wysh

248 22 4
                                    

Thanks buat votenya ygy.
Besok 17 agustus guys!
Yeay 🫶

Enjoy~



































Justin baru saja kembali dari luar. Ia melihat hanya ada Robby dan Danny di ruang tamu.
Tidak dengan Rendy dan Bianca.
"Dimana Bianca?"tanyanya

Danny menunjuk ke arah kamar sebagai jawabannya.

"Rendy?" Tanya Justin lagi

"Lagi beli ramen katanya di ujung jalan sana" Balas Robby.

Justin menghela napasnya lega.
Buru buru ia menuju kamarnya untuk menemui Bianca.
Sesampainya di kamar ia melihat Bianca yang duduk di sofa sambil terus memegangi perutnya.
Dan juga Bianca tampak sedikit pucat.
"Kenapa? Kamu sakit?" Justin menempelkan telapak tangan kanannya pada kening Bianca, namun dengan cepat Bianca menepis tangan Justin.

"Aku ngga apa apa" balas Bianca lalu bangkit dari posisinya. Kini ia menatap kearah luar jendela.

Justin mengingat jika ini tanggal bagi Bianca memasuki masa menstruasinya.
Walaupun agak menyebalkan, Justin ini dapat mengingat betul detail mengenai Bianca.

Justin melangkah menuju nakas dan mengambil alat penghangat disana. Dengan sekali menekan tombolnya alat itu dengan sendirinya akan perlahan berubah menjadi hangat.
"Ini" Justin menempelkan alat itu pada perut Bianca. Sebenarnya sewaktu mereka masih berpacaran, ia selalu melakukan hal serupa untuk Bianca. Itu ia lakukan untuk meredakan nyeri datang bulan pada Bianca.

"Kamu ngga perlu melakukan ini" ucap Bianca.

"Lantas apa aku harus membiarkanmu meringis kesakitan seperti ini?" Tanya Justin.

"Aku bisa memegangnya sendiri" ucap Bianca.

"Aku akan membeli coklat di minimarket. Kamu ada butuh sesuatu untuk di beli?" Tanya Justin

Bianca menggelengkan kepalanya.
Melihat respon Bianca, Justin pun pergi meninggalkan Bianca untuk membeli coklat.
Karena ia tahu jika di masa datang bulannya, Bianca suka memakan coklat.

Dalam diam, Bianca memantau kepergian Justin lalu ia mengikutinya.
Ia memastikan jika Robby dan Danny tidak melihat dirinya yang mencoba untuk melarikan diri sekarang.

She did it!!
Bianca berhasil melewati pintu utama dan ia mengambil arah yang berlawanan dengan Justin.
Justin ke kanan dan ia ke kiri.
Disepanjang perjalanan ia tampak kacau karena merasa panik jika Justin akan berhasil menemukannya.

Bianca terus saja melangkah sambil melihat ke arah belakang. Ia merasa was was jika Justin akan menangkapnya.
Namun tiba tiba saja ia menabrak orang.
Dan bisa ditebak siapa orang yang ditabrak oleh Bianca?
"Kamu mau kemana?"tanya Rendy sambil menenteng plastik berisi makanan yang ia beli tadi.

Seketika Bianca terjatuh karena ia terkejut melihat Rendy yang tiba tiba saja berada di hadapannya.
Ia hendak buru buru bangkit untuk melarikan dirinya, namun sayang Rendy jauh lebih cekatan sebagai tandingannya.

"Lepasin aku Ren, aku mau pulang. Please" ucap Bianca meronta ronta

"Sssttt.." Rendy membekap mulut Bianca agar tidak bersuara.
Namun ntah karena bekapannya terlalu kuat, itu justru menyebabkan Bianca tak sadarkan diri. Ia pingsan karena Rendy

"Aduh?? Bi? Bianca?" Rendy menggoyang goyangkan tubuh Bianca, namun itu tidak berhasil.
Lalu ia membawa Bianca kembali pulang menuju basecamp mereka.

Sesampainya di rumah.
Melihat Rendy menggendong Bianca yang tak sadarkan diri, seketika Justin menatap tajam Rendy.
"Kenapa? Ada apa ini? Bianca kenapa?"tanyanya

"Ini, ini salah gue. Lu bisa marahain gue nanti. Ini gimana cara bikin biar Bianca sadar? Dia pingsan sekarang" ucap Rendy

"Iya lu abis ngapain Bianca sampai dia pingsan gitu?" Tanya Danny

"Gue.. (melirik kearah Justin karena ia pasti akan dimarahi atau bahkan dipukul olehnya)" Rendy benar benar tampak takut sekarang.

"Lu abis ngapain?! Kalau ngomong jangan separoh separoh" Justin mendorong tubuh Rendy hingga ia jatuh terduduk di atas sofa.

"Gue bekap mulutnya" ucap Rendy

"What?!! Are you kiddin me?!" Lalu Justin menarik kerah pakaian Rendy dan menonjok pipi kirinya.

"Sorry Tin. Gue ngelakuin itu karena terpaksa. Gue nemuin Bianca di depan pas gue mau balik abis beli ramen. Gue rasa dia mau coba buat melarikan diri" ucap Rendy

"Ya tapi kenapa harus lu bekap mulutnya?!! Gue ngga terima, lu harus habis di tangan gue sekarang" ucap Justin lalu kembali memukuli Rendy.

Robby dan Danny berusaha untuk memisahkan mereka berdua, namun nyatanya Justin justru semakin menggila.
"Gilak!! Lu gilak!! Habis lu habis lu!!" Justin terus menendang perut Rendy.

"Tin!! Udah!! Lu kenapa sih?!! Kendalikan emosi lu! Gue tanya, siapa sebenarnya disini yang gila sekarang?" Ucap Robby yang berhasil memegang lengan Justin

Sementara itu Danny membantu Rendy untuk bangkit dari posisinya lalu ia mendudukannya kembali di atas sofa.
"Fuxkin trash! Shut up!" Kini Justin yang mendorong Robby hingga punggung Robby menabrak dinding.

"Gilak!! Lu yang gilak!!" Ucap Robby

"What? Once again" Justin menatap tajam Robby

"Hey! Uda dong kalian berdua aduhh.. gue gimana misahinnya ini?? Tangan gue cuma dua" ucap Danny yang kini berada ditengah tengah Robby dan Justin.

"Dont talk to me" setelah mengatakan itu Justin menggendong Bianca untuk membawanya menuju kamar.

Sementara itu Robby dan Danny mengecek kondisi Rendy.
Beruntung Rendy tidak sampai benar benar babak belur karena ulah Justin.
Namun tetap saja, diujung bibir Rendy terdapat luka.



































Selamat liburan buat besok bagi yang mau jalan jalan, ikut lomba dan healing segala jugak

Lopyu

Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang