ⅤⅠⅠⅠ : HUJAN, DOMBA, DAN KEJUTAN

108 59 68
                                    

Aloww..
Yuk kita lanjut

Happy Reading🤍🦋

Suara hujan yang semakin mereda memantulkan ke dalam villa, menciptakan suatu ketenangan yang mendalam. Di salah satu sudut villa, Raka dengan ceria dan semangat memegang dua tutup panci besar di kedua tangannya.

Posisinya hanya mengenakan kaos putih polos dan celana pendek bergambar Doraemon, tampaknya tidak terganggu dengan cuaca hujan yang sedang turun di luar.

Dengan langkah riang, Raka mendekati kamar Dimas yang terletak tidak jauh dari kamarnya. Dengan penuh semangat, ia mulai memukul kedua tutup panci dengan ritme yang tidak teratur, menciptakan suara bising yang tajam dan berisik di dalam kediaman yang sebelumnya hening.

Dimas, yang sedang terlelap dalam mimpinya, terbangun dengan terkejut oleh suara gaduh yang mendadak.

Dia menggosok-gosok matanya yang masih mengantuk, mencoba memahami apa yang sedang terjadi di sekitarnya. "Raka, lo ngapain sih?" tanyanya dengan suara masih serak.

Raka tertawa keras, tanpa henti memukul kedua tutup panci dengan semangat. "Bangunlah, Dim! Ayo, kita ke kamar Pangeran sekarang juga!"

Dimas menggelengkan kepala, mencoba menahan tawa. "Oke, oke, gue datang. Tapi bisikan rintik hujan ini terlalu romantis untuk dipecahkan!"

Raka meneruskan serangannya pada panci, mengisi ruangan dengan suara riuh rendah yang khas.

Segera, Pangeran, yang sudah terbangun oleh keributan, muncul dari kamarnya dengan tatapan campur aduk antara kantuk dan kebingungan. "Ngapain lo berdua?"

Raka menatap Pangeran dengan wajah yang penuh semangat. "Sorry Prince! Kita Cuma pengen bangunin lo dengan gaya yang berbeda.”

Pangeran tertawa pelan, menepuk bahu Raka dengan lembut. ”Gue ngerti. Lo berdua memang ga pernah ngebosenin."

Mereka bertiga kemudian tertawa bersama, meresapi momen lucu di tengah hujan yang turun dengan lebat di luar sana.

Dimas, masih setengah terpejam, menatap Raka dengan pandangan campur aduk antara heran dan kantuk. "Raka, gue rasa cara ini terlalu ’membagongkan’ untuk membangunkan seseorang."

Raka, tanpa kehilangan semangat, terus memukul kedua tutup panci dengan lebih cepat. "Tapi ini efektif, kan? Lihat, Pangeran sudah terbangun!"

Pangeran, yang sekarang sudah berdiri tegak di depan mereka dengan ekspresi antara terkejut dan tertawa, menggelengkan kepala sambil mencoba menahan senyum. "Raka, lo emang kreatif. Tapi mungkin lain kali bisa lebih tenang sedikit, ya?"

Raka menghentikan aksinya, menatap keduanya dengan polos. "Maafin gue, ya bro. Gue cuma pengen menyegarkan suasana pagi ini dengan sedikit keceriaan!"

Dimas, sambil menggosok-gosok matanya yang masih ngantuk, tersenyum lebar. "Kita ngerti, Raka. Tapi kalau begini caranya, gue jamin ga ada yang bisa tertidur lagi di villa ini!"

Mereka berdua tertawa bersama, menikmati momen pagi yang ceria meski dimulai dengan cara yang agak ekstrem.
Rintikan hujan di luar semakin menambah kehangatan suasana di dalam villa mereka yang penuh tawa.

Pangeran [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang