09. Mencari Eleven

21 4 0
                                    

"Jika di situasi begini, jangan percaya pada siapa pun. Karena bisa jadi, yang polos adalah pelakunya."

-Ernez-

...

      "Maksud lo?"

       "Daisy diterror dengan orang yang gak dikenal, pas banget tiba-tiba Eleven hilang. Bukannya ini aneh? Dua masalah yang berbeda dalam waktu yang sama. Apa kalian gak ada niatan curiga sama seseorang di sini? Semisal....ada musuh dalam selimut." seketika, mereka saling pandang dengan tatapan curiga satu sama lain. 

       Tiba-tiba, Jake berseru lantang.

      "WOY! LU PUNYA MASALAH APASIH, SAMA MEREKA! KALAU MAU BERANTEM, AYO SINI SEKARANG!!!!" mendengar itu, Nicholas langsung menarik Jake kemudian membisiki sesuatu padanya.

      "Percuma lo marah-marah gak jelas di sini karena pelakunya gak akan mau ngaku. Justru kalau lo kaya gini pelakunya malah seneng karena berhasil buat kita saling tuduh kaya gini. Gue gak sebodoh yang mereka kira."

      Jake mentralkan amarahnya yang menggebu. Dengan segera, Nicholas mengambil alih dengan aura yang tiba-tiba berubah serius sembari menatap mereka tajam.

      "Siapa pun yang berani macem-macem, siap-siap kena akibatnya." Jeff menatap tajam mereka yang membuat mereka seketika ketakutan.

      Melihat situasi yang tak terkendali, Stevan meminta untuk segera mencari Eleven yang disetujui oleh guru-guru yang lain.

      "Lebih baik kita cari Eleven segera sebelum keburu sore." titah Stevan. 

      "Kita bagi tugas! Sebagian jaga Daisy, sebagian lagi cari Eleven. Gak ada yang boleh nganggur kalau gak mau dianggap tersangka. Dan untuk Ernez, lo jagain aja pacar lo di sini, gue juga bakal jaga di dini." tegas Harras sembari menatap teman-temannya.

      "Iya Nez, lo jagain aja si Daisy, biar kita yang cari Eleven." timpal Nicholas. Tak lama, ia melanjutkan ucapannya.

      "Ini siapa aja yang mau cari Eleven?" tak lama, Jeff mengaajukan diri. "Gue ikut."

      "Ok, gue juga ikut." timpal Stevan.

      "Jake?" dengan pelan, laki-laki blesteran itu menyaut.

      "Ya, gue ikut nyari."

      "Yaudah, untuk Daisy, biar laki-laki aja yang nyari. Yang cewek tetap di sini buat jagain Daisy sekaligus saling melindungi. Teruntuk yang cowok, kalau semisal mau berpencar, jangan sampai ada yang hilang lagi. Ngerti?" mereka mengangguk kompak mendengar ucapan Harras. Tak lama, Harras menatap Jeff.

       "Jeff? Kalau di sana ada apa-apa, lapor gue ya? Biar kita susul ke sana." Jeff mengacungkan ibu jarinya.

       "Yaudah, semuanya....berpencar!" teriak Jeff. Akhirnya, mereka pun mulai berpencar menjadi empat kubu untuk mencari keberadaan Eleven.

       Seperginya mereka, Ernez berjongkok sembari menepuk bahu Daisy yang saat ini masih ditenangkan oleh Caca. "Kamu gak usah takut, kita semua jagain kamu."

       "Aku takut..."

       "Daisy, tenang ya? Ada kita di sini, kok." timpal Caca.

       "Ca? Gimana kronologi kejadiannya?" tanya Ernez sembari menatap serius sahabat pacarnya. Caca menghela napas pelan sebelum menjelaskan.

      "Jadi...."

       Flashback on

      Selesai mereka melaksanakan tugas masing-masing, tiba-tiba Daisy pamit pergi. Caca yang saat itu masih sibuk dengan tugasnya, tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan cepat, gadis itu segera menyusul Daisy yang berniat mengambil barangnya yang tertinggal.

Hell World: Mafia The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang