6. Welcome to Semicolon

15 11 1
                                    

Pendaftaran titik koma sudah ditutup, dan sore nanti adalah jadwal pengenalan anggota baru. Sekarang Ririn masih sibuk-sibuknya mecocokkan data-data anggota baru saat Fayyadh memasuki sekret.

"Aman semuanya?" tanya laki-laki itu mendekat.

Ririn menoleh sekilas. "Aman, Kak."

"Ada yang nggak pake jilbab yah? Aku sempat ngecek di google formnya," Ujar Fayyadh.

"Dua orang, Kak," sahut Ririn mendetailkan jumlahnya.

Fayyadh mengangguk, kemudian melewati Ririn untuk mengambil tasnya yang berada di pojokan. "Aku duluan yah? mau jenguk orang di RS," katanya.

"Siap, Kak."

"Eh kamu sendiri aja?"

"Ada Naimah kok, Kak, di dapur."

"Ya udah, aku duluan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh," lirih Ririn menjawab.

***

Setelah memarkit motornya, Fayyadh lalau melangkahkan kakinya menuju lobi rumah sakit lalu menyusuri koridor sambil membaca nama-nama ruangan. Ia sedang mencari ruangan Melati A5.

Fayyadh masih sibuk menengok kiri kanan saat ponselnya berbunyi. Ia segera menjawab panggilan Azriel.

"Dekat ruang anak, Yadh," kata Azriel setelah memberi salam.

Fayyadh menjawab salam sahabatnya di seberang kemudian berucap, "yang mana? aku gak liat lagi. Aku deket taman nih."

"Belok kiri, abis itu terus-terus. Gak jauh dari situ ada ruang anak. Di luarnya ada mainan anak juga tuh, jadi gak susah nyarinya."

"Ya udah, aku ke sana sekarang." Mereka bertiga janjian untuk menjenguk teman SMA mereka yang sedang dirawat inap akibat penyakit tumor yang dideritanya. Minus Alfian karena ada urusan lain.

Langkah Fayyadh terhenti saat melihat mainan anak-anak yang dimaksudkan oleh Azriel, ternyata sebuah taman mini yang di dalamnya terdapat prosotan, ayunan, dan trampolin, serta berbagai mainan anak lainnya yang membuat mereka terlihat bahagia. Ada beberapa anak yang bermain di sana, ada seorang perawat yang terlihat mengawasinya di pinggir, dan seorang wanita dewasa yang rambutnya dicepol berada di tengah-tengah mereka membagikan sebuah permen lollipop. Wajah bahagia anak-anak terlihat kala menerima permen yang dibagikan ke mereka. Senyum Fayyadh ikut terbit menyaksikan pemandangan itu.

"Fayyadh."
 
Mata Fayyadh langsung mencari kala mendengar seseorang memanggilnya. Dilihatnya di salah satu depan pintu ruangan, ada Syakir yang melambai-lambaikan tangannya. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju temannya itu.

"Assalamu'alaikum, Taz,"  sapa Syakir bercanda.

"Wa'alaikumussalam waramatullahi wabarakatuh," jawab Fayyadh. "Azriel mana?"

"Tuh di dalam bareng Hadi."

"Keadaan Hadi gimana?"

Wajah Syakir tampak sedih. "Liat sendiri aja di dalam."

Sepekan yang lalu, Alfian melihat postingan Hadi di instagram yang menerangkan bahwa teman SMA-nya itu sedang melakukan cuci darah. Ia langsung mengomentari postingannya untuk memperjelas. Ternyata benar, Hadi melakukan cuci darah, dan kegiatan itu sudah ia lakukan selama satu tahun -- terhitung saat ia didiagnosis tumor otak  

"Insyaa Allah bisa sembuh kok," kata Hadi yang tampak lebih kurus dari yang terakhir Fayyadh lihat -- delapan bulan lalu. Itu kalau Fayyadh tidak salah ingat, ketemunya juga hanya kebetulan, saat sama-sama antre di pertamina isi bensin.

Rambu;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang