daisy

249 32 0
                                    


Thanks buat vote ygy.

Enjoy~









































Nathan memainkan jemarinya diatas meja belajarnya.
"Satu..dua..tiga.."gumamnya

Drrttt..
Ponsel Nathan berbunyi menandakan adanya panggilan masuk.
"Halo Nath! Lu dimana? Ini dikampus kita masuk berita, mereka nemuin mayat digedung atas" ucap Matt

Nathan tersenyum mendengar ucapan Matt dari telepon tersebut.
"Itu mayat bukan mayat buat prakter anak kedokteran?" Tanyanya

"Ngga. Bukan ini beda. Lu ngerasa ngga sih kampus kita akhir akhir ini banyak terornya?" Tanya Matt

"Kita tunggu info lanjutannya besok" ucap Nathan kemudian mematikan panggilan telepon tersebut.

"Mereka terlambat 3 menit"gumam Nathan.











..















Sementara itu dilain tempat
Justin tampak gelisah disaat ia menonton acara berita ditelevisinya.
Tentang penemuan mayat dikampus kekasihnya itu.
Berulang kali ia mengecek ponselnya untuk memastikan sesuatu.












..















Keesokan paginya.
Baru saja Bianca memasuki gerbang kampusnya. Pandangan matanya langsung tertuju pads garis polisi yang membentang digedung tepat didepan kelasnya.
"Apa lagi ini?"gumamnya, kemudian ia perlahan melangkah mendekati kumpulan mahasiswa/i yang tampaknya mereka sedang membicarakan kejadian hari ini.

"Ngga tau gue juga kaget anjir" ucap Kevin

"Gue kira ini lagi syuting buat drama kampus" ucap Rendy

"Disini cuma penemuannya aja kan? Kalau sampe meninggal disini juga, fix kampus kita bakal jadi horror si"ucap Gita.

"Biiii, lu baru dateng?? Gue takutt " ucap Siren kemudian memeluk sahabatnya itu.

"Terus kata pihak kampus apa? Kita ngga diliburkan dulu gitu sampai situasi kondusif?"tanya Bianca

"Ngga ada info tuh"balas Rendy

Bianca tak sengaja berpaspasan tatapan dengan Nathan, namun buru buru ia memalingkan pandangannya dari Nathan.
"Kenapa dia selalu muncul dimana mana si, kalau kayak gini kan aku gabisa mikir positive tentang dia" batin Bianca.

"Uda yuk masuk kelas Bi, merinding lama lama disini" Siren menarik lengan Bianca untuk memasuki kelas.











..















Justin mondar mandir tepat didepan pintu kamar papanya.
Ia tidak sendiri, ia ditemani oleh dua orang temannya.

Akhirnya pintu kamar pun terbuka.
Terlihat papa Justin memasang raut wajah marahnya.
Dan ia pun menampar pipi kanan Justin.
"Berulang kali papa bilang, kalau kamu sedang dalam keadaan mabuk jangan menyetir!" Ucapnya

"Maaf pa." Justin menundukkan kepalanya.

"Kalian berdua, apa kalian yakin jika sudah membuang jasad korban ditempat yang sepi?" Tanya papa

"Yakin om"balas Robby

"Iya om"balas Danny

"Tapi bagaimana bisa jasad itu justru ditemukan dikampus pacarnya Justin?!!" Tanya papa

"Sepertinya ada yang memindahkannya kesana om"ucap Danny

Tampak Justin menggigit bibir bawahnya.
Ia panik dengan siatuasi sekarang.

"Jika public tau semua ini, terutama kamu Justin.. karir papa akan hancur karenamu"ucap papa

"Sudah kalian bubar sana, biar saya yang akan urus sisanya"ucap papa kemudian kembali memasuki kamarnya.

"Kayaknya itu mayat sengaja dipindahin kesana ngga sih? Soalnya kan kampus pacar lu akhir akhir ini lagi disorot banget sama media karena banyak kejadian disana"ucap Kevin.

"Sstt!! Udah diem lu berisik! Gue mau berpikir dulu ini gimana caranya biar ini kasus bisa cepat tenggelam" ucap Justin

"Ya lagian lu sih, uda tau mabuk tetep aja ngeyel mau nyetir" ucap Danny

Tiba tiba Justin menarik kerah pakaian Danny
"Ya harusnya kalau lu tau gue mabuk, lu inisiatif kek, apa kek, kok lu malah jadi mojokin gue gini?" Ucapnya

"Hey hey udah guys, udah stop. Jangan berantem disini. Nanti kalau papa Justin ngamuk gue kaga ikut campur ya" Kevin melerai Justin dan Danny

"Ah!" Justin pergi meninggalkan Danny dan Kevin.
Ia dalam suasana hati yang tidak baik. Ia bahkan juga membanting pintu kamarnya.












..














Setelah menyantap makan siangnya.
Bianca menyempatkan diri untuk ke perpustakaan.
Ia mencari buku tentang fotosintesis.
Jika difilm film terdapat adegan dimana perempuan yang kesusahan meraih buku yang berada diatas sana, maka tidak dengan Bianca.
Ia justru menaiki tangga yang sengaja disediakan oleh pihak perpustakaan.
"Nah, ketemu" ucapnya kemudian mencari meja kosong untuk membaca buku tersebut.

Satu persatu halaman sudah ia balik.
Sangat menyenangkan membaca buku seperti ini pikirnya.

"Menurutmu kenapa kita tetap masuk ketika kampus kita ada kejadian seperti ini?"tanya Nathan yang tiba tiba saja duduk disamping Bianca

"Menurut kakak, kenapa pembunuh itu meninggalkan korbannya disini?" Bianca balik bertanya.

"Bagaimana jika sebenarnya pembunuhnya justru orang terdekat?"tanya Nathan

"Hm? Maksudnya?" Tanya Bianca

"Seperti yang kamu bilang, apa mungkin pembunuh berantai itu benar benar berada didekat kita?" Nathan tersenyum diakhir ucapannya

Bianca menutup bukunya
"Kakak tau? Sikap kakak justru yang membuatku takut. Aku selalu berpikir jika kakak turut serta dalam semua kasus yang terjadi akhir akhir ini"ucapnya to the point

"Ppftt!! Seriusan?? Jujur aku mau ketawa sekarang, tapi kita lagi diperpus. " Nathan menahan tawanya. Namun itu justru terlihat seperti ledekan bagi Bianca.

"Ini ngga lucu lho kak"balas Bianca

Nathan mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan Bianca.
"Sepertinya kamu masih berpikiran liar tentangku. Dan.. jika benar aku turut serta seperti yang kamu ucapkan barusan, mungkin dalam waktu dekat kamu adalah korban yang selanjutnya"ucapnya kemudian bangkit dari posisinya.

"Just kiddin" setelah mengatakan itu, Nathan berjalan meninggalkan Bianca yang masih diam seribu bahasa.

Tampak Bianca mencoba menelaah apa maksud dari semua ucapan Nathan padanya.
Apa barusan saja itu sebuah ancaman?




































I'll be back soon

Lopyu
Mwah 🫶

Nathan Tjoe A On - Welcome To Ma DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang