Seperti kebanyakan,biasanya anak bungsu dalam keluarga itu paling dimanja dan akan selalu dituruti apapun maunya. Mendapat perhatian penuh dari orangtua dan kakaknya juga point lebih dari menjadi anak bungsu.
Tapi nampaknya hal ini tak terjadi di kehidupan seorang anak laki laki bernama Namjoon.
Ialah si bungsu di keluarga Choi, Namjoon memiliki satu kakak laki laki bernama Seokjin. Usia mereka terpaut hanya 2 tahun saja. Walaupun bungsu,tapi Namjoon sikapnya lebih dewasa dari Seokjin kakaknya.Namjoon juga sangat mandiri. Ia biasa melakukan banyak hal sendiri. Pergi kemanapun ia mau,olahraga jenis apapun yang ia suka bisa Namjoon lakukan dengan mudah.
Ia bersyukur bisa melakukan apapun yang ia mau dan bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Karena keluarganya termasuk keluarga kaya. Ayah dan ibunya adalah pengusaha sukses di bidang nya masing masing. Jadi,Namjoon sangat terpenuhi secara finansial. Tapi,ia tak pernah mendapat perhatian dari ayahnya. Sejak ia kecil,ia sudah terbiasa diperlakukan berbeda oleh ayahnya yang cenderung lebih menyayangi kakaknya Seokjin.
Beruntung ibunya tetap berlaku adil padanya. Paling tidak dunia nya masih akan baik baik saja selama ibunya masih tetap memperhatikan nya.
.
.
.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya,jika Seokjin mendapat perhatian lebih dari ayahnya ketimbang Namjoon. Jika Namjoon adalah anak yang sangat aktif dan tak bisa diam,maka Seokjin adalah kebalikan nya. Ia tipe anak pendiam, penurut, tak banyak menuntut dan selalu menuruti perkataan orangtua nya. Mungkin hal ini yang membuat ayahnya lebih cenderung berpihak pada Seokjin daripada Namjoon."Kak... Nanti kakak pulang kuliah jam berapa?"
"Hmm...jam 3,pa"
"Papa ada meeting jam 3,kak. Papa suruh orang kantor aja jemput kakak ya"
"Nggak usah,pa. Kakak bisa pulang sendiri,kok. Papa meeting aja"
"Sendiri?? Jangan kak... Hmmm..Joon,kamu kuliah kan hari ini? Tolong anter kakak pulang nanti sore"
"Namjoon ada latihan pa..."
"Itu urusan kamu,yang papa tau kamu anter kakak pulang dulu ke rumah. Setelah itu, terserah kamu,ngerti?"
"Ngerti,pa" jawab Namjoon sedikit kesalSeokjin sangat tak enak hati pada adiknya. Karena ia sering dimarahi oleh ayah nya gara gara Seokjin. Namjoon harus mengantar kakaknya pulang dulu ke rumah baru ia bisa mulai ikut latihan basket di kampusnya. Ia sering terlambat datang karena hal itu.
Seokjin sendiri sudah sering bilang pada ayahnya jika ia bisa pulang sendiri. Tapi ayahnya tetap memaksa Namjoon yang akan mengantarnya pulang."Dek... Kakak turun di sini aja. Adek balik ke kampus aja,nanti telat lagi latihan nya"
"Disini? Terus kakak mau pulang sama siapa?"
"Naik taxi banyak dek.. Nyantai aja"
"Nggak...nanti Namjoon dimarahin lagi sama papa gara gara nggak anter kakak sampe rumah"
"Nggak apa apa... Papa nggak akan tau kok. Udah berhenti di sini aja,itu ada banyak taxi. Gih.. Balik ke kampus cepetan.. Makasih ya udah di anter"
"Serius kak??"
"Iya... Udah sana balik dek..."Seokjin berusaha untuk selalu memberikan perhatian pada adiknya. Ia tak mau sampai adiknya sedih karena perlakuan ayah mereka yang tak adil. Seokjin tau...tapi ia tak bisa menentang ayahnya. Jadi,kalau ia tak bisa menentang ayahnya maka ia akan memberikan adiknya semua yang ia punya dan ia bisa. Agar Namjoon tak merasa kekurangan perhatian.
.
.
.
Saat di rumah,Seokjin akan diperlakukan seperti anak kecil oleh orangtua nya. Saat makan ia akan disuapi oleh ibunya tak jarang ayahnya juga. Sebelum tidur ditemani ayahnya sampai ia terlelap, semua pakaian dan keperluan nya pun sudah disiapkan. Seokjin seperti pangeran di negeri dongeng.
Sementara Namjoon, melakukan semua hal itu sendiri. Awalnya ia kesal,tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa dan tak mau terlalu ambil pusing. Karena ia mendapat semua hal yang tak di beri ayahnya dari kakaknya Seokjin. Dan Namjoon sangat menyayangi Seokjin.