Thanks buat votenya ygy
Enjoy~
Bianca mencuci wajahnya diwastafel berulang kali. Lalu ia menatap ke arah cermin dan lagi lagi ia melihat Nathan dari pantulan cermin tersebut.
"Kamu pasti terkejut dengan kejadian hari ini" ucap Nathan.
Buru buru Bianca membalikkan badannya dan menatap Nathan.
"Sepertinya kampus kita akan menjadi horror sekarang" ucap Nathan kemudian berjalan menuju Bianca untuk menggunakan wastafel.
Refleks Bianca bergeser sedikit untuk memberikan ruang bagi Nathan menggunakan wastafel tersebut.
"Kakak waktu kejadian itu lagi dimana?" Tanya Bianca memberanikan diri.
Setelah membasuh wajahnya, Nathan menatap kearah Bianca dan tersenyum.
"Kebetulan aku ada didalam gedung itu. Temanku butuh bantuanku mengerjakan tesisnya"ucapnya"Ah??" Bianca mengerti mengapa melihat Nathan diwaktu kejadian, karena ia membantu temannya yang berada digedung itu.
Hampir saja ia berpikiran yang tidak tidak tentang Nathan"Why?? Apa kamu berpikir aku yang mendorongnya hingga dia jatuh dari atas sana?" Tanya Nathan
Dengan cepat Bianca menggelengkan kepalanya
"Ngga kak!" Ucapnya."Lagian aku tidak mengenalnya. Dan.. aku juga tidak ada kepentingan dengannya. Lagian bukankah area kampus itu sangat ramai? Pembunuh mana yang dengan berani akan melakukan aksinya disini?" Ucap Nathan kemudian tersenyum
"Jauhkan pikiran liarmu tentangku"bisik Nathan kemudian mengelus kepala Bianca lalu meninggalkan Bianca yang masih membeku disana.
"Ha?? Apa maksudnya?? Pikiran liar?? Maksudnya apaan?" Gumam Bianca.
..
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dan Bianca baru saja tiba dikostanya. Ia mengerjakan tugas hingga lupa waktu.
Ketika ia hendak membuka kunci pintu kamarnya, ia menyadari bahwasannya pintunya dalam keadaan tidak terkunci.
Dan buru buru ia masuk untuk mengecek kedalam.
Dan benar saja didalam kamar Bianca sudah terdapat Justin yang duduk diatas sofa sambil membaca buku."Malam banget baliknya. Abis ngapain sih?" Tanya Justin lalu menutup buku yang ia baca kemudian berjalan menghampiri Bianca.
"Kamu benar benar datang kesini?" Tanya Bianca kesal
"Of course. Apa aku pernah menjilat ludahku sendiri? Never" ucap Justin.
"Terserah. Aku capek" Bianca meletakkan tasnya diatas meja dan ia melihat diatas meja penuh dengan banyaknya makanan yang Justin bawa untuknya
"Ayo makan dulu. Kamu pasti lapar" ucap Justin
"Ini uda malam, kamu mau pulang jam berapa?"tanya Bianca to the point.
Justin menggelengkan kepalanya.
"Aku nginep disini" ucapnya."Bukan kah kost ini campuran? Sepertinya kamar disebelah juga demikian" lanjut Justin
"Maksudnya?" Bianca tidak mengerti maksud Justin.
"Aku mendengar suara laki laki dan perempuan sebelum aku memasuki kamarmu. Dan sepertinya mereka sedang..
Buru buru Bianca menutup mulut Justin.
"Stop it" ucapnya."Okay" ucap Justin.
"Ayo makan dulu" Justin menggandeng tangan Bianca untuk menuntunnya menuju meja makan.
Mereka mulai menikmati makan malam berdua.
"Kasus bunuh diri dikampusmu viral. Satu kampusku membahas hal itu" ucap Justin
"Viral?"tanya Bianca.
"Papaku yang menangani kasus itu. Apa perlu aku minta anak buah papaku menjagamu disana? Sepertinya kamu butuh itu"ucap Justin.
"Ngga, aku ngga apa apa" Bianca menolak tawaran Justin.
"Hati hati saja." Ucap Justin menatap Bianca. Ia benar benar tampak mengkhawatirkan Bianca.
"Aku ngga bakal mati. Tenang aja" Bianca balas menatap Justin.
"Great answer" Justin tersenyum.
Setelah makan malam mereka lanjut menonton film narnia.
Sebenarnya itu adalah genre film yang Justin sukai.
Mereka sudah menamati series narnia lebih dari 3 kali.Terlihat beberapa kali Bianca memejamkan matanya karena kelelahan.
Dan ia akhirnya benar benar tertidur di bahu Justin.Menyadari Bianca yang sudah tertidur, Justin pun menggendong dan memindahkan Bianca diatas ranjang.
Ia mematikan semua lampu dan juga ikut berbaring di samping Bianca...
Pagi harinya.
Bianca membuka matanya perlahan. Tepat didepan wajahnya terdapat wajah Justin. Ia masih tertidur pulas.Sebenarnya setiap kali melihat Justin ia merasa kesal, marah dan campur aduk lainnya. Namun di satu sisi, Justin selalu bersikap baik padanya.
Tanpa sadar Bianca mulai menyentuh alis, hidung hingga pipi Justin.
Ia tahu Justin bertindak hingga sejauh ini dikarenakan ia butuh perhatian yang selama ini tidak ia dapatkan dari kedua orang tuanya."Good morning honey" ucap Justin dengan suara serak khas bangun tidur.
Melihat Justin yang sudah terbangun dari tidurnya,buru buru Bianca bergegas bangkit dari posisinya namun Justin berhasil menahan tubuh Bianca dengan menindihkan kaki dan juga tangannya diatas tubuh Bianca.
"Mau kemana??" Tanyanya"Mau bangun, mau mandi" balas Bianca.
"Ini kan hari libur. Libur kuliah dan juga harusnya libur mandi" ucap Justin.
"Ngga ada ya libur mandi" Bianca memukul lengan Justin yang masih menimpa dadanya.
"Apa mau mandi bareng?" Tanya Justin yang mulai kembali menggoda Bianca.
"Ngga, ngga mau. Awasin tangan kamu beraaat" ucap Bianca.
Justin mengabaikan ucapan Bianca dan justru mencium pipi kanan dan kiri Bianca.
"Justin??" Bianca menatap tajam Justin
"What?" Tanya Justin kemudian dilanjut mencium area leher Bianca lalu di akhiri dengan ciuman di bibir.
"Kali ini mau posisi apa? Kamu yang di atas atau kamu yang di bawah?" Tanya Justin to the point.
"Ngga. Kalau kamu macem macem aku bakal teriak" ucap Bianca.
"Silahkan" ucap Justin menantang balik Bianca.
Namun ketika Bianca sudah berancang ancang untuk berteriak, Justin langsung mencium bibir Bianca dengan bar bar dan brutal.
Tidak dapat dipungkiri, Akhirnya Bianca juga terbawa suasana dan mengikuti alur yang Justin mainkan pagi ini.
Sungguh tidak dapat diduga bukan?.
I'll be back soon
Lopyu
Mwah 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma Darkside
Fanfic☆Cerita ke 5 Kita duduk bersebelahan, namun sepertinya aku terlalu asing bagimu. atau.. mungkin aku yang tidak terlihat? Now, I'll call you a memory - Nathan 07 Juni 2024 🖊