17. I Love U

5.5K 243 10
                                    

selamat siang semuaa<3

jangan lupa vote dan komen di paragraf yang kalian sukaaa, karena komenan kalian bikin aku semangattt<3

jangan lupa vote dan komen di paragraf yang kalian sukaaa, karena komenan kalian bikin aku semangattt<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────୨ৎ────────

Cessa naik ke tangga rooftop dengan keadaan hati yang sedikit cemas karena Argan tiba-tiba menyuruhnya datang untuk bertanya sesuatu padanya. Ia bisa menduga apa yang ingin Argan tanyakan padanya, namun ia berharap Argan tidak mengungkit hal itu lagi.

"Gue ga mungkin salah. Lo bener cewenya Alden?"

Cessa tertegun, terdiam sesaat, apakah pertanyaan itu untuknya? Semoga saja tidak.

"Cessa, gue nanya sama lo."

Deg.

Cessa gelagapan, ia menoleh mendapati Bara yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Ia menggeleng.

"Bukan, kan gue udah bilang lo pasti salah orang," ujar Cessa menghindar sekali lagi, semoga Bara percaya.

"Lo pikir Cessa cewe apaan ngejalin hubungan sama sahabat sampah lo itu?" imbuh Argan yang sedikit tak terima. Ia tau bagaimana Alden, ia pun tahu dia yang keluar dari Gaxeraz karena apa.

Berusaha menahan emosi karena Argan lagi-lagi berusaha memancingnya dengan embel-embel sahabat Alden. Ia tak pernah lagi menganggap Alden sahabatnya. Memang benar kata Argan, dia sampah!

"Gue ga asal nanya dia, gue pernah liat HTS-an lo ini main sama Alden di club!"

Cessa menghembuskan napas lelah sembari memejamkan matanya sebelum ia benar-benar menemui Argan setelah ini. Ia harus bisa meyakinkan Argan bahwa ucapan Bara tidak benar.

Cessa kembali melangkah dan mendekat ke arah Argan yang terlihat sedang duduk di kursi dengan raut wajah tenang.

"Argan," panggil Cessa.

Argan membuka matanya saat mendapati namanya dipanggil, ia menoleh saat Cessa sudah berada di sampingnya.

"Duduk, gue mau nanya satu hal sama lo," titah Argan dengan wajah yang masih datar tentunya.

Cessa pun mengangguk dan duduk di salah satu kursi yang berhadapan dengan Argan. Ia bersiap mendengar pertanyaan dari Argan dengan harapan Argan tidak melontarkan pertanyaan yang sangat ia hindari itu.

Argan menghela napas pelan. "Gue tau apa yang Bara liat mungkin salah. Tapi ga ada salahnya gue nanya sama lo dan mastiin itu ga bener," ujar Argan dengan tatapan menginterogasi.

Transmigrasi ZhetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang