9. Iqra'

19 8 7
                                    

Baru beberapa hari yang lalu Fayyadh menginjakkan kaki di rumah sakit, kembali kakinya berpijak di tempat itu. Sehabis menjenguk Ira -- adiknya Ivy, langkahnya terpanggil untuk mengarah di tempat bermain anak-anak kemarin.

Dari kejauhan, Fayyadh mengamati anak-anak yang bermain. Tidak sebanyak kemarin. Hanya ada lima anak orang dan seorang perempuan yang sedang menunduk dikelilingi oleh tiga anak itu. Ia mengenali perempuan itu, Raila.

Langkah Fayyadh mendekat, tapi tidak sedekat itu. Ia hanya mengamati di pinggir hingga Raila yang terlihat serius mencoret-coret di atas kertas gambar mengangkat kepalanya -- entahlah, ia merasa ada yang memperhatikan atau memang hendak mengangkat kepala.

Betapa terkejutnya Raila saat melihat siapa yang sedang memperhatikannya. "Kak Fayyadh? Ucapnya refleks membuat anak-anak yang fokus pada gambarnya menoleh untuk melihat siapa yang disebut namanya oleh Raila.

Fayyadh tersenyum, lalu mendekat. "Assalamu'alaikum," sapanya dan dibalas oleh anak-anak, dan Raila dengan ekspresi yang masih tidak percaya.

"Aku jenguk sepupu aku, adiknya Ivy." Fayyadh memberitahu tujuan utamanya ke rumah sakit. "dan keingat anak-anak di sini, jadi ini aku beliin permen di koprasi tadi." Laki-laki itu mengangkat kantongan putih yang dibawanya sembari menatap kelima anak yang sedari tadi memperhatikannya.

"Ouhh terima kasih," kata Raila tersenyum. "Anak-anak, masih ingat kakak yang datang kemarin nggak? Kakak Fayyadh?"

Sontak anak-anak itu menatap ragu ke arah Fayyadh. Melihat anak-anak yang menatapnya seperti itu membuat Fayyadh kembali mengulurkan tangannya. "Ya udah, kalau lupa, kakak kenalin diri lagi aja deh. Nama kakak, Kakak Fayyadh."

Sontak kelima anak itu berebutan meraih tangan Fayyadh sambil menyebutkan namanya satu persatu. Selanjutnya, Fayyadh membagikan permen ke mereka yang tentu disambut antusias.

"Oh iya, Kak, adiknya Kak Ivy sakit apa?" tanya Raila.

"Tipes," jawab Fayyadh.

"Dirawat di mana, Kak?"

"Ruang Anggrek nomor lima."

"Oh nanti aku ke sana buat jenguk, Kak."

"Terima kasih, Raila," balas Fayyadh dengan sedikit menganggukkan kepalanya.

Cukup senyuman yang Raila balaskan. "Oh iya, Kak, siapa tau mau main sama anak-anak? silakan ... ini aku lagi ngegambar sama mereka."

Fayyadh tersenyum. Tawaran yang menarik. "Boleh?"

"Yah bolehlah, Kak." Raila memberika satu buku gambar untuk Fayyadh dan juga pensil. "Ayok, Rigen sama Tio bareng Kak Fayyadh menggambarnya yah?" Kata Raila pada dua anak laki-laki yang langsung mengikuti Fayyad menuju tempat yang berbeda. Sementara tiga orang anak perempuan tetap bersama Raila.

***

Teruntuk apa-apa yang dimulai karena-Nya, pastilah akan menemukan hasil paling indah nantinya, dan Dia akan selalu memberi jalan untuk menuju hasil itu.

-Zafran

Raila baru saja menemukan instagram Fayyadh. Nama akun laki-laki itu _Zaffayyadh dan isinya berisi quotes-quotes islami yang semuanya di pojok kanan bawah tertulis -Zafran.

Tidak ada yang abadi, semuanya fana, kecuali Dia.

-Zafran

Rambu;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang