(Lokal stories)
Sosok ibu adalah 'rumah' untuk anak anaknya. Tempat mengadu,berteduh dan berlindung saat dunia sedang tak baik baik saja.
Merupakan tempat ternyaman untuk berkeluh kesah selain pada Tuhan.
Ibu akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan selalu berharap jika anaknya kelak bisa menjadi lebih baik dari dirinya.Tegar,seorang anak yang masih memiliki orangtua yang lengkap walaupun tak utuh. Orangtua nya ada tapi tak bisa lagi bersama. Tegar adalah korban dari perceraian kedua orangtuanya.
Ia harus bisa hidup hanya dengan ibunya sejak ia berusia 10 tahun. Hak asuhnya jatuh ke tangan ibunya,karena ia masih di bawah umur waktu itu. Sekarang Tegar sudah berusia 21 tahun. Tegar tumbuh dewasa bersama rasa sakit karena perlakuan ibunya yang selalu menyalahkan nya dan mengatakan jika ialah penyebab semua hal buruk yang terjadi.
Ibunya hanya akan menjawab seadanya jika Tegar bicara. Ia hidup dengan ibu tapi seperti sendiri. Semua ia kerjakan sendiri, sejak ia kecil. Tegar harus mandiri dan dewasa sebelum umur nya.Ibunya bekerja sebagai pegawai kantoran biasa. Ibunya hanya menanggung biaya untuk nya makan sehari hari saja. Karena diluar itu ia tak mau tau, beruntung ayah Tegar masih membiayai sekolah dan kuliahnya. Jadi Tegar harus bekerja untuk memenuhi keperluan nya.
Tegar akan bangun pukul 5 pagi setiap harinya, karena ia harus berangkat kuliah pukul 7 pagi. Sebelum ia berangkat, harus sudah menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Rumah harus sudah bersih saat ia berangkat. Dan Tegar juga biasanya sudah membuatkan sarapan untuk ibunya, walaupun lebih sering tak dimakan sama sekali.
"Bun... Tegar berangkat duluan ya, ibun jangan lupa sarapan, Tegar udah masakin buat ibun" pamit Tegar pada ibunya yang masih ada di dalam kamar
"Iya" jawab beliau singkatTegar harus menjadi anak yang kuat. Sepulang kuliah ia bekerja paruh waktu di sebuah coffe shop dekat kampusnya. Tak besar memang penghasilan nya,tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan nya sehari hari.
Tegar akan keluar dari rumah pukul 7 pagi dan baru akan sampai di rumah pukul 10 atau 11 malam.Tegar masih sering bertemu ayahnya, walaupun beliau sudah memiliki keluarga baru tapi Tegar tetap diperhatikan. Bahkan ibu tiri nya pun terlihat sangat menyayangi Tegar.
Ayahnya sering bilang untuk nya tinggal dengan ayah saja. Tapi Tegar selalu menolak karena ia tak tega meninggalkan ibunya sendirian."Kak... Nanti liburan kuliah kakak ikut ayah ya, kita liburan ke luar kota" ucap ayahnya saat bertemu dengan nya
"Iya nak,kita liburan biar kakak bisa refreshing. Adek juga dari kemarin nanyain kakak terus,tadi mau ikut kesini tapi harus les piano jadi nggak ikutan. Aksa bilang kenapa kakak nggak telpon" kata sang ibu tiri sambil menceritakan adik tirinya yang masih berusia 9 tahun.
"Iya,ma.. Nanti kakak telpon Aksa, kemarin kakak lagi repot jadi nggak sempat telpon. Kalo soal liburan, nanti kakak bilang sama ibun dulu"
"Kak... Jangan terlalu cape, liat kakak kurus banget sekarang. Kalo butuh apa apa bilang aja sama ayah. Pasti ayah penuhi,kak. Kakak nggak perlu kerja sampai kaya gini,kak. Ayah nggak tega liat kakak begini" kata sang ayah sambil mengelus kepala anak sulungnya itu
"Iya,yah.. Nggak apa apa,kok. Kakak nggak mau ngerepotin ayah sama mama apalagi ibun. Ayah udah mau bayarin kuliah aja kakak udah terima kasih banget. Karena gaji kakak nggak akan cukup buat bayar biaya kuliah"
"Ayah akan biayai kakak kuliah sampe setinggi yang kakak mau,ayah udah siapin buat kakak lanjutin ke S2,jadi kakak harus semangat kuliahnya ya"Tegar tak pernah sekalipun berkata hal buruk yang ia alami pada oranglain terutama ayahnya. Ia tak mau ayahnya menyalahkan Bunda nya. Karena Tegar tau,Bunda nya sudah mengalami banyak masa masa sulit di hidupnya. Ia tak mau sampai Bundanya semakin terpuruk karena disalahkan oleh ayahnya.
Tegar selalu mengatakan pada orang lain jika bunda nya sangat perhatian, dan sayang padanya. Tegar selalu bilang jika Bunda nya lah yang mengurusi semua kebutuhan nya. Padahal kenyataan nya justru Tegar yang selalu mengurusi semua kebutuhan dan keperluan Bunda nya.