Thanks buat votenya ygy
Enjoy~
Keesokan paginya
Baru saja tiba di kantor, papa Justin sudah melihat kehadiran Nathan di kantornya."Hey kamu lagi? Gimana kuncinya sudah ketemu?" Tanya papa Justin
"Eh Bapak. Bapak rajin banget pagi pagi uda di kantor gini" ucap Nathan
"Iya dong. Kan tugas polisi harus mengayomi dan menjaga masyarakat" ucap papa Justin.
"Ppfftt.. " Nathan terkekeh mendengar jawaban papa Justin
Melihat respon dari raut wajah Nathan. Seketika papa Justin merasa ada yang aneh.
"Sebenarnya apa tujuan kamu datang kesini?"tanyanya"Mau menyapa bapak aja. Kebetulan aku lagi ngga ada jadwal kuliah" ucap Nathan sambil melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.
"Apa sebelumnya kita pernah bertemu? Maksud saya, pertemuan selain dikantor ini" tanya papa Justin
Perlahan senyum terukir dibibir Nathan.
"Anda ingin terlebih dahulu berkenalan dengan saya?" Ia menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan papa JustinPapa Justin menyambut uluran tangan Nathan tersebut.
Dan ia menatap Nathan sambil mengingat ingat tentang siapa sebenarnya laki laki ini."Langsung saja ya pak. Saya sebenarnya kurang pandai berbasa basi. Saya mengingat betul siapa bapak. Dan saya juga mengenal anak bapak." Ucap Nathan
"Iya?" Papa Justin menatap heran.
"Walaupun kejadian itu sudah lama. Tapi saya masih mengingat kalau bapak yang menabrak kedua orang tua saya hingga meninggal dunia. Dan parahnya lagi, kasus itu seakan tenggelam oleh kasus yang lain" ucap Nathan
Papa Justin mengingat kejadian lampau yang dimaksud oleh Nathan.
Seketika raut wajahnya berubah menjadi cemas dan gelisah.
"Kamu butuh berapa? Katakan sekarang" ucapnya"Hh.. ternyata benar. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Anda benar benar mirip dengan anak anda, Justin" balas Nathan
Tampak papa Justin menatap ke arah sekitar untuk memastikan jika tidak ada satupun orang yang mendengar pembicaraan mereka.
"Jika kamu meminta saya untuk menyerahkan diri, saya tidak bisa melakukan itu. Posisi saya tidak serendah yang kamu pikirkan" ucapnyaNathan tersenyum dan juga menatap kearah sekitar seperti apa yang papa Justin lakukan sebelumnya.
"Anda yakin?"tanyanya"Cukup!! Berhenti bermain main dengan saya. Level kita berbeda. Sekarang saya minta kamu pergi dari sini tanpa menyebabkan keributan"ucap papa Justin
Nathan menganggukan kepalanya.
"With ma pleasure" setelah mengatakan itu Nathan pergi dari sana.Dilain tempat
Justin menatap Bianca yang tertidur pulas.
Ia menyadari jika akhir akhir ini Bianca sangat membencinya.
Terlebih lagi ia juga merasa jika memang Nathan benar benar sudah mengambil posisinya di hati Bianca.Tok..tok..tok
Rendy masuk sambil membawa semangkuk sup yang ia buat tadi di dapur.
"Ini nanti kalau Bianca bangun, lu kasih ke dia. Soalnya dia ngga bakal mau turun untuk makan" ucapnya lalu meletakkannya diatas meja"Sorry buat kejadian kemarin" ucap Justin tanpa menatap Rendy karena ia masih sedikit gengsi
"Lu baru ngerasa bersalah sekarang? Okay gue maafin. Tapi kurang kurangi emosi lu itu. Gue takut jika suatu hari justru lu bisa melampiaskannya ke Bianca" setelah mengatakan itu Rendy kembali pergi meninggalkan kamar tersebut.
Justin mendekat kearah ranjang Bianca dan kemudian ia memegang tangan kanan Bianca.
"What should I do?"ucapnya
Ia mengecup kening Bianca lalu mencium kedua pipi Bianca dan ketika ia ingin mencium bibir Bianca, ia mengurungkan niatnya itu.
Ia menaikan selimut Bianca hingga menutupi dadanya,lalu pergi dari sana.Perlahan Bianca membuka kedua matanya.
Sedari tadi ia hanya berpura pura tidur untuk menghindari dialog diantara dirinya dan Justin.
"Kali ini aku ngga bakal terperdaya lagi"gumamnya.Rendy kembali memasuki kamar Bianca, ia mendapati jika Bianca sudah dalam posisi duduk diatas ranjangnya.
"Capek ya pura pura tidur tadi?" ucapnya sambil meletakan segelas air putih di dekat sup yang tadi ia bawa."Seharusnya kamu ketuk pintu dulu sebelum masuk" ucap Bianca
"Uda tuh. Kamunya aja kali yang ngga denger" balas Rendy lalu pergi meninggalkan Bianca.
Jika ia mengetahui Bianca pura pura tidur tadi, lantas apakah ia akan memberitahu Justin tentang hal itu?
Demi menghargai Rendy, Bianca pun memakan sup diatas meja tersebut.
Rasanya sangat enak dan lezat.
Bahkan Bianca bisa menghabiskan sup itu lebih cepat dari biasanya.
Itu karena dia merasa lapar.Lalu setelahnya ia keluar dari kamarnya untuk mencuci mangkuk dan juga gelas yang ia gunakan barusan.
Sesampainya di dapur ia melihat Justin yang buru buru menyembunyikan tangannya dibelakang.
"Kamu baru bangun?"tanyanya"Iya" balas Bianca
"Kamu ngapain disitu?"tanya Bianca melihat gelagat aneh dari Justin.
"Ngga, abis minum aja" balas Justin
Bianca melihat jika ada tetesan berwarna merah dari belakang punggung Justin.
Itu tampak seperti darah?
Buru buru Bianca berjalan menghampiri Justin dan menarik tangan Justin.
Ternyata jari telunjuk Justin terluka.
Sepertinya ia tersayat pisau cukup lumayan dalam.
"Gimana sih? Kan uda sering aku bilang, kalau lagi pakai pisau itu harus jaga jarak sama jarinya"ucap Bianca lalu mendekatkan jari telunjuk Justin pada wastafel untuk mencuci lukanya."Aku mau ngupas buah untuk kamu" ucap Justin
Mendengar ucapan Justin seketika Bianca menghentikan mencuci luka Justin ia beralih untuk mengambil kotak p3k yang menempel di dinding dapur.
Walaupun ini bukan luka yang serius, tapi tetap saja harus diobati.
Dengan cekatan Bianca mengobati luka sayatan itu dan diakhiri dengan ditutup oleh perban luka berwarna coklat.
11 hari ngga update,
Balik balik bawa 3 cerita wkwk
Btw im not okay 🙂Sehat sehat ya kalian semua
Lopyu
Mwah 🫶

KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma Darkside
Fanfiction☆Cerita ke 5 Kita duduk bersebelahan, namun sepertinya aku terlalu asing bagimu. atau.. mungkin aku yang tidak terlihat? Now, I'll call you a memory - Nathan 07 Juni 2024 🖊