5

71 5 0
                                    

Virgo dan Raka terkekeh mendengar cerita Anaya bisa- bisanya putri seorang Sultan berjualan kue di sekolah

" gue salut sama lo Nay mental lo kuat banget " puji Virgo

"Tapi kalian janji ya jangan kasih tau Bima tentang ini semua! " Anaya memohon terhadap keduanya

"Oke, tapi ada imbalannya kan? " goda Virgo sambil terkekeh.

"Iya deh kalian mau apa? "

" macaron buatan lo tiap hari "ucap keduanya kompak.

"Iya kalo papa udah bolehin masak ya" sahut Anaya tidak yakin.

"Emang bokap lu kenapa Nay? " tanya Raka penasaran

"Kayanya papa marah,aku masuk sini gara-gara kecapean, peralatan masak aku juga di sita " Anaya kembali menerawang.

harusnya Anaya berhati-hati dia lupa kalau valentino sangat over protective .itu juga alasan Anaya kenapa dia tidak ingin teman- teman di sekolahnya tahu identitas aslinya .

     dulu sewaktu Anaya masih duduk di sekolah menengah pertama dia memang memiliki banyak teman tapi dia lebih sering di manfaatkan oleh teman- temannya daripada benar-benar di anggap teman Anaya memang memiliki segalanya, tapi dia ingin memiliki sahabat yang tulus, yang menerima dia apa adanya.

"Kalian gak ngasih tahu Tari kan?"  Tanya Anaya tiba-tiba

Raka dan Virgo menggelengkan kepalanya kompak

"Sesuai permintaan tuan putri " sahut Raka sambil terkekeh

" jangan ngomong gitu aku ga suka " ucap Anaya merajuk

" iya Nay,kita gak bocorin kok" kini Virgo membuka suara

" makasih ya kalian udah datang jenguk "

"Iya sama- sama sorry kita cuma bawa buah " ujar Raka cengengesan .

" lagian gue bingung mo ngasih apaan pasti di rumah lo segalanya ada ya kan Nay? " sahut Virgo menimpali

" cukup kalian dateng aja udah cukup kok " ucap Anaya bijak

"Seminggu lo gak sekolah Bima uring- uringan Nay " Virgo berkata dengan nada serius

"Bima, kenapa dia? "

"Kita gak tau Nay, tapi yang kita perhatikan dia kaya kurang semangat,
kangen sama lo kali " Lagi-lagi Virgo terkekeh mengingat kembali tingkah Bima yang aneh sekaligus lucu menurutnya.

"Baru kali ini Bima kaya gitu, gue juga heran " Raka ikut menyahuti

" ko bisa gitu ya ? " gumam Anaya

" mungkin juga karena perjodohan itu gak sih, ka? " tanya Virgo pada Raka

"Loh, kok sama" sahut Anaya

"Maksud lo, Nay? " tanya Virgo dan Raka

"Hari ini, aku juga bakal ketemu calon tunangan aku " sahut Anaya

" apa mungkin? " Virgo sengaja menggantungkan kata- katanya

" bisa jadi " sahut Raka tak kalah misterius.

" kalian ngomongin apa sih? " Anaya menatap keduanya bingung.

" ya udah kita balik dulu lo harus siap-siap juga kan? " goda Virgo sambil menaik turunkan kedua alisnya

" cieee yang mau ketemu calon tunangan"

" ihhhh kalian apa sih?,Aku ga mungkin nerima orang lain sementara di hati aku sudah ada orang lain, eh gimana sih? "

" cieee... "ledek Raka dan Virgo berbarengan

" udah sana kalian pulang! " usir Anaya pada keduanya.

Setelah kepergian Raka dan Virgo  Anaya menatap pergelangan tangannya yang masih tertancap jarum infus  sampai suara bunyi pintu  di buka Anaya nyaris menahan nafasnya sesaat  begitu melihat sosok pemuda yang kini berjalan ke arahnya .

Pandangan keduanya pun bertemu " Anaya " gumam cowok itu yang tak lain adalah Bima putra Baskara.

* Bima... Jadi calon tunangan ku adalah Bima ya ampun terimakasih Tuhan atas semua nikmat yang kau berikan* gumam Anaya dalam hati

Bima menyerahkan buket bunga mawar pada Anaya

"Cantik banget  makasih bunganya Bim" ucap Anaya tulus

" lo suka? "

Pertanyaan dari Bima tersebut  membuat Anaya dengan reflek mengangguk lucu sesekali Anaya mencium buket bunga tersebut

" kenapa lo tutupin identitas lo Nay? "

Hening tidak ada jawaban dari Anaya

" lo tau? , gue nyariin lo " ucap Bima yang kini terlihat cemas

Anaya takjub dengan apa yang di katakan Bima barusan.

" ma.. Af " cicit Anaya

Bima mengulum senyumannya melihat Anaya seperti ini adalah hal langka sikap Anaya yang ceria  terlalu mendominasi gadis ini terlalu periang fikir Bima.

" lo sakit apa? " tanya Bima pada akhirnya

" cuma kecapean aja  tapi papah maksa buat di rawat "

Bima terkekeh menatap Anaya yang kini cemberut

" gue kangen Nay " ucap Bima tiba-tiba  dia menggenggam  tangan Anaya dengan lembut

Anaya yang kaget mendapat perlakuan seperti itu dari Bima nampak terkejut dengan apa yang kini di alaminya

" i.. Ini gak mimpi kan? "Tanya Anaya  yang kini menatap tangannya yang di genggam Bima

Bima terkekeh

" sorry kalau selama ini gue nyuekin lo, tapi gua ada alasan ngelakuin itu semua " ucap Bima tegas

Anaya hanya mengerjapkan kedua matanya lucu  membuat Bima semakin gemas

" apa papa lo tau selama ini lo jualan di sekolah? "

Anaya menggelengkan kepalanya lemah

" papa sering keluar kota dan aku sering ngerasa kesepian Bim " sahut Anaya berkaca- kaca

" cuma dengan masak aku ngerasa terhibur , aku ngerasa seneng setiap kali aku bikin makanan dan orang yang memakan masakan aku itu seneng aku lebih seneng " ucap Anaya mencoba tersenyum di sela air matanya yang turut jatuh

" hei.. " Bima menarik tangan Anaya lalu memeluk tubuh Anaya  gadis itu terisak dalam pelukannya Bima mengusap punggung gadis itu mencoba memberikannya kekuatan

" suuuttt udah dong nangisnya nanti kita ke rumah biar lo masak sama mama gue  gimana? " tawar Bima.

" beneran boleh? " tanya Anaya melepaskan pelukannya

"Iya boleh nanti gue bilangin om Valentino juga "

"Tapi gimana kalau papa marah Bim? "

"Engga akan, gue janji sama lo "

" beneran? "

"Iya, karena yang minta calon menantunya. "

Bersambung

Seblak buatan Anaya

BimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang