04. Ketahuan

7.8K 378 0
                                    

────────୨ৎ────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────୨ৎ────────

"Harusnya lo nurut sama omongan gue!" gertak Argan geram karena Zheta membantah.

"Gue gak mau!" sentak Zheta reflek berdiri berhadapan dengan Argan membuat mereka saling tatap.

"Sialan! Ikut gue!"

Argan ingin menarik tangan Zheta dan membawanya pergi, tapi Zheta malah menepis tangannya hingga tautannya terlepas.

"Kurang ajar lo ya!"

Argan menatap sekilas tangannya yang ditepis oleh Zheta membuat giginya menggertak. Tanpa rasa kasihan, sekali lagi tangan Zheta ditarik kencang oleh Argan hingga kali ini Zheta tidak bisa menghindar sehingga Zheta harus mengikuti ke mana Argan membawanya.

Beberapa kali Zheta memberontak sembari melontarkan kata-kata umpatan namun sama sekali tidak digubris oleh Argan membuat ia pasrah.

Setelah sampai, Argan menghempaskan tubuh Zheta sedikit keras membuat Zheta hanya bisa mengumpat dalam hati. Untung saja ia tak terjatuh, gila memang Argan ini.

Zheta menatap ruangan di depannya ini dengan kerutan di dahinya menandakan bahwa ia sedang kebingungan.

"Masuk," titah Argan.

"Lo gila? Ngapain lo nyuruh gue masuk ke gudang?!" sewot Zheta.

Ya, Argan membawanya ke depan gudang sekolah yang bisa dibilang terlantar, jarang di bersihkan juga. Terlihat dari depan gudang saja sudah terlihat berdebu dan kumuh.

"Masuk!" gertak Argan sedikit mendorong tubuh Zheta agar lebih dekat ke pintu.

Zheta tak mau masuk, ia mendorong tubuhnya kebelakang saat Argan berusaha mendorongnya masuk.

"Argan! Lo gila!"

Bertepatan saat mengatakan itu Argan mendorongnya lebih kuat sehingga pintunya terbuka dan otomatis ia masuk. Zheta menggeram tertahan.

"Bersihin gudang ini sekarang juga! Gue kasi waktu lo 2 jam! Kalo selama 2 jam gue balik ke sini dan gudangnya belum bersih juga, jangan salahin gue kalo lo dapet yang lebih berat dari ini!!"

Zheta membelalak, ia ingin membantah. "Eng-"

"GUE GA SUKA BANTAHAN!"

Pita suaranya tercekat membuat ia tak bisa bersuara karena bentakan itu. Jujur saja, Argan benar-benar seram saat ini. Dulu ia hanya membaca versi novelnya, dan terkadang ia kesal saat Zheta selalu menuruti kemauan Argan. Sekarang ia tahu kenapa Zheta tak pernah membantah perintah Argan.

"Lo ga bakal bisa kabur, karena kunci gudang ini ada sama gue." Argan perlahan keluar dari gudang dan menutup pintu gudang itu membiarkan Zheta berada di dalam gudang penuh debu tersebut.

"Argan! Gue ga bisa! Tolong buka pintunya!!" pekik Zheta sambil memukul pintu tersebut. Namun, Zheta tak mendengar balasan apapun dari luar.

Zheta menghela napas, ia berbalik badan dan menyenderkan tubuhnya pada pintu. Di sini benar-benar tidak ada ventilasi udara semacam jendela. Benar-benar tertutup. Bau gudang ini juga sangat menyengat. Cahaya lampu yang redup membuat ia sedikit sesak.

Transmigrasi ZhetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang