18

16.9K 1K 71
                                    

Part 18

Terbongkar

HAPPY READING 🙌

*****

"Jadi lo tunangan si Al?" Reghina menerobos masuk.

"Sumpah anjir? Kok bisa?" tanya Regan speechless, ralat bukan ia saja lebih tepatnya, yang lain pun sama. Kaget, bingung, tak percaya. Semuanya tercampur.

"Kakak bercanda kan?" ruangan itu seketika senyap, mereka memandang Nasya. Ya semua orang juga tau bahwa Nasya menyukai Alkairo sedari dulu.

"Kita memang udah tunangan dari kelas 10, tapi ini cuma perjodohan keluarga. Gue atau pun Alkairo sama sama gak menginginkan hubungan ini." jelas Shena, ingin mengelak tapi sudah tertangkap basah.

"Na? Lo serius?" tatapan Mila jelas mengisyaratkan rasa kekecewaan yang mendalam, begitu pun Nadin. Jelas siapa yang tak kecewa? Bersahabat hampir 6 tahun, dan temannya ini menyembunyikan hal yang begitu mengejutkan, setidak penting itu kah persahabatan mereka bagi Shena?

"Na? 6 tahun kita deket, bisa bisanya lo nyembunyiin ini selama 3 tahun? Sumpah?" kekeh Nadin gentir.

"Gu_gue bukan gak mau kasih tau kalian, cuma menurut gue ini gak terlalu penting, pertunangan ini gak resmi karena kita sama sama gak mau_"

"Siapa yang gak mau?" di tengah keadaan memanas Alkairo tiba dengan rasa marah yang coba ia tahan, Alkairo memang tak bersama mereka karena ia mampir terlebih dahulu ke restoran yang menyajikan bubur ayam, karena Sani mengatakan bahwa Shena begitu menyukai bubur ayam baik sedang sehat mau pun sakit.

"Lo yang dari awal suka sama gue. Gak usah munafik."

"Al sabar Al, tahan emosi lo." Bumi berusaha menenangkan Alkairo yang begitu emosi, dan untuk pertama kalinya mereka melihat Alkairo seperti ini, lelaki yang selalu tenang dan tak peduli dengan sekitar, tak mengambil pusing segala hal. Kini terlihat begitu marah.

"Lo yang dari awal suka gue Shena, dan akhirnya gue mencoba suka sama lo. Dan sekarang, bisa bisanya lo bilang?"

"Kita keluar dulu, kalian selesai kan urusan kalian tanpa ribut. " instruksi Semesta. Menurutnya ini bukan hal yang patut dipertonton kan, pembahasannya terlalu privasi.

*****

"Buat kalian berdua gue ngerti yang kalian rasain, gue dan yang lain juga sebagai temen deket si Al sama_bahkan kita udah dari kecil deket. Tapi coba kita ngertiin dia, gak semua hal harus diceritakan, bukan? Mereka mungkin butuh privasi." jelas Semesta panjang lebar, meski pun ia juga sedikit shock dengan pengakuan Shena tadi, tapi ia berusaha memikirkan dari sudut lainya.

Sedangkan Mila dan Nadin hanya terdiam, rasanya sulit bagi mereka untuk menerima, bagaimana pun makhluk seperti perempuan itu begitu sensitif, mereka tak bisa seperti laki laki yang bisa menerima dan tak terlalu ambil hati. Perempuan tetap lah perempuan, semua hal tak bisa di kalahkan dengan logika.

Sedangkan Melisa terdiam, melihat respon Mila dan Nadin membuatnya resah, jangan lupakan ia juga menyimpan rahasia. Apakah ia jujur saja? Lagi pula mereka tak seperti yang pikiran buruknya bayangkan.

"Nia aku pulang dulu yah." tanpa menunggu balasan, Nasya berlalu pergi. Sekarang ia butuh memperbaiki hatinya yang berantakan akibat fakta mengejutkan ini.

"Nasya! Tunggu ih!!" Dunia yang ingin beranjak ditahan Semesta.

"Kamu biarin dia sendiri dulu, dia butuh waktu." cegah Semesta menarik sang kekasih agar kembali ke posisi semula.

"Tapi dia kasian kak, setahun ngejar kak Al." lirih Dunia tak tega, ia selalu melihat keantusiasan Nasya jika menceritakan perjuangan perjuangannya untuk mendapatkan hati Alkairo, ia kira usaha tak akan menghianati hasil, tapi ada juga hasil menghianati usaha.

"Kita gak berhak ikut campur, itu urusan mereka. Yang kita perlu support mereka, itu aja. "

"Si Al barusan nge WA nyuruh kita pulang aja, si Shena juga udah tidur. " ucap Bumi memberi info.

"Gitu doang?" tanya Dinda yang begitu kepo dengan pasangan di dalam.

"Sayang." peringat Erza.

"Aku kan kepo beb."

"Entar aja kita tanya pas anaknya ke markas."

"Masalah si Mahesa aja masih kepo." gerutu Regan.

"Mahesa?" beo Mila, memandang sang kekasih bingung. Apakah Mahesa itu?

"Anjir hampir lupa." pekik Regan tertahan, ingat rumah sakit. "Iyah La, si Mahesa yang bikin si Shena ketakutan, itu kenapa?"

"Dulunya mereka pacaran, cuma si Mahesa selingkuh." celetukan Nadin membuat Mila melotot, menatap Nadin dengan tatapan setajam silet, memang ya temannya ini bener bener mulut ember.

*****

Flashback on

Setelah seluruh teman temanya keluar, kini hanya keheningan yang terjadi, baik Shena mau pun Alkairo keduanya sama sama bungkam. Suara decitan kursi yang di tarik membuat Shena memalingkan wajah.

"Makan!!" Alkairo menyodorkan semangkuk bubur yang sudah ia siapkan.

"Gua gak ngerti." lirih Shena, tolong siapa pun ia benar benar tak kuat. Bertahan hidup dengan seluruh kebingungan, bermodal kan ingatan sebagai Meisya yang ternyata hanya sepenggal dari kisah hidup di dunia pertamanya. Ia tak tau harus bagaimana. Boro boro menolong orang yang memiliki nasib jelek, ia saja stres dengan hidupnya yang entah bagaimana.

Usapan lembut di pipi, mampu membuat ia tersadar bahwa tetesan air mata sudah berjatuhan di pipi mulusnya.

"Gue yang gak paham sama isi pikiran lo, gue siap jadi apapun untuk lo Shena, tolong. Gue udah sesayang ini sama lo. Jangan bikin gue benci karena lo mempermainkan gue, tapi untuk sekarang jangan bahas ini dulu. Turuti apa kata dokter, pikirin kesehatan lo. Jangan terlalu stres dan tertekan, oke?"

Flashback off

*****

Ayo guys bantu vote dan komen yaaa🥰🥰🤍🤍

TRANSMIGRASI?? (TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang