17. Top Level

3 1 0
                                    

"Dalam kehidupan, ada seseorang yang merasa tersaingi. Namun jika kau merasa demikian, berarti kau kurang mensyukuri arti nikmat Tuhan."

...

      Tak terasa, sudah memasuki hari kelima Joan berada di USH. Dan hampir memasuki dua pekan pula Eleven menghilang tanpa kabar. Karena kedatangan siswa itu, memberikan jarak dari beberapa siswa USH dan menghubung-hubungkan dengan kasus menghilangnya Eleven dan mungkin juga bisa menjadi kasus teror Daisy.

      Namun, kenyataannya, tiga diantara pemegang puncak tertinggi USH lah yang terlibat dalam menghilangnya Eleven. Siapa lagi jika bukan Jeffran, Nicholas dan Ernez. Siang ini, Daisy baru saja keluar dari ruang guru untuk mengambil buku yang kemarin sudah ia kumpulkan. Buka mata pelajaran Fisika.

      Baru saja ia hendak melangkah, tiba-tiba buku yang paling atas terjatuh. Sontak, ia berjongkok untuk memungutnya. Belum sempat ia mengambil, tiba-tiba sebuah buku terulur ke arahnya.

      "Ini bukunya, Kak."

      "Oh, makasih—"seketika ia tertegun saat mendengar suara itu. Sontak, ia mengangkat wajah dan menatap orang yang mengulurkannya yang membuatnya terkejut.

      "Oh? Lo siswa yang lemarin, ya? Kelas 11 A?" Laki-laki itu mengangguk antusias.

      "Iya Kak." Tiba-tiba laki-laki itu mengulurkan tangan ke arahnya. "Gue Joan dari kelas A." Daisy tersenyum dan berniat menyalami tamgan itu sebelum seseorang merangkul bahunya.

      "Kamu dari tadi di sini? Aku cariin kemana-mana tadi."

      "Ernez? Ih, ngagetin aja!" Ernez—oknum yang mengejutkan Daiay terkekeh kecil.

      "Kalau butuh bantuan, itu bilang aja sama aku. Aku kan, pacar kamu." Ujar Ernez sembari memekankan kata 'pacar' seolah ia menegaskan bahwa Daisy adalah miliknya. Tal lupa, ia melirik sekilas ke arah Joan yang tampaknya sangat bete.

      "Ah, iya, bawa sini, biar aku bantuin."

      "Gak ngerepotin?"

      "Apasih, yang gak buat kamu," godanya pada Daisy yang membuat gadis itu tersipu malu. Tak lama, pandangannya tertuju pada Joan.

      "Astaga, gue lupa! Gak nyadar ada orang di sini. Sorry, ya, terabaikan." Koan hanya memasang wajah masam.

      "Gapapa."

      "Yaudah, gue bawa pacar gue dulu ya?"

      "Joan....kalau gitu, gue duluan, ya?" Joan langsung memasang raut wajah sumringah mendengar ucapan Daisy.

      "Iya Kak, hati-hati!"

      Daisy hanya mengangguk. Setelah itu, keduanya pun meninggalkan Joan sendirian sembari menatap kepergian mereka dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

      "Jadi, mereka udah pacaran? Kayaknya gue dapet saingan berat buat dapetin kakak kelas itu. Hah....bahkan mereka kelihatan akrab banget. Apa bisa gue dapetin dia? Bodo amat sama tingkat kelas." Gumannya pelan.

....

      Sembari membagikan bukunya kepada teman-temannya, Ernez yang saat itu masih menunggu Daisy di luar pun, mendapatkan cibiran dari Hikari.

Hell World: Mafia The Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang