16. Curious

4.9K 238 12
                                    

sianggg^^

────────୨ৎ────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

────────୨ৎ────────

Zheta dan Argan beralih ke arah suara yang sangat mereka kenali. Sontak saat tahu, wajah Argan benar-benar mudah dibaca bahwa ia tidak menyukai orang yang tiba-tiba datang ini.

"Gede juga nyali lo sekolah di sini?"
Argan bangun dari jongkoknya dan menampilkan senyum sinisnya.

"Apa yang harus gue takutin? Lo? Lagian bukan lo yang punya sekolah," balas Bara sedikit sarkas.

"Emang bukan gue yang punya sekolah. Tapi keberadaan lo bakal bikin nama sekolah ini jadi buruk!" sentak Argan sambil menunjuk-nunjuk ke arah Bara.

Tak terima dengan pernyataan Argan, Bara mendekat dan menyentak bahu kanan Argan sedikit keras. Tentu saja ia emosi karena Argan menuduhnya yang tidak-tidak, padahal nyatanya tidak seperti itu.

"Atas dasar apa lo nuduh gue kaya gitu?! Lo ga tau gimana kejadian aslinya! Seenaknya ngatain orang, padahal nyatanya diri lo lebih buruk! Cowo brengsek!" tekan Bara dengan rahang yang sudah mengeras. Tatapan tajam terus terpampang di wajahnya.

Bara setelahnya sedikit menjauh.

"Apa lo bilang? Coba lo ulangi?" suruh Argan dengan harapan Bara akan takut padanya.

Bara mengepalkan tangannya erat dengan napas yang memburu.
"LO COWO BRENGSEK!"

BUGHH!

Zheta baru saja bangun dari jatuhnya sudah dikejutkan oleh aksi kedua laki-laki ini di depannya. Jelas di matanya bahwa Bara terlihat termundur akibat bogeman yang Argan berikan.

Bara bukannya takut, ia malah tersenyum smirk dengan pandangan mata mengarah ke Argan nyalang.

"Tindakan lo ini udah ngebuktiin bahwa lo sebangsat itu, Argan."

"Kalo itu yang lo mau, lawan gue.."

Merasa tertantang, Argan tentu tak akan tinggal diam. Ia geram karena Bara menantangnya seakan ia sangat rendah di matanya. Jelas ia akan melawan Bara.

"Jangan salahin gue kalo nanti lo sekarat!"

Bara melempar tasnya asal agar ia leluasa bergerak. "MAJU LO ANJING!"

Tak tertahan, akhirnya Argan bergerak mendekat ke arah Bara dan berusaha menghantam Bara, namun Bara selalu bisa menghindar. Begitupun sebaliknya. Mereka sama-sama hilang kendali dan ambisi untuk saling mengalahkan sangat mendominasi.

Zheta sedari tadi hanya diam menyaksikan. Sudah ia duga jika keduanya dipertemukan akan jadi seperti ini. Ibarat api bertemu dengan api, maka api tersebut akan semakin membara. Beginilah jadinya.

Tolong beritahu Zheta bagaimana memisahkan mereka? Zheta berusaha mencari seseorang untuk ia mintai bantuan. Namun di sini sangat sepi, apalagi jam masuk sudah berbunyi sedari tadi.

Transmigrasi ZhetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang