Ditinggal bunda

38 27 2
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬! 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚. 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐫𝐚𝐩𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚. 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

 𝐃𝐢 𝐦𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐜𝐞𝐭 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐛𝐚𝐛, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan sudah menunjukan dirinya, kini waktu menunjukan pukul sembilan lewat dua puluh menit. Zeline masih asik bermain ponselnya, dia tidak bisa memejamkan matanya.

"Zel, tidur udah malem. Simpan dulu ponselnya." Kata Zahira.

"Nanti bund, tidur mulu dari kemarin."

"Lusa, bunda mau ke pesantren Zel. Kamu tau kan, kalau gus Abian pulang dari tarim?"

"Gak tau bund, gus Abian siapa, lagi?"

"Makanya sering-sering ke pesantren abah, kamu ini Ning loh."

"Bunda, aku gak cocok dipanggil Ning."

"Kalau aku belum pulang dari rs gimana, bund?" Lanjut Zeline.

"Kamu pulang kan lusa sore, nah bunda pergi paginya. Nanti bunda bilang ke Zaiden, biar antar kamu pulang."

"Zaiden lagi? Tidak usah bunda, ngerepotin dia terus. Nanti Zeline pake taxi saja."

Zeline tidak ingin merepotkan Zaiden terus, dia sudah sangat berhutang budi padanya. Dia sudah bicara pada Zaiden, tidak usah menjenguknya lagi. Namun, Zaiden masih kekeh ingin menjenguknya besok pagi.

Zahira sudah terlelap di sofa, kini sudah tengah malam. Namun, Zeline belum juga tertidur, hanya kesunyian yang menemani dirinya. Zeline baru bisa tertidur setelah selesai salat subuh, tidak habis pikir dengannya. Padahal, sedang sakit. Tapi malah begadang sampai pagi.

Zahira hanya bisa geleng kepala, melihat Zeline yang baru ingin tidur. Sebenarnya hari ini Zahira ingin pergi, membeli kebutuhan untuk besok ke Surabaya. Namun, tak ada yang menjaga Zeline. Zahira pun membatalkan niatnya, untuk pergi meninggalkan Zeline.

Sarapan pagi sudah diantar oleh dokter Rayyan, Zahira sangat senang ketika dokter Rayyan yang menjadi tanggung jawab di ruangan Zeline. Mengapa tidak, mereka sudah mengenalnya. Walaupun tidak sedekat itu, namun Zahira menjadi tidak sungkan untuk meminta bantuan pada dokter Rayyan.

Terjebak di zona nyaman [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang