Anaya menatap pantulan dirinya di depan cermin hari ini dia terpaksa mengenakan kaos turtle neck agar bisa menutupi lehernya, lebih tepatnya tanda kissmark yang kini melekat di leher putihnya Bima jelas sengaja dia tidak ingin berbagi dengan siapapun jika itu menyangkut Anaya.
Acara pembukaan toko kue sudah berlangsung sejak tadi Anaya tersenyum hangat menyambut orang-orang yang datang ke tokonya Raka dan virgo menghampiri Anaya keduanya terlihat antusias melihat berbagai macam kue dari cake hingga berbagai macam macaron kesukaan mereka
" selamat ya Nay" virgo mengulurkan tangannya sambil tersenyum
" terimakasih kalian udah datang " Anaya nampak mencari seseorang" nyariin Bima ya? " Raka menebak tepat sasaran.
Anaya mengangguk " semalam udah janji mau datang sama kalian "
"Lo sabar ya , om bagas nyuruh Bima keluar kota katanya ada masalah di cabang perusahaan nya"
Anaya hanya mengangguk pasrah lagi dan lagi Bima melupakan dirinya bahkan untuk sekedar pamit pun Bima rupanya lupa.
" sayang .. " seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan datang langsung memeluk Anaya
" maaf mama telat "
"Tante Aura " Raka dan Virgo segera salim pada wanita tersebut wanita yang menyebut dirinya mama itu tak lain adalah Aura mamanya Bima
"Gak apa mah " Anaya berusaha tersenyum
"Bima ada hubungi kamu? "Tanya Aura
Anaya hanya menggeleng lemah
"Dasar anak itu, tadi pagi dia langsung berangkat karena ada masalah di kantor cabang" Aura mengusap lembut rambut Anaya
"Berapa lama Bima pergi mah? "
"Sampai pekerjaannya selesai " Aura memeluk Anaya lalu mengusap punggungnya seolah memberinya kekuatan.
Raka dan Virgo jelas tau alasan Bima yang begitu membenci bagaskara sang papah, itu pula alasan kenapa Bima tidak mau berurusan dengan para gadis yang selalu mengejarnya termasuk Anaya .
Bagaskara terlalu banyak menuntut Bima, dia sadar Bima memiliki kelebihan dan Bagaskara tidak ingin Bima menyia- nyiakan masa muda putranya dengan cinta monyet atau berpacaran layaknya remaja pada umumnya, Bagaskara memilih menjodohkan putranya dengan putri dari sahabatnya sendiri yaitu Valentino yang tak lain adalah orang tua dari Anaya.
Bima masih penuh misteri bagi Anaya cowok itu terlihat bagai dua sisi yang saling bersebrangan
Hari berlalu begitu cepat setelah acara selesai Anaya memilih menyibukkan dirinya bersama para pegawainya untuk membuat kue, acara pembukaan tadi berjalan lancar dan semua kue di toko ludes terjual
Anaya sibuk menguleni adonan kue yang di buatnya namun pergerakannya terhenti begitu sebuah lengan kekar memeluknya dari belakang
"Sorry, gue datangnya telat " ucap seseorang yang tak lain adalah Bima
" lo pasti marah?, tapi gw ada alasan Nay " Bima semakin erat memeluk Anaya namun gadis itu tak bereaksi apa- apa .
Anaya merasakan kepalanya terasa berat penglihatannya mengabur namun saat dia menunduk rasa pusing itu menyerangnya semakin kuat hingga dia merasakan sesuatu yang mengalir dari hidungnya
"Nay... " suara itu terdengar namun kesadaran Anaya perlahan 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
»----> <----««
Anaya mengerjapkan matanya perlahan
Bau obat langsung menusuk indra penciuman nya Anaya melirik pergelangan tangannya yang kini tertancap jarum infus dia juga merasa jemarinya di genggam lembut

KAMU SEDANG MEMBACA
Bima
Ficção Adolescentemenceritakan tentang perjuangan seorang gadis bernama Anaya untuk meluluhkan hati Bima lelaki yang di sukainya sejak masuk SMA akankah Bima membalas perasaan Anaya?