21

16.3K 788 83
                                    

Part 21

Sebuah fakta

HAPPY READING 🙌

*****

"Boleh gue bicara sama lo, berdua?"

"Em yaudah kita ke kantin duluan ya Nasya, kak duluan ya." Shena menganguk tak lupa memberikan senyuman tipis pada Dunia dan Dira yang berlalu, meninggalkan mereka berdua dengan keheningan.

"Gue minta maaf." Nasya yang sedari awal menunduk, seketika mendongak, menatap kakak kelas yang tiba tiba meminta maaf dengan tanda tanya.

"Buat?"

"Lo pasti gak bodoh," Shena menarik pasokan udara dan menghembuskanya perlahan, memulai percakapan yang cukup sensitif, jika tak hati hati bisa berakibat buruk. Ingat ini soal hati dan pria, begitu rumit. "Soal Alkairo. Dan berita yang hampir semua sudut menjelekan nama lo."

"Kakak gak perlu minta maaf, di sini aku yang minta maaf karena dengan gak tau diri suka sama cowo yang udah bertunanggan." ucap Nasya pelan, berusaha meredakan rasa sesak yang menggerogoti hatinya.

"Aku bakal coba hapus perasaan ini, kak Shena tolong jaga kak Al."

"Tapi gue gak suka dia." ucapan Shena berhasil membuat Nasya yang ingin pergi berhenti.

"Gue sama kaya lo Nasya. Gue cinta, tapi gue juga lelah harus mencintai sendirian, dia gak mengangap gue ada."

"Tapi kak Al mulai mencintai kakak, aku gak buta buat gak liat itu semua. Tolong kak, kak Al udah mencoba buka hati buat kakak, jangan sakitin kak Al. Aku permisi." setelah mengatakan itu Nasya berlalu pergi, meninggalkan Shena seorang diri.


"Tapi sedikit pun hati gua gak bisa menerima sosok lelaki." Shena tak tau dikehidupan pertamanya ia kenapa, entah trauma apa yang ia dapatkan membuat perasaan untuk lelaki yang tersisa hanya rasa benci.

Ketika berbalik tubuhnya membeku melihat kehadiran sesosok pria jangkung berdiri tak jauh dari keberadaannya, Alkairo.

*****

Disini mereka sekarang, taman belakang sekolah. Saling terdiam dengan keheningan yang menemani. Shena sudah ingin pergi tadi, namun pria itu ingin berbicara, tetapi sampai sekarang pria itu tak mengatakan apa apa selain diam.

"Jadi? Lo mau bilang apa? Gue mau ke kantin." istirahat pertama di SMA ERLANGA itu sebentar, hanya 30 menit berbeda dengan istirahat kedua yang lebih panjang yaitu 60 menit.

"Lo mau tau satu fakta?" pertanyaan itu membuat Shena mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan pria di sebelahnya ini.

"Apa?"

"Nasya itu cinta pertama gue."

Deg.

Shena menelan salivanya dengan susah payah, seolah ada benda tak kasat mata yang menghalangi.

"Orang orang taunya Nasya yang suka gue padahal sebelum dia, gue lebih dulu. Nasya temen kecil gua pas SD, gue suka dia karena dia berbeda dari semua cewe yang gue temui. Tapi waktu itu gue terlalu pengecut untuk mengatakan bahwa gue suka. Sampai pas gue kelulusan SD dia pindah ke luar negeri."

"Gue pikir itu cuma cinta monyet, gue coba hapus perasaan itu, apalagi waktu bunda merencanakan perjodohan dan akhirnya gue bener bener menghapus perasaan itu. Gue mencoba mulai mencintai cewe yang bakalan jadi tunangan gue, tapi kenaikan kelas 11 dia datang jadi peserta didik baru, gue bimbingan karena ternyata rasa itu kembali hadir, apalagi dia juga terang terangan kalo dia suka gue walau pun dia gak inget kalo kita pernah deket pas SD."

"Dan sekarang, gue gak mau mengulang kesalahan yang sama."

Deg.

"Berarti lo mau ngejar dia lagi?" gelengan kepala Shena dapatkan dari respon pria itu.

"Ternyata cinta gue sama dia cuma sekedar cinta monyet dan rasa penasaran."

*****

Kelas 12 IPS 1 dan IPS 5 sedang bertanding sepak bola, itu bukan kemauan mereka, melainkan untuk penilaian mata pelajaran olahraga. Namun sepertinya mereka ketagihan, di mana jam olahraga yang sudah habis yang digantikan jam istirahat kedua, tetapi mereka masih asik melanjutkan pertandingan yang semakin sengit, apalagi sudah bukan rahasia umum jika kedua kelas itu sedari dulu memang selalu berselisih entah apa masalahnya.

Jam istirahat yang biasanya dipakai untuk nongkrong di kantin, kini mereka hanya membeli secukupnya, lalu ngacir ingin menyaksikan ke lima inti XAQIVER yang tengah bertanding sepak bola melawan 12 IPS 1. Membuat lapangan indoor itu penuh oleh siswi siswi ERLANGA.

Termasuk Mila, terburu buru menyelesaikan acara makannya, meneguk POP ICE rasa coklat pesanannya dengan terbesar gesa.

"Rusuh banget, kenapa sih Mil?" tanya Shena heran dengan tingkat sahabatnya yang tak bisanya itu.

"Biasa Na, bucin akut nih anak. Paling mau nyamperin pacarnya itu." cibir Nadin, sudah biasa ia ditinggal berdua dengan Melisa ketika Shena masih dirawat, dan perempuan ini ngebucin.

"Lo emang gak mau nyamperin ayang yang lagi tanding?" bukannya menjawab perempuan itu malah kembali mengajukan pertanyaan. "Lo pasti kagak tau kan? Cowo kita Na, lagi tanding bola lawan IPS 1." jelas Mila mengebu ngebu.

"Oh." hanya itu respon Shena, perempuan itu tak terlalu peduli. Apalagi setelah obrolan mereka tadi membuat perasaannya tak menentu, ini terlalu rumit untuk Shena yang tak tau apa apa.

"Lo tuh yah. Kita sebagai pacar seharusnya ngedukung biar mereka makin semangat, ayo Na. Gak mungkinkan gue ka sana sendiri?" rengek Mila menarik lengan seragam yang di kenakan perempuan itu.

"Gak ah Mil, lo aja atau sama mereka, gue mau ke taman aja. Masih pusing kalo liat yang rame rame." jelas Shena memberikan sedikit alasan.

"Yaudah sama gue aja Mil, kasian si Shena baru sembuh, sekalian cuci mata," cengir Nadin. "Lo Mel mau sama kita atau nemenin si Shena?"

"Aku sama Shena aja deh, di sana juga ngapain." jawab Melisa.

"Ya elah Mel, ya cuci mata dong, masa gak tau sih. Apa jangan jangan lo juga gak doyan cowo sama kaya si Shena?" Kaget Nadin dengan ucapannya sendiri.

"Nad." peringat Shena, takut ucapan Nadin menyinggung Melisa.

"Udah yuk ah. Mulut lo tuh emang kali kali harus dijait biar ngerem dikit. " gerutu Mila menarik Nadin keluar kantin, meninggalkan Melisa dan Shena berdua.

"Sorry ya, si Nadin emang suka gitu. Susah direm mulutnya." ringis Shena tak enak.

"Gapapa, santai aja. Nadin kan cuma berpendapat bukan mengatakan kebenaran. " jawab Melisa santai, tak sedikit pun merasa tersinggung. "Oh iya Shena, sebenarnya aku ada kumpul anggota eskul musik." ringis Melisa karena melupakan bahwa sebentar lagi ada kumpul anggota musik.

"Oh, yaudah gih, keburu telat. "

"Kamu gapapa? Sendiri?"

"Lo kira gue anak kecil? Udah gih."

"Okei deh, aku duluan."

*****

Ayo guys bantu vote dan komen yaaa 🤍🤍🥰🥰

TRANSMIGRASI?? (TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang