ⅤII : MALAM DI TEMPAT BARU

111 61 55
                                    

Alowwww
Eh, udah lihat cover barunya ga nih?
Kalo udah, lanjut baca yukkkk..

Happy Reading 🤍🦋

Suasana malam hari di villa begitu tenang dengan rintik hujan yang perlahan turun. Pangeran berjalan keluar menuju teras depan, menikmati keheningan malam yang hanya dihiasi oleh suara hewan-hewan yang bersautan dan desiran daun yang digesek angin.

Langit yang kelam dipenuhi awan-awan berarak perlahan, menciptakan atmosfer misterius namun menenangkan.

Pangeran berdiri di teras, merenung dalam dengan pandangannya yang terpesona pada keindahan alam malam yang menawan. Dia teringat akan segala perjalanan hidupnya, setiap patah dan pucuk yang membentuk dirinya menjadi apa adanya saat ini.

"Dunia ini begitu luas dan penuh misteri," gumam Pangeran pelan, suaranya terbawa angin malam. "Kadang kita lupa betapa kecilnya kita di tengah segala kebesaran alam semesta ini."

Suara hewan-hewan yang bersautan memberi jawaban tak langsung atas kata-katanya, mengingatkan akan siklus kehidupan yang terus berputar. Di dalam rumah, lampu-lampu yang redup memberi suasana hangat, mencerminkan kedamaian yang terpancar dari dalam.

Pangeran menghela napas dalam-dalam, merasakan hawa malam yang sejuk menyentuh wajahnya. Setiap rintik hujan terasa seperti kenangan yang mengalir perlahan dalam pikirannya, memori tentang apa yang telah dilaluinya dan harapan tentang masa depan yang masih menanti.

"Terima kasih, alam," ucapnya, lirih namun penuh rasa syukur. "Kau selalu memberikan kedamaian dalam setiap langkahku."

Dalam keheningan malam yang hanya diisi dengan suara alam, Pangeran merasa dirinya menjadi satu dengan segala yang ada di sekitarnya.

Dia tahu bahwa meskipun terkadang hidup bisa sulit, keindahan dan ketenangan selalu bisa ditemukan di mana pun, asalkan kita mau melihat dan merasakannya dengan hati yang terbuka.

Dimas keluar dari dalam villa dengan dua cangkir kopi hangat, langkahnya tenang di atas teras yang diterangi cahaya redup lampu luar. Dia memberikan satu cangkir pada Pangeran yang masih tengah menikmati suasana malam.

"Thanks, Bro," kata Pangeran sambil menerima cangkir kopi itu dengan senyum. "Sepertinya kopi hangat ini sangat pas untuk malam yang seperti ini."

Dimas duduk di sampingnya, melihat keluar ke kegelapan malam yang diterangi rintik hujan. "Ya, memang. Kadang kopi bisa jadi teman yang baik untuk menemani malam seperti ini."

Pangeran mengangguk setuju, merasakan hangatnya cangkir kopi di tangannya. "Dimana Raka? Apakah dia udah tidur?"

Dimas tersenyum kecil. "Iya, dia kayaknya capek baget hari ini. Gak heran kalau dia langsung tertidur begitu kepala menyentuh bantal."

Pangeran tertawa pelan. "Dia memang suka tidur dengan mudahnya. Tapi dia juga orang yang paling rajin di antara kita."

Dimas setuju sambil mengangguk. "Benar. Dia mungkin butuh istirahat lebih banyak setelah perjalanan panjang tadi." Mereka berdua meneguk kopi mereka dalam kesunyian yang nyaman, menikmati kebersamaan mereka di malam yang sejuk.

Cahaya bulan yang samar-samar menerangi halaman villa, menciptakan pemandangan yang begitu damai dan menenangkan.

"Kita beruntung bisa bersama di sini," ujar Pangeran setelah beberapa saat. "Terima kasih lo berdua udah mau ikut gue."

Pangeran [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang