14

18K 1K 77
                                    

Part 14

Di kawal

HAPPY READING 🙌

*****

"Gan. Sumpah gue gak habis pikir sama lo? Baru kemarin si Stephanie ribut sama si Mila sama temennya, si Melisa juga sampe kena hukuman. Dan itu semua karena lo? Eh sekarang si Mila sama temennya yang ribut dan itu semua karena lo juga? Speechless gue." celoteh Bumi menatap Regan tak habis pikir.

Kini mereka semua sedang menikmati istirahat pertama di warung belakang sekolah, seharian ini mereka semua membolos tanpa kembali ke sekolah, terlalu malas katanya. Berkumpul dan bergosip, adalah hal yang menyenangkan, bukan perempuan saja yang bisa bergosip ya.

"Iyah anjir sampe rame tuh berita, mana mereka bertiga kan udah temenan dari SMP katanya, bisa bisanya ribut karena lo." tambah Erza terkekeh geli.

"Si Mila sama si Nadin? Atau sama yang satunya lagi? Terus ribut karena si Regan kenapa?" tanya Semesta yang memang tak tahu berita yang sedang panas panasnya itu.

"Kak Nadin sama kak Mila bang yang ribut, katanya kak Nadin gak setuju kalo kak Mila jadian sama bang Regan karena bang Regan buaya. Apalagi kemarin bang Regan deket sama kak Stephanie temen sekelas mereka. " jelas Oji anggota kelas 10 IPS 6 sekelas dengan Ciro.

"Makanya tobat lo buaya." sindir Semesta.

"Gak usah bahas gue lah, bahas aja yang kemarin. Gimana lo udah ngasih peringatan?" tanya Regan mengalihkan pembicaraan.

"Dih ngalihin topik."

"Udah, urusan cewe gue biar gue yang urus. Gue cuma minta kalian jaga aja cewe gue." jelas Semesta, ya Semesta dan Dunia memang sudah resmi berpacaran, dan hanya orang orang terdekat yang sudah mengetahui hubungan mereka.

"Siap bos!!"

"Gimana anak anak TERRIBILIS?" tanya Semesta pada Faras anggota kelas 12 yang bersekolah di SMA GARUDA satu sekolah dengan Cakra.

SMA GARUDA itu tempatnya anak anak TERRIBILIS. Faras Cakra dan beberapa anggota lainnya yang bersekolah di SMA GARUDA. Semesta menyuruh mereka memantau tanpa mengusik.

"Sejauh ini mereka jarang sekolah." jawab Faras "Kecuali si Hesa." Mahesa itu wakil TERRIBILIS. Cowo yang cukup pintar dan tak terlalu menampakkan diri, bisa dibilang cukup misterius.

"Oke. Untuk kasus bang Shaka?"

"Gue udah nemu alamat kontrakan yang dipake kak Anindya waktu masih pacaran sama bang Shaka." ucap Alkairo

"Kontrakan?"

"Ortu mereka pisah, kak Anindya ikut ibunya yang gak punya apa apa, dia aja sampe kerja part time buat hidup berdua bareng ibunya. gak lama ibunya meninggal."

"Bang Jehan udah tau?" tanya Bumi, Jehan itu ketua XAQIVER angkatan ke 7 sebelum Semesta yang menggantikan.

"Gak ada. Semua orang taunya ortu mereka gak pisah."

"Berarti bener, bukti kemarin yang kita dapet gak valid?"

"Udah jelas itu mah."

"Tapi bisa aja si Raga udah geledah tuh tempat. "

"Kita coba dulu siapa tau ada titik terang."

"Pulang sekolah kita kesana!!" instruksi Semesta.

*****

C

affe Himalaya. Sebuah Caffe yang cukup terpencil karena jauh dari keramaian kota, jalan yang dilewati pun jalanan sepi, pengunjungnya sedikit, hanya orang orang yang menyukai kesepian dan ketenangan. Tempatnya begitu sederhana namun nyaman.

Termasuk Shena, perempuan itu begitu betah, sedari pulang sekolah hingga kini matahari sudah terbenam sempurna yang digantikan oleh gelapnya malam. Menikmati waktu sendiri, tak berniat untuk pulang cepat karena Sani lagi lagi lembur.

Shena cukup sedih dan kesepian dengan kesibukan yang Sani lakukan, perempuan itu terlalu sibuk dengan kerja. Namun Shena berusaha menyingkirkan itu semua, ingat di Dunianya dulu sang ibu sakit, bukankah ini lebih baik? Setidaknya ia melihat ibunya sehat. Lagi pula waktu masih panjang untuk mereka nikmati bersama.

Melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam barulah Shena beranjak untuk pulang, tak lupa membayar hidangan yang ia nikmati.

Bruk

Di pintu keluar Shena bertubrukan dengan seorang pria yang tak lain salah satu pelayan Caffe, bahkan tadi ia dilayani oleh pria ini. Pria yang kira kira umurnya tak jauh dari Shena, mungkin sekitar 3 tahun di atasnya. Entahlah Shena hanya menebak.


"Maaf Mas. Saya gak sengaja."

"Maaf Mba." keduanya berbicara secara bersamaan.

"Iyah Mba, gapapa. Saya juga minta maaf karena buru buru ada perlu, kalo begitu saya permisi Mba." setelah mengatakan itu, pria itu pergi dengan terburu buru meninggalkan Shena yang menatapnya intens, hingga tak sengaja netranya menangkap sebuah benda kecil, tanpa ragu ia mengambilnya.

Deg.

Dia?

*****

Sepanjang jalan Shena sibuk dengan pemikirannya, ia bahkan melajukan sepeda motornya dengan pelan, tak peduli dengan jalan yang ia lewati begitu sepi yang besar kemungkinan rawan begal atau semacamnya.

Hingga tak sengaja netranya melihat siluet seseorang dari balik kaca spion motor, sebuah motor besar yang entah perasaannya saja terus mengikutinya.

Jantungnya mulai berdegup kencang, rasa takut mulai menyelimuti perasaannya, apakah itu penculik? Begal? Atau orang jahat yang suka menjual organ tubuh manusia?

Tanpa pikir panjang Shena menaikkan laju kecepatannya, melihat jalanan begitu sepi yang hanya ada dia seorang,. Sesekali netranya melihat motor itu yang ikut menaikkan kecepatan di atas rata-rata. Kan, orang itu memang mengikutinya.

"BEGO. GAK USAH NGEBUT, MAU MATI LO?!!" teriakan yang begitu familiar itu membuat Shena seketika menghentikan laju motornya, begitu pun sang pengendara yang sedari tadi mengikutinya.

"Lo siapa hah? Loh Kai?" kaget Shena ketika orang itu membuka helm full face nya.

"Ngapain lo ngebut? Bosen idup lo?" sambar pria itu menatap Shena tajam.

"Ya lo ngapain ikutin gue? Lo gak tau apa setakut apa gue? Kalo lo ternyata begal? Orang jahat?"

"Cewe kaya lo, takut? Gak percaya gue. " kekeh Alkairo menatap Shena remeh. Perempuan yang menurutnya susah ditebak, selalu melakukan hal hal di luar nalar membuatnya takjub dan gemas di waktu bersamaan.

"Ayo balik. Gue anter. "

"Gue bawa motor."

"Gue gak buta. Ayo gue anter." akhirnya Shena hanya menurut, pulang dengan dikawal Alkairo? Ada apa dengan pria itu?


*****

Ayo guys jangan lupa vote dan komen yaa 🤍🤍🥰🥰

TRANSMIGRASI?? (TERBIT, TERSEDIA DI SHOPEE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang