Asisten pribadi

19 11 3
                                    

Hari ini, Zaiden merasa dirinya lebih baik dari kemarin. Dia merasa cukup untuk beristirahat, lalu dia pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi. Simpel, hanya sandwich yang dia buat. Memang setiap pagi Zaiden jarang makan nasi, satu sisi dia tak punya waktu untuk membuat lauk, namun di sisi lain di juga kurang menyukai nasi.

Zaiden menulis sebuah kalimat yang ditarus di meja makannya. Jangan lupa di makan ya, itu yang dia tulis di sticky note kecil. Rupanya dia membuat dua sandwich, dia sengaja tak membangunkan Zeline karena pasti dia masih butuh waktu untuk beristirahat.

Zaiden pun meninggalkan Zeline sendirian di rumahnya, memang benar apa yang di katakan oleh Bastian. Mereka sudah seperti pasangan suami istri.

***

"Huft...."

Perlahan Zeline membuka matanya, dia tampak tak asing lagi dengan kamar yang dia tempati. Kamar Zaiden, benar dia sekarang berada di kamar milik Zaiden untuk kedua kalinya.

"Kenapa aku bisa tidur di sini lagi? Terus yang gendong aku ke sini siapa... AAAA." Teriak Zeline dengan panik, dia pun segera menutup mulutnya agar Zaiden tak mendengarnya. Dia tak mengetahui bahwa Zaiden tak ada di rumah sekarang.

"Zeline jangan berisik, nanti kalo Zaiden dengar gimana?" Gumam Zeline pelan.

Dia pun turun dari ranjang Zaiden dan berjalan mencari Zaiden. Sudah ke beberapa tempat dia cari Zaiden, namun tak menemukan batang hidung Zaiden berada. Zeline pun duduk di meja makan, dia mengambil air putih. Matanya tertuju pada sebuah sandwich juga tulisan yang ada di sticky note.

"Jangan lupa di makan ya." Ucap Zeline membaca tulisan itu.

"Ya allah, aku ngerepotin Zaiden banget. Jadi, dia udah berangkat ke kantor? Kenapa aku gak di bangunin coba." Celoteh Zeline sembari makan sandwich yang Zaiden buat.

Setelah menghabiskan sandwich, dia pun berinisiatif untuk membersihkan rumah Zaiden yang tampak tak terurus semenjak  Zaiden sudah menjadi CEO di kantornya.

"Makanya punya istri, jadi rumahnya gak berantakan gini." Zeline bermonolog sembari mencuci piring.

***

Bunyi dering ponsel Zeline terdengar, terlihat nama Zaiden yang terpampang di ponselnya. Dia pun segera mengangkat telepon darinya.

"Kenapa Zai?"

"Kamu baru bangun apa gimana?"

"Sembarangan! Udah dari tadi, kenapa gak bangunin aku?"

"Pulas banget tidurnya, gak tega."

Zeline pun tersenyum dengan ucapan Zaiden, ternyata perhatian juga.

"Ke kantor sekarang bisa? Aku mau bahas kontrak sama kamu."

"Bisa-bisa, aku ke sana sekarang."

Zeline pun mematikan ponsel secara sepihak, dia langsung menganti baju yang formal seakan dia pergi melamar kerja. Terlihat raut muka Zeline yang tampak excited, dia pun segera pergi ke kantor. Setelah menempuh satu jam perjalanan, kini Zeline sudah berada di ruang tunggu. Lama dia menunggu Zaiden, kini Zaiden sudah menjadi seseorang yang amat sibuk.

"Zel, udah nunggu lama?" Sapa Zaiden yang baru terlihat batang hidungnya.

Zeline langsung berdiri ketika dia melihat Zaiden. "Setengah jam yang lalu." Ucapnya.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang