09. Tidak Biasa

7K 346 4
                                    

i'm back<3

seperti biasa, sebelum baca alangkah baiknya untuk vote dulu bab ini, thank uu!

seperti biasa, sebelum baca alangkah baiknya untuk vote dulu bab ini, thank uu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────୨ৎ────────

Kedua ketua berbeda geng tersebut tengah berbondong-bondong merebutkan posisi pertama. Awalnya Argan berada di posisi pertama, namun Bara berhasil menyalip posisi Argan sehingga Argan tak mau kalah, ia mempercepat laju motor. Begitu terus sampai mereka sampai ke garis finish.

Biasanya selalu dan pasti Argan yang akan memenangkan pertandingan ini. Namun, entah kenapa dipertengahan jalan Argan terlihat tak fokus dan membiarkan Bara menyalip posisinya.

"Siap-siap harga diri lo jatuh, Argan!" pekik Bara yang terlihat sejajar dengan Argan.

Sedetik setelah mengatakan itu, Bara berhasil menyalip Argan dan fatalnya mereka sudah mendekati garis finish. Argan tak bisa menyalip lagi. Argan mengerang emosi.

Wush!

Para menonton mendengar kedua motor itu melewati garis finish dengan kecepatan di atas rata-rata. Mereka bersorak dan bertepuk tangan atas usaha keduanya saat bertanding.

Namun, tak jarang ada yang membicarakan Argan karena kalah di pertandingan hari ini.

"Gila? Argan kalah cuy!" celetuk Ken keheranan karena ini kali pertama Argan kalah bertanding.

"Kayanya dia kurang fokus," imbuh Nicho sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Andra mengangguk setuju atas ucapan Nicho. "Iya, gue perhatiin tadi dia ngurangin kecepatannya, dan Bara berkesempatan buat nyalip," sahutnya.

"Mungkin ada hubungannya sama masalah tadi?" tebak Darel sambil menatap keempat sahabatnya.

"Maybe."

Rion terlihat berjalan menghampiri Argan yang masih berada di dekat motornya. Diikuti oleh keempatnya.

"Are you okay?" tanya Nicho sambil menepuk bahu Argan.

Argan menoleh lalu berdehem sebagai jawaban. Ia menoleh ke samping, memperhatikan interaksi Bara dan Zheta yang terlihat saling melempar senyum.

"Lo menang karena ada gue pasti, ya kan?!" seru Zheta sambil terkekeh.

"Iya in aja biar seneng," ujar Bara sambil terkekeh.

"Ih! Buktinya lo selalu kalah kalo gue ga ada!"

"Eum?" Bara menaikkan alisnya sambil tersenyum miring, "ga ada hubungannya. Lo dulu juga selalu ke sini kan? Mantau mantan pacar brengsek lo itu." Mata Bara menoleh ke arah Argan yang menatapnya. Ia tahu Argan pasti mendengar ucapannya.

"Lo di senggol Ar! Harus bales sih lo!" kompor Ken dengan wajah seriusnya. Dengan sengaja Rion menggeplak punggung Ken.

"Gausah kompor! Masalah makin ribet ntar!" sungut Andra menatap tajam Ken. Sontak Ken langsung menutup mulutnya.

Transmigrasi ZhetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang