Tahun 2002, 2003

3.1K 149 67
                                    

Tahun 2002

Pagi hari yang sudah sibuk terasa sebagai hal yang biasa bagi prabowo, selesai sarapan ia langsung melakukan pertemuan-pertemuan bisnisnya. Bisnis yang baru dirintis ini dirasa tidak mungkin bisa meroket secepat membalik halaman buku atau seperti di film-film. Kerja keras harus benar-benar ia jalani setiap hari, dengan begitu juga ia bisa lebih fokus memperbaiki diri dan situasi. Setiap akhir pekan tak pernah luput ia menelpon putranya bertanya kabar dan bercengkrama. Ia juga tak lupa menelpon saudara saudarinya dan juga sang ibunda yang beberapa kali dalam sebulan akan mengunjunginya. Setelah sang suami meninggal, ibu dora lebih sering berpindah-pindah keluar negeri tinggal dengan putra-putrinya seperti hashim, bianti atau maryani. Sementara ia tak ingin berlama-lama tinggal dengan prabowo sebab mengetahui kesibukan yang sedang dijalani putranya itu.

Akhir pekan kali ini, ia kembali bertelepone dengan putranya. Tampak berbeda kali ini putranya membahas soal ia meminta seorang temannya untuk merancang baju untuk ibunya dan temannya ingin meminta sang ibu secara khusus untuk menjadi modelnya.

"Ahh! Jangan aneh-aneh lah. . " celetuk prabowo.

"Tidak pa. Didiet sudah tanya mama dan mama mau saja kok" jelas didiet.

"Maksud papa baju nya yang jangan aneh-aneh!"

"Aneh-aneh yang bagaimana?" Tanya didiet dengan disambung tawanya. Terdengar disudut telpon suara prabowo yang juga tertawa kecil.
Tak lama didiet kembali bertanya "papa sudah pernah telpon mama?"

"Tidak. Mbak titiek sepertinya sedang sibuk"

"Tau dari mana? Papa saja tidak pernah telpon"

"Dia sulit dihubungi. Namanya juga sama-sama sibuk"

"Mama bilang kalian berhubungan baik selama ini" ucap didiet dengan suara kecewa yang menyadari mamanya berbohong.

"Ya tentu saja, kami berhubungan baik" bela prabowo.

"Mana ada yang berhubungan baik tapi tidak komunikasi" balas didiet.

"Sedang banyak masalah di indonesia, om tomi sedang dipersidangan. Kasus pakde bambang makin kusut. Mama mu lgi sibuk bolak-balik pengadilan jadi saksi atas kasus-kasus saudaranya. Dan Eyang baru masuk rumah sakit lagi. . Walaupun papa tidak ngobrol dengan mamamu, tapi papa selalu tau perkembangan"nya". Papa selalu pantau" ungkap prabowo.

"Dari dulu papa selalu begitu" jelas didiet.
Keduanya tersenyum disudut telpon masing-masing, disudut bagian negara yang berbeda.

Sementara titiek di indonesia tidak lepas dari kesibukannya juga. Begitu banyak hal yang harus diurusnya, sudah 5 bulan berlalu ia harus bolak balik kepengadilan sebagai saksi dari kasus-kasus yang sedang dituduhkan ke saudara dan saudarinya. Titiek tidak pernah berkomentar saat dikerubungi wartawan. Ia selalu menatap lurus kedepan dan sedikit memberi senyum. Semua orang beranggapan ia angkuh nan sombong, "padahal bapaknya sudah jatuh, namun masih sliweran lagak putri" begitu kira-kira salah satu cemoohan orang yang terbiasa titiek dengar. Sudah sangat lama nama Titiek prabowo tidak pernah disebut lagi, bagi media dan indonesia hanya Titiek Soeharto yang ada saat ini.

Hujatan demi hujatan masih diterima keluarga cendana, hanya titiek yang bisa fokus merawat ayahnya yang sudah sering keluar masuk rumah sakit beberapa kali, apalagi semenjak tomi adik bungsunya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana itu. Ditambah tutut yang sedang diselidiki dengan kasus korupsi yang sedang dituduhkan padanya, bambang dengan kasus perselingkuhannya dan mamiek dengan kasus perceraiannya.

Bagi titiek, menjadi kuat dan tegar adalah kewajiban bagi dirinya. Titiek ingin selalu berbakti pada sang ayah dan mendampingi keluarganya dalam keadaan yang sedang kacau ini.

KESETIAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang