VI : MULAINYA KEHIDUPAN BARU

123 65 40
                                    

Aloww semua
Kita lanjut yukk..

Happy Reading 🤍🦋

Langit biru cerah membentang di atas pegunungan yang hijau, seakan menyambut tiga motor yang melaju dengan mantap menyusuri jalanan berliku.

Pangeran, Dimas, dan Raka memacu kendaraan mereka, menyusuri sudut-sudut jalanan yang begitu asri, dikelilingi oleh hamparan kebun teh yang membentang sejauh mata memandang. Angin sepoi-sepoi yang membawa aroma daun teh segar menyapa wajah mereka, memberikan sensasi kesejukan yang tiada tara.

Di sisi kanan dan kiri jalan, pemandangan pegunungan yang megah berdiri kokoh, seolah menjadi saksi bisu perjalanan mereka. Warna hijau dari kebun teh yang terhampar luas, berbaur harmonis dengan birunya langit, menciptakan panorama yang menyejukkan mata dan menenangkan jiwa.

"Dimas, lihat betapa indahnya pemandangan ini," ujar Pangeran sambil mengurangi kecepatan motornya, memberi kesempatan untuk menikmati keindahan alam yang terhampar di hadapannya.

"Iya, Prince. Gue selalu merasa tenang setiap kali melewati jalan seperti ini," jawab Dimas, suaranya mengandung kekaguman yang tulus. "Sepertinya, di sini masalah-masalah kita bisa sejenak terlupakan."

Raka yang berada di belakang mereka, ikut menimpali. "Lo semua benar. Tempat ini seperti surga tersembunyi. Tidak ada yang lebih menenangkan daripada suara mesin motor kita yang berpadu dengan desiran angin di kebun teh ini."

Mereka bertiga terus melaju, suara deru mesin motor mengisi kesunyian jalanan. Sesekali, tawa mereka pecah, mencairkan suasana. Jalanan yang berliku tidak lagi terasa menakutkan, melainkan menjadi bagian dari petualangan mereka.

"Hidup itu seperti jalan ini, ya," kata Pangeran tiba-tiba, suaranya lebih lembut dari biasanya. "Kadang berliku, kadang lurus. Tapi selama kita punya teman untuk menemani, semua jadi terasa lebih mudah."

Dimas mengangguk setuju. "Betul, Prince. Perjalanan ini jadi lebih berarti karena kita bersama."

Raka pun tersenyum di balik helmnya. "Lo semua emang sahabat terbaik gue. Kita akan terus bersama, melewati setiap liku kehidupan ini."

Suasana yang menenangkan itu sedikit demi sedikit membuat Pangeran lupa akan masalah-masalah yang menghimpit pikirannya. Luka fisik yang ada di tubuhnya seakan menghilang, tertutupi oleh rasa kagum dan damai yang ditawarkan oleh alam di sekitarnya.

Ia menghela napas dalam-dalam, membiarkan udara segar mengisi paru-parunya, membawa rasa lega yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Sungguh, tempat ini seperti obat bagi jiwa yang lelah," kata Pangeran pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Gue ngersa, beban di pundak gue sedikit berkurang."

Dimas yang mendengar itu, menoleh sebentar. "Lo benar, Prince. Kadang kita memang butuh melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan untuk menemukan kedamaian."

Raka yang berada di belakang, ikut memberikan pendapatnya. "Dan di sini, di tengah kebun teh dan pegunungan ini, kita bisa menemukan ketenangan yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Seolah alam ini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan luka yang tak terlihat."

Mereka bertiga kembali terdiam, membiarkan keindahan alam berbicara. Suara gemericik air sungai kecil yang mengalir di dekat jalan, kicauan burung yang menyambut pagi, serta deru angin yang berhembus lembut, semuanya berpadu menciptakan simfoni alam yang menenangkan.

Pangeran [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang