Perhatiannya Zaiden

41 26 3
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari yang terpancar ke jendela kamar membuat Zeline terbangun dari mimpinya. Zeline masih setengah sadar, dia tak mengenali kamar ini.

Zeline mengusap matanya agar pandangannya semakin jelas, dia melihat sekeliling kamar. Di meja belajar terdapat bingkai foto Zaiden yang terpajang.

"Ternyata di kamar Zaiden."

Zeline beranjak dari kamar tidur, dia mendekati meja belajar milik Zaiden. Banyak sekali buku yang terpajang, Zeline tak percaya. Ternyata, ada pria yang masih menyukai buku di kalangan game online.

Pandangan Zeline tertuju dengan sticky note yang terselip dan juga sudah tergenggam seperti akan dibuang. Terdapat tulisan tangan "Semoga suka sama hadiahnya, Sha. Semoga juga selamat sampai tujuan, semoga allah selalu memudahkan urusanmu. Aku tunggu kepulanganmu, Anisha."

Hati Zeline bergetar ketika dia membaca tulisan tersebut. "Jadi, Anisha itu sudah berangkat ke tarim?. Apa, waktu kemarin Zaiden pulang pegi-pagi ya?"  Batin Zeline.

Zeline tak ingin menambah beban pikiran, dia tak ada campur tangannya dengan mereka. Zeline tak punya hak untuk marah pada Zaiden, percuma kalau dia marah tak ada gunanya.

Zeline pun keluar kamar dan mencari Zaiden. Ternyata Zaiden sudah berada di dapur. Dia sedang menyiapkan sarapan, Zeline merasa tak enak padanya. Karena, Zeline talah merepotkan Zaiden.

"Baru bangun, hm?"

Zeline mengangguk. "Jangan pulang dulu, duduk di situ. Aku lagi buatin sarapan, di rumah gak ada makanan kan?"

Zeline terdiam dan memikirkan ucapan dari Zaiden, ada benarnya juga ucapannya. Akhirnya Zeline duduk di kursi dan menatap Zaiden yang masih sibuk menyiapkan sarapan.

"Masih sakit kakinya?" Tanya Zaiden yang masih mondar mandir menyiapkan sarapan.

"Masih pegel sih kalau jalan."

"Nanti ke dokter dulu, baru belanja."

Zeline menggeleng cepat.

"Kenapa gak mau? Biar cepat sembuh."

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang