take her back?

230 25 1
                                    

Thanks buat votenya ygy
Mau nanya guys, emang wattpad kaga bisa ngirim pesan/chat?
Apa kudu premium dulu? 😂

Enjoy ~




































Sebelum tidur Bianca melirik kearah sebelah ranjangnya.
Ia melihat Nathan sudah tepar.
Dan seperti biasa, Nathan tidur hanya menggunakan boxer hitamnya saja.

Lagi lagi ia teringat dengan adegan yang terjadi antara dirinya dan Nathan.
Ntah mengapa senyum tipis terukir di bibirnya.

Ingin rasanya ia merapikan rambut yang menutupi mata Nathan, namun ia mengurungkan niatnya itu. Karena ia tahu jika Nathan sensitif terhadap suara dan sentuhan.
"Good night" ucapnya pelan, hampir seperti berbisik. Lalu ia pun memejamkan kedua matanya.

"Good night" balas Nathan tanpa membuka kedua matanya.

Seketika Bianca kembali membuka mata dan menatap ke arah Nathan.
"Tadi barusan dia juga bilang 'good night' kan?" Batinnya

"Kayaknya aku halu deh karena uda ngantuk banget" ucap Bianca lalu kembali menutup kedua matanya.














..


















Keesokan paginya.
Bianca masih belum diperbolehkan untuk masuk.
Bisa dibilang ia harus benar benar sembuh total dulu.
Sementara Nathan ia tetap masuk karena hari ini kebagian kelompoknya yang harus presentasi.

Demi mengisi kekosongan waktunya, Bianca memberi makan ikan milik Nathan yang berada di aquarium.

Ditengah tengah kegiatannya itu, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.
Bianca mengira itu Nathan yang mungkin saja ada barang yang tertinggal, maka buru buru ia berlari untuk membukakan pintu tersebut.

Namun seketika senyumnya menjadi pudar ketika ia melihat Justin yang sudah berada di depan pintu dengan kedua tangan yang dilipat didepan dadanya.

"Miss me?" Tanya Justin

Perlahan Bianca melangkah mundur lalu setelahnya ia berlari untuk menghindari Justin.
Namun lain halnya dengan Justin, ia tampak lebih santai dan menutup pintup lalu menguncinya.
Ia tahu, Bianca tidak akan bisa kabur atau pun pergi dari sini.

"Honey. Aku kecewa, seharusnya kamu menyapaku dengan baik." Ucap Justin sambil membuka satu persatu pintu ruangan dirumah tersebut untuk menemukan tempat persembunyian Bianca.

"Ayo pergi dari sini. Aku akan memaafkanmu untuk hal ini dan aku berjanji tidak akan menghukummu" ucap Justin

"Bianca!!" Kini Justin menaikkan nada bicaranya. Terlalu sabar baginya dengan tingkah Bianca yang terus menghindarinya.

"Aku tidak akan menyakitimu. Soal wanita yang tempo hari mengaku tentang ia hamil anakku, that is such bullshit. She is such a liar" ucap Justin

Sementara itu Bianca menutup mulut dengan kedua tangannya karena ia takut Justin akan menemukannya sekarang.

Justin melihat jika pintu lemari pakaian tidak tertutup sempurna, seketika itu pula tampak senyum di bibirnya.
Dengan gerakan cepat ia membuka pintu lemari pakaian tersebut.
Dan benar saja di sana terdapat Bianca yang duduk ketakutan.
"I miss you" ucapnya.

Bianca menggelengkan kepalanya.
Buru buru Bianca bangkit dari posisinya untuk melarikan diri dari Justin.
Namun tampaknya kali ini Justin bertekad tidak akan melepaskan Bianca dengan alasan apapun itu.
"Ayo kita pergi dari sini tanpa membuat keributan" ucap Justin, ia memegang erat pergelangan tangan kanan Bianca

"Aku ngga mau. Aku mau tetap disini" balas Bianca

"Apa yang kamu cari dari laki laki sialan itu?" Tanya Justin

"Berhenti menyebutnya seperti itu. Dia jauh lebih baik dari kamu" balas Bianca

Mendengar ucapan Bianca, disaat itu juga Justin semakin mencengkram pergelangan tangan Bianca dengan erat.

"Akh! Justin ini sakit" Bianca meringis kesakitan

"Ikut aku sekarang" Justin menarik Bianca pergi dari sana.
Dengan sekuat tenaganya Bianca mencoba untuk melepaskan dirinya dari Justin, namun semuanya itu dirasa sia sia saja. Mengingat tenaga Justin jauh lebih besar darinya.

Justin meminta Bianca untuk masuk mobil nya.
Di dalam mobil ternyata bukan hanya ada mereka, namun juga ada Robby dan Danny.

"Hai Bianca. Long time no see" ucap Robby.

"Are you okay?" Tanya Danny.

Bianca mengabaikan kehadiran mereka berdua dan menatap kearah luar jendela.

"Pakai sabuk pengamanmu" ucap Justin

Lagi lagi Bianca mengabaikan ucapan Justin dan terus saja menatap kearah luar jendela.
Melihat tingkah Bianca yang terus saja mengacuhkannya, Justin pun akhirnya memakaikan sabuk pengaman Bianca.
"Setidaknya kalau kita kecelakaan, kamu harus tetap selamat" ucapnya.

"Lets go brotha!" Ucap Robby dan Danny kompak.

Justin pun menancap gas dan pergi dari kediaman Nathan.














..















Sedari tadi Nathan tampak gelisah.
Ia sedari tadi mengecek arlojinya.
Rasanya ia ingin buru buru pulang.
Seperti ada yang mengganjal dalam hatinya.

"Kak. Bianca ngga masuk lagi?" Tanya Rendy yang berpas pasan pada Nathan

"Kalau dia sudah sepenuhnya sembuh, dia akan masuk. Mungkin besok" balas Nathan

"Tapi.. Bianca aman kan kak?" Tanya Rendy

"Aman" balas Nathan

"Okay deh kak" setelah mengatakan itu Rendy pun hendak kembali ke kelasnya namun tiba tiba saja Siren datang sambil tergesa gesa

"Kak kak kak. Barusan Justin chat aku. Katanya sekarang Bianca ada sama dia" ucap Siren

"What?" Nathan tampak terkejut.

"Lah gimana ceritanya Justin bisa sampai tau rumah kak Nathan yang lama?" Tanya Rendy

"Lu lupa kalau papa nya orang berkuasa? Lu punya uang, lu punya kuasa. Lupa lu? " tanya Siren

"Terus gimana dong ini kak?" Tanya Siren

Tampak Nathan seperti berpikir.
Ia harus melakukan sesuatu untuk kembali membawa pulang Bianca.

"Ini bakal sulit sih" ucap Rendy

"Setuju gue. Ini bakal sulit karena dia di back up sama orang berkuasa. Sedangkan kita ngga" ucal Siren.

"Sebaiknya sekarang kalian kembali ke kelas. Aku akan memikirkan langkah kedepannya." Setelah mengatakan itu Nathan pergi meninggalkan Siren dan juga Rendy.

Justin lagi lagi sekarang berada diatas angin.
Bagaimana caranya agar ia kembali runtuh?
Bahkan, papanya juga tidak dapat tersentuh oleh siapapun.
































Ada cerita baru nanti bocoran PU nya Welber.

Lopyu
Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang