XXIII: PESTA

37 18 37
                                    

Allow semuaaa...
Kita lanjut yukk

Happy Reading 🤍🦋

Terdengar bunyi tiga suara sepeda motor yang berhenti di rumah Dira. Dira berlari menuju ke arah luar, dan ia melihat Pangeran yang tengah membuka helmnya dan menata rambutnya di spion.

Pangeran terlihat begitu tampan dengan jaket hitam dan celana yang menjadi ciri khasnya. Namun, pandangan Dira tertuju pada satu hal yang membuat hatinya berdebar, Pangeran memakai kemeja berwarna navy, warna yang sama dengan dressnya.

Dimas, dengan kemeja hitam, dan Raka, dengan kemeja putih, juga ikut tersenyum melihat Dira. Mereka semua tampak serasi.

Pangeran menatap Dira dengan kagum. "Dira, lo cantik banget malam ini," ucapnya dengan nada penuh kekaguman.

Dira tersipu, mencoba menahan senyum. "Kamu juga tampan. Aku nggak nyangka kita pakai warna yang sama," katanya sambil tersenyum lebar.

Pangeran tertawa kecil. "Kayaknya kita memang punya selera yang sama. Ini kebetulan yang menyenangkan."

Dimas menepuk bahu Pangeran. "Udah, Prince. Jangan bikin Dira tambah tersipu. Kita harus segera berangkat sebelum acaranya dimulai."

Raka mengangguk setuju. "Bener tuh. Tapi sebelum itu, kita harus foto dulu. Momen langka kayak gini harus diabadikan."

Mereka semua berkumpul, Dira berada di tengah diapit oleh Pangeran di satu sisi dan Dimas serta Raka di sisi lain. Dengan cepat, Raka mengeluarkan ponselnya dan memotret mereka berempat.

"Perfect!" seru Raka. "Sekarang kita siap berangkat."

Dira melihat Pangeran sekali lagi, matanya bersinar penuh harapan dan kebahagiaan. "Ayo. Kita berangkat."

Pangeran mengangguk dan mengulurkan tangan kepada Dira. "Yuk, kita nikmati malam ini."

Dengan hati yang berdebar dan penuh kegembiraan, mereka semua melangkah menuju sepeda motor masing-masing. Pangeran dan Dira berboncengan, Dimas dan Raka mengikuti dari belakang. Jalanan malam itu terasa begitu berbeda, penuh dengan janji dan kebahagiaan.

Sepanjang perjalanan, Dira memeluk Pangeran dengan erat. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari harapan hingga impian. Pangeran merasa malam ini adalah malam yang istimewa, dan dia berjanji dalam hatinya untuk selalu membuat Dira bahagia.

Sesampainya di acara, mereka disambut dengan sorakan teman-teman mereka. Semua mata tertuju pada Dira dan Pangeran, yang tampak begitu serasi dan bahagia. Malam itu, mereka tahu bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar kebetulan. Mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan mereka.

Dira dan Pangeran saling menatap, senyuman mereka seolah berbicara tanpa kata. Malam itu adalah awal dari sesuatu yang lebih indah, sesuatu yang mereka yakini akan terus berkembang seiring waktu.

Memang mereka berdua belum memiliki hubungan yang pasti, tetapi malam itu menjadi momen yang istimewa bagi keduanya. Di dalam hati mereka, ada perasaan yang tumbuh, perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan. Dira merasa hangat di samping Pangeran, sementara Pangeran merasa bahagia bisa berada di dekat Dira.

****

"BANGSAT!" umpat Kiver dengan menghantam tembok ruangan dengan kekuatan penuh. Wajahnya memancarkan kemarahan yang tak tertahankan.

"Lo bisa tenang ga?" timpal Kain, mencoba menenangkan suasana yang tegang.

"Lo ga bisa gini-gini aja Ver, lo ga pengen ngelakuin sesuatu ke Pangeran?" sahut Vixen, suaranya penuh dengan amarah yang sama.

Pangeran [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang