45. Kecelakaan.

1K 198 12
                                    

🦋Happy Reading🦋

"Retisalyaku cukup dalam, saat kembali menggingatmu. Tapi Renjanaku terobati, saat kembali menyebut namamu."

Artinya :

"Luka dalam hatiku cukup dalam, saat kembali menggingatmu. Tapi Rinduku terobati, saat kembali menyebut namamu."



***

Adel dan Gracie sedang menikmati makanannya sambil bercerita. Adel menatap Gracie dengan begitu sangat dalam. Wajah ini yang akan Adel rindukan nantinya. Entah seberapa lama ia akan bertahan. Entah seberapa lama ia akan melihat wajah ini.

Adel tersenyum melihat Gracie, tangannya ia arahkan untuk menggenggam tangan Gracie. Memberi usapan yang lembut. Begitupun Gracie yang menoleh ke arah Adel.

"Apa yang kak Grec suka dari Adel?"

Gracie yang mendengar pertanyaan itu melihat ke arah Adel. Menelusuri setiap inci dari diri Adel.

"Hmm mungkin hidung kamu."

"Kenapa hidung?"

"Bagus aja, mancung."

"Hidung kak Grec juga mancung. Malah bagusan hidungnya kak Grec."

"Kalau kamu. Apa yang kamu suka dari aku?"

"Mata kak Grec bagus. Adel suka banget kalau ngeliat mata kak Grec."

"Kamu mau?"

"Ya enggak lah Kak, mana bisa. Aku enggak mau kakak ngasih apa-apa di aku. Yang harusnya ngasih tuh aku kak."

"Del dalam sebuah hubungan harus ada feedback nya. Kamu terus yang ngasih aku. Aku kapan ngasih kamu."

"Kakak ngasih aku waktu Kakak aja udah berharga banget buat aku."

"Kamu cuma minta waktu? Aku bakalan ngasih seluruh waktu aku buat kamu Del. Selama sisa hidup aku, aku akan terus mencintai kamu. Apapun kondisi kamu."

"Kalau seandainya aku besok mati? Kakak tetep mencintai aku?"

Gracie menghentikan makannya. Lalu mendongakkan kepalanya menatap Adel dengan tatapan yang penuh arti.

"Kok ngomongnya gitu Del?"

"Ya gapapa, pengen tau aja. Kalau Adel mati, kak Grec tetep cinta enggak sama Adel? Kayak sekarang ini!"

"Aku sudah bilang kan! Apapun kondisi kamu, aku akan terus mencintai kamu Del! Mau kamu ada ataupun tidak ada, aku tetep mencintai kamu Del!"

"Makasih ya kak, udah ngasih cinta kakak buat Adel."

"Sama-sama sayang!"

Gracie menatap Adel lalu memegang tangan Adel. Mengusapnya seakan memberi tau Adel bahwa ia tak berbohong dengan ucapannya.

"Yaudah sekarang kita lanjutin makan, keburu dingin."

Gracie dan Adel melanjutkan makan mereka. Di sela-sela itu Gracie selalu bercerita dan Adel yang mendengarkan. Adel menjadi pendengar yang baik untuk Gracie.

Brakkk

Sebuah pintu apartemen terbuka lebar. Adel dan Gracie yang melihat hal itu seketika menoleh dan melihat siapa yang tengah membuka pintu itu. Pasalnya tidak ada yang mengetahui passwod apartemen Gracie kecuali Adel dan Shani.

"Shani!" Kening Gracie mengerut saat melihat Shani yang tengah berada di ambang pintu.

Shani berjalan menghampiri mereka berdua. Dengan wajah yang tak bisa di artikan. Tangannya mengepal sempurna.

Distant feelingWhere stories live. Discover now