10

18.6K 1K 74
                                    

Part 10

Aneh??

HAPPY READING 🙌

*****

Di belakang sekolah Shena menikmati waktu sendiri dengan angin yang berhembus begitu menenangkan untuk siapa saja yang merasakan, menikmati setiap sapuan benda tak berwujud yang menerpa wajah dengan halus. Menciptakan dedaunan yang berserakan berterbangan mengikuti kemana arah angin membawa.

"Shena, bisa kita bicara?" tanya seorang pria tiba tiba, Shena yang tengah menulis alur untuk naskah mendongak menatap pria yang sudah mengangu konsentrasinya. Kavarel? ada apa pria ini tiba tiba mengajaknya berbicara?

"Itu lo udah ngomong."

"Gue serius, maksud lo apa selalu ganggu gue dan Melisa?"

"Ganggu?"

"Gue gak bodoh, gue tau lo emang sengaja ganggu gua dan Melisa. Ingat ya Shena, gue masih baik baik, semakin lo ikut campur, gue gak akan segan segan_"

Bugh

Kavarel terkejut karena serangan tiba tiba Shena, iya perempuan itu yang memukul rahangnya kuat, entah tenaga dari mana karena pukulannya begitu kuat sampai ia merasakan rahangnya sedikit tergeser.

"Gue gak takut sama sekali, mau apa lo? Perkosa gue? Bunuh gue? Lo yang harusnya mati di tangan gue bangsat. Cowo bajingan kaya lo yang harusnya mati. Bajingan yang seenaknya sama perempuan lo pikir lo hebat hah. Sampah. Semua cowo emang bajingan." setelah mengeluarkan seluruh kebencian yang ia pendam terhadap makhluk yang berjenis laki laki, Shena berlalu.

Tolong jangan salahkan Shena yang menganggap semua lelaki di dunia ini sama, karena lelaki cinta pertama yang di sebut ayah saja sudah mencontohkan betapa brengseknya lelaki.

Baru beberapa langkah kakinya meninggalkan belakang sekolah lengannya di tarik hingga tubuhnya menubruk sebuah dada bidang dengan aroma parfum pria yang begitu memabukan.

"Lo tau sesuatu tentang Kavarel?" bisikan suara lembut nan serak itu membuat perasaan Shena kacau, di tambah posisi mereka seperti berpelukan. Seketika ingatanya berputar pada kejadian beberapa hari lalu.

Dalaman bersaku.

Arghhhhh

Pipi Shena seketika bersemu merah, tanda sang empu sedang malu. Astaga ada apa dengan dirinya? Baru beberapa menit lalu Shena merasakan amarah yang berkobar karena kelakuan brengsek Kavarel, tetapi kini ia malah salting tak jelas karena mengingat kejadian beberapa hari lalu. Alkairo brengsek.

Dengan cepat Shena melepaskan diri, menatap Alkairo tak suka. Ia hanya takut ada beberapa orang yang melihat dan salah paham.

"Jawab Shena."

"Gak ada, awas gue mau ke kelas."

"Perkosa? Bunuh? Lo pasti tau sesuatu kan?"

*****

"Kenapa lo, galau?" tanya Nadin melihat Mila hanya diam melamun dengan tatapan kosong. Ughh ia jadi merinding, takut kesurupan.

"Cape gue. Gini ya resiko suka sama cowo yang cewenya di mana mana." ucap Mila dengan parau.

"Ya ampun Mil, sadar heh lo aja bukan siapa siapa berani banget cemburu." ucap Nadin begitu pedas.

"Sakit banget denger lo ngomong. Emangnya gak boleh suka sama orang?"

"Ya tapi galau lo itu gak guna tau gak? Udah tau tuh cowo begitu ya itu konsekuensi lo lah."

"Gue tau konsekuensi suka sama cowo kaya si Regan, gue juga sadar diri kok. Tapi omongan lo itu nyakitin banget asli."

"Udah udah ngapain ribut sih? Emang kenapa lagi Mil, si Regan?" tanya Shena lelah, ia saja saat membaca novelnya sungguh malas ketika alur membahas si playboy Regan, Lah ini malah siaran langsung.

"Dia lagi deket sama si Stephanie yang gak jelas itu." Jelas Mila dengan ogah ogahan.

"Stephanie temen kelas kita?"

"Lo aja kali Na, gue sih ogah ngangep dia teman meski temen kelas."

"Tapi bener dia? Kok bisa?"

"Ya lo kaya gak tau dia gimana? Semua cewe bakal di embat. Nenek gue aja mungkin gak lama lagi di embat." ceplos Nadin

"Hush ah. Di aduin Melisa tau rasa lo." ucap Mila menakuti.

"Eh Mel, lo jangan ember ya?"

"Gimana mau ember aku aja gak berani." jawab Melisa yang sedari tadi hanya diam menyimak."

*****

"Kenapa aku ada di sini?"

"Kamu di sini karena untuk membantu orang orang yang memiliki nasib buruk. "

"Heh Kesara lo tuh harusnya mati."

Bruk
"Akhhhh."

"Shena!!" mereka serempak berteriak melihat Shena tersungkur dengan kerasnya di lantai yang begitu dingin. Seperti biasa sepulang sekolah mereka menggunakan kelas yang kosong untuk berlatih drama.

"Astaga Na, lo gapapa?" tanya Jessy memeriksa kaki Shena yang besar kemungkinan cedera, melihat bagaimana kerasnya perempuan ini di dorong.

Di sini Shena memang menjadi pemeran utama karena berdasarkan voting mereka lebih setuju Shena yang memerankan peran utama, dengan Bara sebagai pasangan.

"Lo bisa main drama gak sih? Gitu aja lo gak bisa. Gimana kalo anak orang kenapa kenapa karena ulah lo." marah Mauren, sudah cukup. Ia benar benar muak melihat tingkah Stephanie yang sangat keterlaluan. Awalnya ia tak terlalu peduli dengan omongan orang tentang Stephanie yang di rumorkan memiliki sikap buruk. Tapi melihat dan merasakan langsung sungguh memuakan.

"Lo gak lupa kan sama perintah bu Susi? Mendalami peran." jawab Stephanie dengan menekan dua kata terakhir.

"Gak gitu juga dong, kalo Shena sampai kenapa napa percuma juga nih drama gak akan jalan." tambah Evan ikut kesal dengan wajah tak bersalah perempuan itu.

"Tau lo. Mendalami peran emang harus tapi gak sekasar itu dong." peran Stephanie itu Antagonis dan ia memang memiliki beberapa scene untuk ribut dengan Shena selaku pemeran utama.

Sedangkan Shena menghela nafas panjang, sedari awal ia memang merasakan ketidak sukaan Stephanie. Tapi ia tak menyangka jika perempuan ini menunjukkan dengan terang terangan.

Namun ia sedikit aneh dengan respon tubuhnya ketika Lova, yang memerankan ibu peri untuk mengarahkan tokoh Kesara jiwa yang tersesat. Entah kenapa tubuhnya begitu lemas, kini energinya seperti terkuras habis. Aneh ini benar benar aneh, sampai netranya mulai mengelap, hal terakhir yang ia tangkap hanya seruan teman temanya yang berteriak panik.

*****


Ayoo guys jangan lupa vote dan komen 🥰🥰🤍🤍

TRANSMIGRASI?? (TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang