Bertemu kembali?

54 33 20
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara rintikan hujan bebarengan dengan suara azan subuh, yang membuat Zeline membuka matanya perlahan. Zeline beranjak dari tempat tidur, dan berjalan ke jendela. Memandang sekeliling yang masih sepi. Zeline terdiam tanpa suara, sembari mendengar suara lantunan azan.

Setelah suara azan tidak terdengar lagi, Zeline berjalan menuju kamar mandi untuk mandi, juga mengambil air wudhu sebelum melaksanakan kewajibannya.

Zeline terus memegang teguh perkataan dari sang bunda. "Jagalah terus salatmu, ketika kamu sudah melupakan salat. Maka, kamu akan kehilangan segalanya."

Setelah melaksanakan kewajibannya, Zeline mengambil Al-Qur'an yang berada di meja belajarnya. Ia membaca lantunan ayat suci dengan tenang, di atas sajadah. Dengan memakai mukenah pink, motif bunga cantik, yang seakan menyelimuti dirinya, dari dingin angin subuh.

•••

"Pagi bunda." Sapa Zeline dengan senyumnya yang manis.

"Pagi juga, Zel. Mau kemana?" Tanya Zahira -bunda Zeline-

"Sepedaan bund, keliling komplek rumah."

Jawab Zeline, sembari mengambil sebuah kotak di atas lemari. Dia, mengambil 2 lembar roti berisi selai coklat, dan memotong buah apel.

"Aku mau makan di taman bund, sepertinya sih, pulangnya lumayan lama." Zahira mengangguk, seakan memberi Zeline izin.

Zeline mulai mengayuh sepeda, berkeliling di sekitar komplek rumahnya. Dan berhenti di sebuah taman, yang kini sudah ramai orang.
Zeline mencari tempat duduk, yang masih kosong. Dan ia, membuka bekal yang sudah dibawa dari rumah.

Zeline hanya melamun, sembari memakan roti yang sudah siap untuk disantap. Ia hanya melihat orang yang berlalu lalang. Zeline membuka buku yang menjadi teman cerita, dan menulis sebuah kata.

Sudah lama aku menunggumu, namun. Tak ada respons darimu, aku bingung. Harus terus bersabar, atau? Entahlah, mungkin ini sudah waktunya. Untuk aku, berhenti. Dan ini adalah jawaban, dari semua doa.

Aku tidak akan pernah menyesal, telah jatuh hati padamu. Aku sadar, bahwa jatuh cinta itu bukan hanya mendapat jawaban darinya. Namun, jatuh cinta itu, yang membuatmu terus tersenyum dan tenang, ketika kita bisa, melihatnya.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang