianca
"Terus?" Tanya Nathan
"Kok terus terus aja? Ya kakak nanti bakal sembuh" balas Bianca
"Gitu ya?" Ucap Nathan lalu rebahan diatas kedua paha Bianca dan menutup kedua matanya
Melihat Nathan yang tidur dalam pangkuannya seketika Bianca terdiam dan ia pun berdebar.
Dan seketika ia mengingat satu kebiasaannya ketika ia sedang demam.
"Aku punya kebiasaan tidur sambil berjalan kalau aku lagi demam" ucapnya"Terus?"tanya Nathan tanpa membuka kedua matanya
"Apa yang aku.. lakukan ke kakak pas aku semalam tidur sambil berjalan?"tanya Bianca.
Nathan membuka kedua matanya.
Bukannya menjawab pertanyaan Bianca, ia justru malah mempraktekkan hal serupa yang Bianca lakukan padanya semalam.
Ia mencium bibir Bianca.
Setelahnya ia kembali menutup kedua matanya."Maaf kak" ucap Bianca, jujur saja ia merasa tidak enak karena hal tersebut.
Ia berpikir pasti Nathan merasa tidak nyaman dengan apa yang ia lakukan padanya semalam.
Bisa bisanya ia mencium Nathan dalam keadaan demam. Terlebih lagi, ia melakukannya ketika tidur sambil berjalan"It's okay" balas Nathan.
"Aku beneran merasa ngga enak kak, maaf ya kak. Kalau gitu malem ini aku tidur di kamar orangtua kakak aja deh" ucap Bianca
"It's okay" balas Nathan
"Kakak beneran ngga marah? Pasti kakak kaget ya? Maaf ya kak" ucap Bianca
Mendengar Bianca yang terus saja bersuara, Nathan pun kembali bangkit dari posisi rebahannya dan duduk disebelah Bianca.
"Aku ngga tau aku bakal tidur sambil jalan gitu kak, kukira itu berlaku pas aku lagi dirumah aja, tapi ternyata..
Nathan kembali mencium bibir Bianca.
Kali ini bukan sekedar ciuman biasa, ia melakukan hal yang lebih dari itu.
"Sekarang kita impas" ucapnya setelah melepaskan tautannya dengan Bianca."Tenang aja, kamu ngga bakal demam lagi kok" ucap Nathan lalu kembali rebahan dipangkuan Bianca.
"Kakak barusan beneran cium aku atau lagi contohin yang semalem aku lakukan ke kakak?" Tanya Bianca
"Kalau kamu masih terus bersuara, aku akan lakukan lebih dari itu" balas Nathan
Seketika Bianca menutup mulutnya.
Ia menyadari, ia memang terdengar begitu cerewet kali ini.
Ia harus membiarkan Nathan tidur sekarang.Guys boleh banget lho yang mau follow akunku.
Nanti mau ada cerita baru dengan PU yang beda lagi.Lopyu
Mwah 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma Darkside
Fanfiction☆Cerita ke 5 Kita duduk bersebelahan, namun sepertinya aku terlalu asing bagimu. atau.. mungkin aku yang tidak terlihat? Now, I'll call you a memory - Nathan 07 Juni 2024 🖊