17

19 0 0
                                    

Anaya mengerjapkan matanya perlahan dia melepaskan lengan Bima yang memeluknya semalaman Anaya benar-benar tidak menyangka jika lelaki yang di cintai nya selama ini justru memiliki perasaan yang sama, namun Bima tidak pernah menunjukkan nya.

tiga tahun Anaya berjuang untuk sekedar mencari perhatiannya namun Bima seolah tidak memperdulikannya .

Anaya memperhatikan wajah Bima sesaat lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk segera menuntaskan panggilan alam.

Bima terbangun begitu menyadari gadis yang di peluknya semalaman tidak ada di tempat tidur dia memilih untuk segera mandi karena hari ini dia akan mulai bekerja ke kantor

Sementara Anaya sibuk dengan peralatan dapurnya sebuah tangan kekar kini kembali memeluknya

"Pagi sayang" ucap Bima lalu mencium pipi Anaya sekilas

" pagi Bi..ma" sahut Anaya  terbata dia kaget dengan apa yang Bima lakukan

"Mama udah ngirimin baju kerja kamu aku taruh di meja kamar " ucap Anaya sebiasa mungkin

"Makasih sayang " ucap Bima lalu beranjak meninggalkan Anaya yang kini kedua pipinya sudah bersemu merah

" tadi apa katanya Sayang? Enteng banget dia bicara bikin jantungan aja pagi - pagi"

" morning Nay "

" papah... Sejak kapan papa di situ? " tanya Anaya kelabakan

"  sejak Bima meluk kamu,papa udah liat semuanya Nay "ucap Valen sambil terkekeh.

" pagi pah" ucap Bima lalu duduk di sebelah calon mertuanya tersebut

"Pagi Bim, jadi hari ini masuk kantor? "

"Iya pah tapi aku anter Anaya berangkat sekolah dulu"

"Oh, ya papa titip Anaya ya Bim papa harus berangkat lagi ke Singapura nanti siang"

"Pah, tapi papa janji kan gak ninggalin Nay lagi "

" ada urusan pekerjaan Nay gak lama kok , papa janji ini yang terakhir "

"Beneran janji? "

"Untuk keluar negeri ini yang terakhir tapi kalo domestik papa gak tau Nay " ucap Vallen lagi- lagi pria setengah abad itu menggoda putrinya .

****

Sepanjang perjalanan menuju sekolah Anaya hanya terdiam begitupun Bima, Bima memang sengaja memberi Anaya ruang untuk gadisnya agar pikiran gadis itu tenang.

"Bim jangan sampe masuk gerbang!!" ucap Anaya memperingati

Bima menurut dan tidak ingin membuat gadisnya semakin kesal untuk saat ini

" ya udah aku sekolah dulu "

" nanti sore aku jemput " ucap Bima

"Kalau kamu sibuk aku pulang sendiri aja ya "

Bima hanya mengangguk patuh .

"Nay, daripada kamu sendiri di rumah gimana kalau kamu tinggal lagi di rumah aku "

"Iya, nanti pulang sekolah langsung ke rumah mama udah nelpon juga tadi "

Bima menggenggam erat tangan Anaya dia tersenyum begitu melihat cincin pertunangan mereka.

" masuk gih " ucap Bima setelah mencium dahi Anaya sekilas.

****

Jam istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu tapi Anaya enggan keluar kelas dia memilih membaca buku sambil memakan bekal yang di bawanya
Dari rumah.

BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang