Simulasi rumah tangga

47 26 12
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan ya Zel, dari tadi baru makan sedikit, kan?"

"Kalo makan mual, Zai."

"Tau, tapi harus diisi perut kamu. Nanti lemas terus tubuh kamu, ini di minum dulu." Ucap Zaiden sembari memberikan air putih pada Zeline.

"Makan ya? Aku suapin." Kata Zaiden memaksa Zeline. Dia tau perut Zeline mual jika dipaksa makan. Di sisi lain Zaiden kasihan padanya, karena sedari tadi hanya makan beberapa suap.

Baru satu suap makanan yang masuk ke dalam mulut Zeline, dia kembali muntah yang kini terkena baju Zaiden. Zeline merasa benar-benar bersalah pada, Zaiden.

"Zai, maa-"

huek

Kini Zeline menutup mulutnya dan beranjak untuk ke kamar mandi, Zaiden pun dengan cepat membantu Zeline. Dia merasa kasihan pada Zeline, sekarang.

"Maaf, Zai. Baju kamu, kotor." Kata Zeline merasa bersalah.

"Sudah, tak apa Zel. Masih mual perutnya?" Tanya Zaiden memastikan, lagi-lagi Zeline hanya mengangguk. Zaiden pun dengan sabar menunggu Zeline di depan kamar mandi.

huek, huek

huek, huek

"Zai." Panggil Zeline dengan suara lirih.

Mendengar Zeline memanggilnya, Zaiden menghampiri Zeline. "Kenapa, Zel?" Tanya Zaiden dengan suara amat lembut.

"Masih mau muntah?" Tanya Zaiden dengan pertanyaan yang sama, Zeline menggeleng.

"Lemas banget ya? Sudah, kamu tidur saja." Ucap Zaiden menuntun Zeline menuju tempat tidurnya.

Zeline menghentikan langkahnya. "Itu." Katanya sembari menunjuk ke arah kamar mandi.

"Sudah, kamu tidur saja. Aku, yang bersihin."

"Terima kasih, Zai." Ucap Zeline tersenyum pada Zaiden.

"Tidur ya, sudah malam." Kata Zaiden sembari menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuh mungil Zeline.

"Ini Zai, cardigan punyaku, dipake ya." Zeline memberikan cardigan pada Zaiden, dia pun menerimanya.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang