Cemburu, ya?

47 27 7
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menunggu setengah jam, dokter keluar dari ruangan untuk memberi tau keadaan Zeline. Namun, Zahira tidak menyangka siapa yang baru saja keluar dari ruangan itu. Benar saja, Rayyan yang telah memeriksa keadaan Zeline.

"Rayyan?" Ucap Zahira.

"Gimana keadaan Zeline? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Zahira dengan panik. Zaiden kembali menenangkan Zahira.

"Bunda, yang tenang ya." Katanya sembari memegang kedua bahu Zahira.

"Ibu, Zeline baik-baik saja. Dia terkena asam lambung, dia juga kekurangan energi. Apa Zeline jarang makan nasi?"

Zahira mengangguk. "Memang Zeline sangat susah untuk makan, dia sering telat kalau makan. Sehari paling makan satu kali, itupun hanya roti."

"Nanti Zeline saya pindahkan ke ruang inap, dia harus mendapat infus. Nanti saya uruskan ya bu, saya permisi."

"Rayyan, terima kasih." Rayyan tersenyum tanpa menjawab apapun.

Kini Zeline sudah dipindahkan ke ruang inap, dia masih setia tidur. Jam dinding sudah menunjukan pukul 8 malam, Zahira sedang pulang untuk mengambil pakaian Zeline. Dan hanya Zaiden yang ada di samping Zeline.

"Zel, tidur mulu. Udah berapa jam kamu tidur? Makanya, kalo di kampus tuh jangan makan yang pedes-pedes. Makan seblak mulu."

"Pusing sama skripsi? Kan udah selesai. Kasian gue liat lo, tapi bentar lagi aja wisuda. Gue gak tau Zel, gue suka kalo lo itu berada terus di pandangan gue. Tapi di sisi lain, gue gak bisa lupa sama Anisha."

"Gue harap, lo terus suka sama gue. Gue gak risih sama sekali kok. Sok cuek aja."

"Gue mau tidur dulu Zel, males gue ngomong sendiri. Gak ngehargai gue banget, dari tadi gue di sini loh."

Zaiden mulai memejamkan matanya, dia tertidur di kursi yang berada di samping kasur Zeline. Padahal, ada sofa yang bisa membuat tidur Zaiden lebih nyaman. Namun, Zaiden lebih memilih tidur di samping Zeline.

Zeline mulai membuka matanya perlahan, dia kaget melihat Zaiden yang sudah tertidur di sampingnya. Zeline melihat sekeliling, tidak ada sang bunda. Ternyata Zaiden menyuruh Zahira untuk tidak perlu ke rumah sakit, karena sudah terlalu malam.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang