sign

205 23 2
                                    

Thanks buat vote ygy.

Enjoy~
















































Sebenarnya jauh dari lubuk hatinya yang terdalam, Bianca sangat takut dengan tindakan yang ia lakukan ini.
Namun mau bagaimana lagi.
Ia adalah satu satunya cara untuk mengalihkan perhatian Justin untuk saat ini.

"Berikan padaku pisau itu" ucap Justin seraya menjulurkan tangan kanannya

"I told you to stop, there" Bianca melangkah mundur.

"Okay I'll stop. But, dont do that please" ucap Justin

"Justin? Mau sampai kapan lu bertindak sejauh ini? Permintaan gue tidak terlalu sulit kan? " ucap Nathan yang kini berdiri disamping Bianca

"Stop, singkirkan pisau itu sekarang" ucap Nathan pelan pada Bianca

Bianca menuruti ucapan Nathan dan memilih untuk berdiri dibelakang Nathan.

"Atas dasar apa lu ngomong hal yang seharusnya tidak mau gue dengar tadi? Papa gue nyerahin diri ke kantor polisi? Are you kiddin me?"tanya Justin

"Lu mau dengar sekarang? Padahal jawabannya mau gue taro di ending nanti" balas Nathan lalu ia tersenyum.

"Sekarang gue bener bener nahan mulut gue buat ngga ngomong kasar ke lu. Tapi jangan salahkan gue, kalau gue ngga bisa nahan pukulan gue ke lu" ucap Justin

Nathan melirik ke arah Bianca yang masih berdiri di belakangnya.
"Okay waktu sudah habis. Ayo kita pergi"ucapnya

Nathan mengisyaratkan agar Bianca memasuki mobil.

"Gue rasa cukup buat lu untuk ngeliat dia" ucap Nathan pada Justin

"Gue minta lu buat nyerahin Bianca ke gue!! Kenapa lu bawa lagi ha?!" Tanya Justin

Nathan menggendikan bahunya, lalu ia memasuki mobilnya dan menancap gas untuk meninggalkan tempat itu.

"HAAAAAAAA!!!!" Justin menendang batu yang berada didepannya karena rasa kesalnya sudah memuncak.













Seperti ucapan Rendy sebelumnya.
Nathan kini membawa Bianca kerumah masa kecilnya dulu.
Karena untuk saat ini Justin sudah mengetahui alamat rumahnya yang sekarang.

Bianca melihat ke sekeliling rumah masa kecil Nathan tersebut.
Walaupun sudah lama tidak dihuni, namun rumah ini selalu dibersihkan secara rutin.

"Siniin" Nathan menjulurkan tangannya

"Apa?" Tanya Bianca

"Pisau yang kamu bawa tadi"ucap Nathan

Bianca pun menyerahkan pisau tersebut, ia bahkan hampir lupa jika ia membawa benda tajam itu.

"Lain kali aku akan menghukummu jika kamu membawa benda lain kerumahku." Ucap Nathan lalu turun dari mobil

Bianca menghembuskan napasnya.
Hampir saja pikirnya ia akan melihat Nathan mengamuk dihadapannya.
Buru buru Bianca mengikuti Nathan memasuki rumah tersebut.

Ketika berada di dalam rumah Nathan, Bianca langsung disuguhkan dengan penampakan kepala rusa yang sudah diawetkan yang menempel di dinding ruang tamunya.
"Ini kalau tengah malem hidup ngga sih?"gumamnya

"Ngga, dia uda ada disana sebelum aku lahir"balas Nathan yang ternyata mendengar ucapan Bianca tersebut.

"Kamu mau tidur dimana? Di kamarku atau dikamar orangtuaku?" Tanya Nathan

"Di kamar orang tua kakak aja. Yakali aku tidur sekamar sama kakak" balas Bianca

"Okay, itu kamarnya" ucap Nathan lalu menunjuk kamar orang tuanya tersebut.

"Okay, selamat istirahat kak" ucap Bianca kemudian berjalan menuju kamar yang ditunjuk oleh Nathan

Namun ketika baru saja Bianca membuka pintu kamar tersebut, lagi lagi Bianca dibuat terkejut dengan adanya kepala rusa. Bukan hanya satu, namun dua sekaligus.
Dan disana juga terdapat kelelawar yang berukuran jumbo yang diawetkan.

Tanpa pikir panjang, buru buru Bianca menutup pintu kamar tersebut dan mengurungkan niatnya untuk tidur disana.
"Aku tidur di kamar kakak aja deh, terus kakak yang tidur di kamar orangtua kakak" ucapnya

Nathan menggelengkan kepalanya
"Aku ngga bisa tidur disana, aku masih bisa mencium aroma orangtuaku disana. So thats why" balasnya.

"Iya juga sih" gumam Bianca
"Terus aku tidur dimana?" Tanya Bianca

"Bareng aku" ucap Nathan kemudian berjalan menuju kamarnya yang diikuti oleh Bianca

Di dalam kamar Nathan semuanya tampak normal. Tidak ada benda benda aneh seperti yang terdapat pada ruang tamu dan juga kamar orangtua Nathan

"Kamu Mau mandi duluan atau aku yang duluan?" Tanya Nathan

"Tapikan kita ngga bawa pakaian ganti kak" balas Bianca

"Pertanyaannya, kamu mau mandi duluan atau aku yang duluan? Soal pakaian ganti, kamu bisa pakai pakaianku dulu. Aku punya banyak dilemari" ucap Nathan

"Yauda aku duluan" Bianca pun melengos pergi menuju kamar mandi dan menguncinya.

Hingga beberapa menit kemudian

Tok..tok..tok..

Nathan mengetok pintu kamar mandi.
Dan pintu tersebut terbuka dengan hanya tangan kanan Bianca yang keluar untuk menerima handuk dan juga pakaian yang akan diberi oleh Nathan
"Makasih kak"ucapnya lalu setelahnya ia kembali menutup pintu kamar mandi.

Terlihat Nathan menghembuskan napasnya lalu ia mengelus dadanya.
Ia mungkin bisa tampak tenang, namun nyatanya jantungnya berdegup kencang.
Bagaimana tidak, jika saat ini ia dihadapkan dengan wanita yang bahkan sebelumnya ia tidak pernah berkencan.
Tidak dipungkiri, dibalik sikap dinginnya ia memiliki sisi yang hangat.





























I'll be back soon

Lopyu
Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang