Hanya menitipkan, Tak pernah mengembalikan!

2.3K 132 25
                                    

Melihat titiek yang diam saja, pak harto bisa mengetahui bahwa ia mengunjungi putranya dengan prabowo juga. Pak harto meletakkan surat didit kedalam laci disamping tempat tidurnya, tampa menunggu jawaban titiek ia berbaring kearah sebalikkan hingga membelakangi titiek. Titiek bergerak ingin menanyakan lebih lanjut maksud pertanyaan dari ayahnya itu namun ia mengurungkan niatnya dan memilih keluar dari sana. Saat terdengar suara titiek menutup pintu kamar pak harto kembali membuka matanya, ia merenung dalam diamnya, tubuhnya berbaring namun tidak dengan mata dan pikirannya.

Prabowo sendiri sibuk dengan mengurus berbagai legalitas surat bisnis-bisnisnya, ia juga sibuk mempelajari hal-hal baru tentang bisnis.

---------
Waktu terus berjalan hingga padadua minggu kemudian ia mendapatkan telepon dari pengadilan yang mengabarkan bahwa ia bisa datang kepengadilan agama besok pukul 8 pagi. Prabowo bertanya “Bagaimana saya tau bahwa ini memang keinginan istri saya?”

“Besok ibu titiek juga akan hadir pak” . jawaban disembrang telepon itu membuat prabowo menyetujui pertemuan itu.

“Baik, saya akan datang” jawab prabowo. Kemudian menutup teleponnya. Ia kembali membuka berkas-berkas dimejanya berusaha menyibukkan diri. Edy yang mengetuk pintu membawakan prabowo segelas kopi mengerutkan dahinya setelah meletakkan kopi dimeja prabowo. “ini kopinya pak” ucap edy.

“Iya, terimakasih ed” jawab prabowo masih seolah sibuk membaca dengan serius kertas-kertas ditangannya itu. Edy seolah ingin mengatakan sesuatu namun ia mengurungkan niatnya. Tak lama ia mendapatkan kunjungan dari sjafri yang berkunjung kekantornya. prabowo menyambut sjafrie dengan senyum dan pelukannya. Kemudian prabowo kembali duduk dikursinya dan mempersilahkan sjafrie duduk di hadapannya, namun sjafrie lebih memilih duduk disofa. Melihat prabowo yang sangat serius membaca dokumen ditangannya membuat sjafrie mengguraui dirinya dengan berkata “apa sebaikknay saya pulang saja? Teman baik saya terlihat sedang sangat sibuk dengan pekerjaan barunya” tutur sjafrie sambil tersenyum.

“Ah. Kamu bisa sajaa” jawab prabowo tersenyum tampa menoleh kearah sjafrie. Edy dan seorang ajudan lainnya masuk membawakan kopi dan makanan untuk sjafrie. sjafrie bertanya pada edy “sejak kapan bosmu duduk disana bekerja?”

“Sudah seharian pak, bahkan bapak belum makan siang” jawab edy.

Mendapat jawaban itu sjafrie jadi penasaran apa yang sedang prabowo baca hingga memerlukan waktu seharian. Ia berjalan mendekati prabowo, “ajari saya bisnis, agar saya dapat membuantu kamu juga” tutur sjafrie dengan senyumnya.

“sudah banyak yang bantu saya. Kamu fokus saja pada pekerjaanmu agar dapat lebih banyak membantu negara” balas prabowo masih dengan serius pada dokumennya.
Senyum diwajah shafrie hilang saat ia tepat berdiri disamping prabowo yang sedang duduk dikursinya, ia menoleh kearah edy, edy membalas dengan tatapan seolah memberikan kode morse pada sjafrie. sjafrie mengambil semua lembaran kertas ditangan prabowo dan membalik semua kertas itu saat ia kembalikan ketangan prabowo. “saya tau kamu pandai, tapi saya tidak tau kamu sepandai itu hingga bisa membaca semua tulisan kecil ini dengan posisi terbalik” sindir sjafrie menatap sahabatnya itu dengan wajah cemas.
Mendengar hal itu prabowo baru menyadari bahwa semua kertas ditangannya dari tadi terbalik, yang sebenarnya membuktikan bahwa seharian ia tidak membaca apapun yang ada ditangannya itu. Ia meletakkan semua kertas itu dimeja dan meletakkan kedua tangannya dikepala.

Sjafrie memberi kode pada edy dengan tangannya untuk keluar ruangan.
Sjafrie mengambil posisi duduk dihadapan prabowo kali ini ia bertanya "ada apa?"

"Tidak ada" jawab prabowo singkat kembali mengambil kertas-kertas diatas meja.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya sjafrie lagi.

KESETIAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang