whats that?

654 49 3
                                    

Thanks buat votenya ygy.

Enjoy~




























Keesokan paginya.
Bianca mencari dan menebak hal apa yang akan terjadi dihari ini.
Namun ia merasa lega dan bersyukur hingga sesampainya dikelas semua baik baik saja.

"Aku ngga ngerti tugas kemarin, boleh nyontek?" Siren memasang wajah melasnya.

Seperti biasa Bianca memberikannya begitu saja secara cuma cuma.

"Bi, aku juga mau yaa" tiba tiba saja Iqbal ikut duduk didepan Bianca dan menyalin tugasnya.

Hal ini menjadi sudah biasa terjadi dikelas.

"Aku mau ke toilet bentar" Bianca bangkit dari posisinya dan meninggalkan kelas.

Ia menuju toilet yang berada di paling ujung gedung kampus itu. Sebab ia menghindari perkumpulan mahasiswa yang terkadang suka cat calling padanya.

Ketika ia selesai dengan urusannya, ia kembali hendak menuju kelas.
Namun matanya tidak sengaja melihat ke arah Nathan yang tampaknya dengan santai berjalan meninggalkan area belakang gedung dengan noda merah?
Apa itu darah?
Noda merah itu terdapat pada kemeja putih dan juga kedua tangan Nathan.

Bianca yang penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk menuju belakang gedung untuk melihat apa yang barusan saja terjadi disana.
Sebab akhir akhir ini ia selalu berpikir negatif tentang kepribadian Nathan. Dan kali ini ia harus membuktikan tentang siapa sebenarnya Nathan.

Sesampainya dibelakang gedung tatapan mata Bianca langsung tertuju pada seekor kucing yang sudah berlumuran darah diseluruh tubuhnya. Dengan cepat, Ia berlari menuju kearah se ekor kucing tersebut.

Bianca mengamati pergerakan badan dari napas seekor kucing tersebut, sebab ia terlalu takut untuk memegangnya.
"Apa dia psikopat? Dia bunuh anak kucing ini?" Ucapnya

"Anak kucing itu belum mati" ucap seseorang dari belakang Bianca.

Bianca yang terkejut karena tiba tiba mendengar suara yang tidak asing pun seketika kembali bangkit dan membalikkan badannya.

"Dia masih bisa hidup, walaupun kecil kemungkinannya" ucap Nathan

Bianca mundur selangkah karena saat ini benar benar merasa Nathan terlihat begitu berbahaya.

Nathan berjalan untuk mendekat ke arah Bianca.
"Memangnya apa yang kamu pikirkan tentangku? Sepertinya kamu benar benar penasaran" ucapnya.

"Kakak itu mencurigakan! Semua orang pasti berpikiran sama denganku saat ini" balas Bianca.

"Memangnya apa yang kamu pikirkan tentangku? Hm?" Nathan mengulang pertanyaannya.

"Pakaian kakak penuh sama noda darah dan juga tangan kakak.. ya pokoknya kakak mencurigakan" ucap Bianca.

"Pakaian ini? Aku tidak sengaja mengenai darah kucing itu ke pakaianku. Aku membawanya dari depan kampus dan memindahkannya kesini untuk menghindari pertanyaan serupa yang kamu tanyakan sekarang" jelas Nathan.

Nathan mengeluarkan perban, betadine dan alkohol untuk membersihkan luka kucing tersebut.
"Kucing ini tertabrak mobil"ucapnya.

Dengan cekatan Nathan menangani kucing tersebut.
Sementara itu Bianca hanya menatap dan lagi lagi haruskah ia menepis dugaan untuk mempercayai ucapan Nathan?

"Apa.. kucing itu masih hidup?" Tanya Bianca yang mulai penasaran dan mendekat kearah Nathan.

Nathan menolehkan kepalanya dan sedikit mendongak untuk menatap lawan bicaranya.
"Tentu. Tidak ada alasan untuknya mati dalam keadaan seperti ini. Aku sudah mengobatinya" ucapnya.

Setelah selesai menangani kucing tersebut Nathan kembali bangkit dari posisinya.
"Kamu juga mau aku obati?" Ucapnya seraya menunjuk ke area leher Bianca yang kemerahan. Sebenarnya posisinya tertutup oleh rambut panjangnya, namun mata Nathan dapat menangkap itu dengan baik.

Oh iya.. kemerahan yang terdapat di area leher Bianca itu bukan lah luka atau memar yang disebabkan oleh suatu benda atau pukulan.
Namun itu adalah ulah Justin kemarin.
Thats right, kissmark.

Mendengar ucapan Nathan, buru buru Bianca menutupi kemerahan yang ada di lehernya dengan serapi mungkin.

Nathan tersenyum melihat ulah Bianca.
"Pacarmu yang melakukannya?" Tanyanya.

Bianca menggelengkan kepalanya.
"Ah.. aku mau balik ke kelas. Semoga kucingnya cepet sembuh ya kak" setelah mengatakan itu Bianca membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Nathan.

"She is so cute" gumam Nathan seraya terus menatap kepergian Bianca.












..














Kelas sudah berakhir.
Dan seperti biasa Bianca berjalan untuk menuju kostan nya, namun sesampainya di persimpangan. Ia sudah tidak melihat lagi garis polisi yang membentang.
Ia justru melihat motor sport berwarna hitam dan juga seorang laki laki yang sedang menatap kearah lokasi kejadian tersebut.

Bianca berjalan mendekati laki laki tersebut hanys untuk memastikan jika..
"Kak Nathan?" Ucapnya.

Nathan melepas helm yang ia kenakan dan menatap Bianca.
"Sepertinya mereka sudah menangkap pelakunya" ucapnya.

Dan tiba tiba saja Nathan terkekeh.
"Tapi bukannya lucu ya? Apa mereka benar benar menangkap pelaku yang sebenarnya" ucapnya.

"Ha?" Bianca menatap aneh pada Nathan. Apakah perkataan tersebut pantas diucapkan olehnya tepat dilokasi pembunuhan ini? Begitulah pikir Bianca.

Berselang beberapa waktu kemudian mobil hitam berhenti tepat dibelakang motor sport milik Nathan.
Dan bisa dilihat jika itu adalah Justin.
Kini Justin berjalan menuju Bianca.

Terlihat Bianca mulai cemas dan bergeser untuk menjaga jaraknya dengan Nathan, sebab ia tahu betul bagaimana tempramen Justin jika melihatnya dekat dengan laki laki lain.

"Whatcu doin?" Tanya Justin to the point.

"Hm??" Bianca bingung harus menjawab utu.

"Its okay" gumam Nathan melirik kearah Bianca.

Justin menatap tajam Nathan, begitu pula sebaliknya.

"Who are you?" Tanya Justin

"Nathan. Nice to meet you" balas Nathan diakhiri dengan senyum.

"Honey, apa yang sedang kamu lakukan disini dengannya?"tanya Justin, namun pandangannya tetap menatap tajam ke arah Nathan.

"Aku.. aku kebetulan lewat dan ber pas pasan dengannya"ucap Bianca terbata bata.

"Kenapa? Kamu ngga percaya ucapan pacarmu sendiri?" Tanya Nathan.

Justin mengabaikan pertanyaan Nathan dan memegang tangan Bianca dan menariknya menuju mobil.

"Hey dude! Seperti itu caramu memperlakukan pacarmu?" Ucap Nathan.

Justin membalikan badannya karena merasa kesal dengan ucapan Nathan.
"Shut up, Do your thang" balasnya.

"Soal tanda yang lu kasih di.." Nathan mengarah pada leher Bianca

"So bad." Lanjut Nathan.

Justin yang merasa kesal ingin menghampiri Nathan, namun berhasil ditahan oleh Bianca.
"Uda ayo pulang"ucapnya sambil memegangi lengan kanan Justin.

Justin menghela napasnya kasar dan menuruti Bianca.
Mobil mereka melaju meninggalkan Nathan disana.






























I'll be back soon

Nathan itu punya dunianya sendiri ygy.
Yang tadinya ikutan haha hihi, bisa tuh dia tiba tiba diem kayak ngga mood semangat hidup gitu 🤣🤣
Masih lama ya september :)


Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang