19. Dalangnya

4K 216 4
                                    

pagii semuaa^^

────────୨ৎ────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────୨ৎ────────

"Bara, bagaimana rasanya bersekolah di Victoria? Papa harap kamu tidak membuat kekacauan di sana," ujar Sang Papa dari Bara.

Kini keluarga dengan marga Vernando tersebut sedang melakukan sarapan sebelum menjalani aktivitas mereka. Sudah jadi kebiasaan mereka setiap pagi melakukan sarapan.

Bara menatap papanya lalu berdehem. "Bara udah selesai. Bara berangkat dulu," pamit Bara yang langsung melenggang begitu saja tanpa mendengar balasan dari mama dan papanya yang terlihat memanggilnya beberapa kali.

Bara kemudian berjalan ke garasi untuk mengambil motornya. Namun, sebelum itu ia ingin mengecek ponselnya dulu.

Ia mengernyit kala chat darinya belum dibalas oleh Zheta. Ia mendengus kemudian memasukkan kembali ponselnya ke saku.

"Dia marah?"

"Masa gitu doang marah? Apa gue jemput aja ke rumahnya?" gumam Bara setelah dipikir-pikir.

Bara memutuskan untuk menjemput Zheta di rumahnya, dengan harapan mereka bisa berangkat ke sekolah bersama. Selain itu, dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memastikan apakah gadis itu benar-benar marah kepadanya atau tidak.

Setelah berpikir sejenak, Bara dengan sigap mengenakan helm yang selalu menemani perjalanannya. Tak ingin membuang waktu lebih lama, ia segera menghidupkan motor kesayangannya dan menjalankannya menuju rumah Zheta.

Bukan Bara namanya jika tidak mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dengan lincah ia menyalip beberapa kendaraan agar dirinya bisa dengan cepat sampai tujuan.

Selang beberapa menit, Bara sampai di depan rumah Zheta. Namun, saat ia tiba di sana, ia sudah melihat ada van terparkir di depan rumah Zheta dengan plat nomor D 2345 EZ. Sempat ia melihat ada beberapa orang yang sepertinya menggotong seorang gadis masuk ke dalam.

Pintu van itu tertutup, setelahnya van itu berjalan maju dan menjauh dari pandangannya.

Perasaan Bara tak enak. Ia turun dari motornya dan masuk ke dalam pekarangan rumah Zheta. Di tengah pekarangan rumah Zheta, ia melihat ada ponsel di sana. Bara segera mengambilnya.

Saat ia menghidupkan ponsel tersebut, ia melihat jelas ada wajah Zheta terpampang di layar kunci.

"Punya Zheta?" tanya Bara heran, mengapa ada ponsel Zheta di sini?

Setelah berpikir, ia baru sadar tadi ada beberapa orang yang menggotong seorang gadis, apalagi tepat di depan rumah Zheta. Bara membelalak saat dirinya berpikir bahwa itu adalah Zheta.

Transmigrasi ZhetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang