1. Titik Koma

50 25 26
                                    

;

Apa yang ada di pikiranmu jika melihat tanda di atas? titik koma. Sebuah tanda baca? tanda untuk melanjutkan sebuah kalimat? atau ... titik koma lebih dari sekadar tanda baca. Ia punya makna sendiri. Ia punya hari khusus yang diperingati. 16 April adalah hari diperingatinya simbol titik koma. Word semicolon day, begitu orang-orang menyebutnya. Hari titik koma sedunia. Hari yang bukan sembarang hari. Namun, menjadi simbol harapan, kemampuan, dan kekuatan untuk orang-orang dalam menghadapi kesehatan mentalnya.

Kepeduliannya terhadap isu kesehatan mental membuat Fayyadh dan ketiga temannya mendirikan komunitas yang diberi nama titik koma. Azriel, Syakir, dan Alfian adalah ketiga teman Fayyadh semenjak SMA. Mereka sama-sama gabung di ekskul rohis (Rohani Islam). Meski pada saat kuliah mereka mencar di kampus yang berbeda-beda, tetapi persahabatan mereka tidak pernah terputus, bahkan semakin erat. Fayyadh mengambil jurusan psikologi di UII, Azriel hukum di UI, Syakir Sejarah Peradaban Islam di UIN Yogja, sedangkan Alfian Pendidikan Agama Islam di UMY. Fayyadh dan Azriel sudah berhasil meraih gelar sarjananya delapan bulan lalu dengan predikat lulus tepat waktu. Sementara Alfian dan Syakir masih betah dengan pengulangan kelasnya yang entah mau berapa kali lagi.

Mengingat ketiga temannya tidak ada yang berlatarpendidikan psikologi atau jurusan tentang mental lainnya, maka Fayyadh mengajak sepupunya yang merupakan mahasiswa Bimbingan Konseling Islam untuk ikut dalam pendirian komunitasnya -- namanya Ivy.

Sudah 5 bulan komunitas titik koma berjalan, setiap dua bulan sekali mereka mengadakan perekrutan anggota guna memperbanyak anggotanya dalam waktu singkat. Meski dalam waktu singkat, tapi perekrutannya juga tidak asal mau karena Fayyadh yang diamanahi sebagai ketua dengan tegas menyusun segala syarat-syarat untuk bisa bergabung, di antaranya; salat lima waktu, cewek harus menggunakan jilbab, tidak merokok, dan bisa baca Al-Qur'an, empati tinggi, dan tidak egois, komunikatif, bisa bekerja tim.

"Kayak mau rekrut anak rohis aja hahaha," komentar Syakir membaca aturan yang sudah ditulis oleh Fayyadh menjelang dibukanya perekrutan pertama.

"Gak sekalian dilarang pacaran?" Nimbrung Alfian dengan tawanya pula.

Fayyadh menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kalian tuh yah bercandanya. Aku pusing nih mau kasih aturan apa, selain ini."

"Ya udah, ini udah oke kok." Azriel mengambil lembaran kertas yang masih berada di tangan Syakir. "Saran aku sih tambahin peduli kesehatan mental," tambah Azriel setelah membaca keseluruhan apa yang ditulis oleh Fayyadh. "Karena kalo gini sih emang lebih tepatnya mau rekrut anak rohis, Ustaz Zafran, hahaha."

Zafran adalah panggilan mereka untuk Fayyadh jika ingin meledek temannya itu dengan sebutan ustaz. Zafran Fayyadh nama lengkap Fayyadh, dan kata mereka Zafran lebih cocok jika hendak dipanggil ustaz, apalagi Fayyadh juga menulis nama Zafran di setiap tulisannya di instagram.

Fayyadh pun segera merebut kertas yang berada di tangan Azriel lalu menambahkan poin yang disarankan oleh laki-laki itu tadi.

Sisa sebulan lagi, ia akan kembali membuka pendaftara. Kini, anggotanya sudah terdiri 14 orang dengan mereka. Pendaftaran pertama sebanyak 5 tambahan, pendaftaran kedua ada 4.

"Aturannya gak mau diubah, Pak Ketua?" Tanya Azriel saat mereka tengah berdiskusi soal pendaftaran selanjutnya.

"Yang mana?" Timpal Fayyadh.

"Cewek yang harus pake jilbab."

Fayyadh tampak berpikir kemudian berujar, "cewek kan emang wajib pake jilbab." Ia menatap Ivy dan 2 cewek lainnya yang ada di antara mereka. Namanya Ririn dan Eka.

"Iya, aku tau, tapi gimana yah, Yadh? Ini bukan komunitas keagamaan kan yang kita dirikan?" Azriel mencoba mendiskusikan apa yang ada di pikirannya.

Fayyadh mengangguk. "Intinya?" Ia menuntut inti yang hendak Azriel sampaikan.

Rambu;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang