Ada apa dengan Zeline?

47 27 6
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zaiden menginap di rumah sakit semalam, dia tak kembali ke rumah. Saat selesai salat subuh, Zaiden langsung berpamitan pada Zeline. Dia tak mengatakan akan mengantar Anisha ke bandara.

"Sha, udah siap?" Tanya Zaiden pada Anisha yang kini berada di depannya.

Anisha mengangguk. "Udah, sebentar aku ambil koper sama tas dulu."

Anisha pun masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil barang yang akan dibawa ke tarim. Memang tak banyak yang dia bawa, Anisha hanya membawa satu koper dan tas ransel.

"Sini, aku bawa." Zaiden mengambil tas ransel dan koper di tangan Anisha. Dia menaruh di bagasi mobilnya, dan mereka pun berangkat menuju ke bandara.

"Orang tua kamu lagi gak di rumah? Kok, tadi sepi banget." Zaiden memulai pembicaraan.

"Iya, umi sama abi memang lagi di surabaya."

"Surabaya? Ngapain?"

"Ke pesantren temannya abi, ada acara gitu. Gak tau acara apa."

Mendengar ucapan Anisha, Zaiden mengangkat ke dua alisnya. "Kenapa Zai? kaya kaget gitu?"

"Oh, engga."

"Kok kaya bunda ya. Apa, orang tua mereka saling kenal? Tapi, Anisha sama Zeline gak deket-deket amat." Batin Zaiden.

Tak ada pembicaraan lagi, mereka sama
diam. Anisha memang tipe orang yang tak banyak bicara, jika tak ada yang memulai duluan. Namun, Zaiden itu tidak pandai mencari topik pembicaraan.

Kini mereka sudah sampai di bandara, Zaiden mengambil koper dan tas ransel di bagasi mobil. Dia pun memberikannya pada Anisha, Zaiden tak sampai menunggu Aisha terbang. Dia hanya mengantar sampai depan bandara saja.

Bukan tidak mau, tetapi Anisha yang tidak memberikan Zaiden izin. Diam-diam Zaiden sudah membeli hadiah untuk kenang-kenangan pada Anisha. Zaiden memberikan totebag pada Anisha.

"Ini, buat aku Zai?"

"Iya, semoga kamu senang dengan hadiahnya."

Anisha tak tau, apa isi di dalam totebag itu, ia berencana untuk membuka setelah Zaiden pergi. "Terima kasih, Zai. Maaf ngerepotin kamu, doain ya semoga lancar perjalannya."

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang