Tragedi 1998 : Kejatuhan Keluarga Prabowo

932 68 10
                                    

Krisis finansial yang terjadi diindonesia membuat membuat demo dari beberapa golongan masyarakat dan mahasiswa. Demo yang mulai diawali tanggal 4 mei 1998 itu tergolong masih bisa dihalau.
Beberapa hari kemudian Mayjen sjafri sebagai pangdam jaya yang merupakan sahabat prabowo juga menghubungi prabowo. Mereka berbagi pendapat dan informasi.
"Bagaimana keadaan sekarang?" Tanya prabowo.

"Untuk sekarang aman terkendali. Jendral wiranto(pangab) juga memerintahkan kami untuk selalu siaga"

"Sepertinya ini bisa diatasa dengan mudah" tutur prabowo.

"Saya khawatir jika ada masa tambahan. Bagaimana menurutmu? Apakah mungkin akan ada masa gerakan tambahan?"
Tanya sjafri.

"Saya rasa tidak. Menurut sepengetahuan saya, sangat tidak mungkin ada gerakan yang lebih besar dari ini".

"Mengapa demikian?"

"Dalam gerakan seperti ini dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tidak mungkin orang-orang itu punya uang yang cukup untuk membawa masa lebih banyak lagi. Kecuali mereka punya penyokong dana yang besar." Jangan khawatir, saya tau siapa-siapa saja mereka itu, mereka tidak punya cukup uang untuk melakukan hal yang lebih besar" jelas prabowo.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu."

"Terus kabari saya perkembangannya disana."

Begitulah akhir dari percakan mereka. Prabowo yang sedang ada disudut jakarta yang lain, melihat beberapa tanaman bunga berserakan dijalanan. Toko bunga itu sudah hancur, hanya meninggalkan bangunannya saja. Ia memungut pohon anggrek kecil dijalan. Pot anggrek itu sudah pecah, namun anggrek putih itu terlihat masih cantik. Ia menatap kelangit-langit, ia ingat hari ini adalah tanggal 8, ulangtahun pernikahnya.

"Siap pak, semua sudah terkendali" ucap salah seorang mayor yang datang padanya.

"Bagus. Tolong carikan saya wadah untuk bunga ini".

"Siap pak."


***
Prabowo pulang kerumah tepat setelah adzan magrib. Titiek langsung menyambutnya dengan hangat, bisa terlihat wajah begitu lelah diwajah suaminya itu, namun suaminya pulang masih bisa dalam keadaan tersenyum kerumah.
"Selamat ulangtahun pernikahan" prabowo menyodorkan bunga anggrek putih dan sebagaian batangnya terbungkus plastik berwarna hitam.

"Terimakasih mas." Titiek berkaca-kaca, begitu tidak menyangka disaat seperti ini sang suami masih bisa memikirkan hal ini.

"Maaf, tidak bisa ada perayaan atau pesta. Negara sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja" ungkap prabowo.

"Mungkin bunga itu tidak mahal, ia tergeletak dijalan. Saya temukan didekat tempat saya bertugas hari ini. Harus dibelikan pot baru." Lanjutnya menjelaskan.

"Ndak apa-apa mas. Apapun yang mas berikan sangat berharga bagi titiek". Jawab titiek sambil ia mengukir senyum penuh haru diwajahnya.

Prabowo terkejut saat terjadi gerakan lebih besar Pada tanggal 12 mei 1998. Yaitu terjadi gerakan mahasiswa. Bahkan mahasiswa Trisakti menggelar demonstrasi namun aksi itu berjalan kondusif. Aksi yang awalnya berjalan kondusif berubah jadi peristiwa berdarah dengan tewasnya empat mahasiswa Trisakti. Sebab Aparat menembaki massa yang menuntut reformasi hingga menewaskan 4 mahasiswa. Setelah peristiwa itu, suasana Jakarta semakin memanas. Aksi damai untuk menyerukan belasungkawa terhadap mahasiswa Universitas Trisakti yang meninggal berujung kerusuhan. Beberapa titik di Jakarta terjadi kerusuhan pada 13 dan 14 Mei 1998.

Tragedi Trisakti menjadi pemicu puncak gerakan konsolidasi mahasiswa, hingga akhirnya terjadi demo besar-besaran diberbagai kota dan paling melonjak diibukota.

KESETIAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang