Perasaan Zaiden

41 23 2
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebentar, aku mau ambil troli dulu Zel."

Zeline mengangguk, dia mengikuti langkah Zaiden. Dia benar-benar pertama kali, ke supermarket untuk pergi belanja kebutuhan rumah. Sebelumnya tak pernah, dia hanya ke mall untuk jalan-jalan saja, bukan untuk berbelanja kebutuhan rumah.

"Kita ke mana dulu, Zai?"

Zaiden terdiam, dia melihat ke sekeliling dan menunjuk ke tempat sayur dan buah. Zeline hanya ber-oh pada Zaiden sembari mengangguk paham.

"Jalan duluan Zel, aku belakang kamu."

"Zai, aku bingung mau beli apa." Tanya Zeline yang terus melangkah tanpa menoleh ke arah Zaiden.

"Beli yang kamu butuhkan Zel."

"Nah itu, masalahnya aku gak tau apa yang aku butuhkan Zai."

Zaiden tersenyum tipis. "Lihat-lihat dulu, pasti nanti kamu tau apa yang kamu butuhkan."

Zeline mengangguk, dan melanjutkan langkahnya. Kini mereka sudah berada di tempat sayur dan buah. "Pilih yang kamu suka, jangan gak suka nanti dibuang. Mubazir Zel."

Zeline mengambil empat macam buah, buah pisang satu ikat, buah stroberi dua box, buah naga dua, dan juga buah alpukat satu kilo.

"Buah semua Zel? Sayurannya kenapa gak ambil?"

"Aku gak suka sayur, kan kata kamu pilih yang aku suka. Jadi, aku pilih buah."

Zaiden menghela napas berat, memang benar sih apa yang Zeline katakan. "Gak suka, apa gak bisa masak?"

Zeline tersenyum malu. "Dua-duanya."

"Terus, kamu makan apa selama satu minggu kalo gak ada sayur? Makanan instan? Jangan di biasain, Zel."

"Aku mau buat smoothis sama sereal, kamu gak sekalian beli? Buat di rumah juga, siapa tau kamu mau beli, tidak apa beli saja."

"Masih banyak stok makanan Zel, di rumah."

"Oh, gitu. Kita mau ke mana sekarang?"

"Aku ngikut sama kamu aja Zel."

Zeline mengangkat tangannya memberi isyarat 'oke' pada Zaiden. Zeline menghantikan langkahnya di tempat perlengkapan mandi. Zaiden terus menatap Zeline yang masih memilih apa yang akan dibeli.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang