2. laki-laki bermata hazel

30 11 1
                                    

'Percuma kalau kamu di kelilingi harta kalau keluarga kamu saja hancur'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Percuma kalau kamu di kelilingi harta kalau keluarga kamu saja hancur'

-Daffa Ghazi Alfariz

🌕🌕🌕

Hari ini laki-laki yang bernama Daffa berada di rumah miliknya. Jujur, Hari ini laki-laki tersebut sangat capek dan butuh ketenangan.

Yap, laki-laki tersebut kembali ke halaman Kampungnya bersama kedua orang tua dan kakaknya. Walaupun mereka udah kembali ke sana, tetapi ketenangan laki-laki tersebut tetap sama.

Ya, dari kecil dia selalu mendengarkan pertengkaran antara Ayahnya dan ibunya.

Walaupun laki-laki tersebut terlahir di keluarga kaya raya, tetapi itu aja tidak cukup baginya. Percuma kalau dia di kelilingi oleh harta, tetapi keluarga tidak harmonis.

Cekrek

Suara pintu pun terbuka dan menampakkan sosok laki-laki sebanyak kakaknya membuatnya menoleh.

"Kamu tidak apa apakan?" Tanya Elvano kepada adiknya yang terdiam di kasurnya.

Elvano Faiz Alfariz adalah kakaknya Daffa dan anak sulung di keluarga tersebut, dia sangat sayang sama Daffa melebihi kepada dirinya.

Laki-laki tersebut duduk di samping Daffa dan langsung mengelus ujung kepalanya membuat laki-laki tersebut tersenyum dengan lebar.

"Adek gak apa-apa, kok!" Daffa yang berusaha untuk tersenyum dengan lebar dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan kakaknya.

Elvano pun menghela panjang dan langsung tersenyum dengan lebar, apakah dia sengaja untuk terlihat baik-baik saja? Padahal kelihatan kalau dia tidak baik-baik saja.

"Iya udah, deh! Kita kebawah, yuk. Pasti kamu belum sarapan," Ajak Elvano dan mendapatkan anggukan dari adiknya. Ya, laki-laki tersebut harus nurut sama kakaknya selagi itu baik bukan.

Tanpa pikir panjang, kedua laki-laki tersebut ke bawah untuk makan malam berdua dan berusaha untuk tidak memperdulikan kedua orangtuanya.

Ya, walaupun sakit mendengar pertengkaran mereka berdua, tetapi tetap saja sakit mendengarnya.

Apalagi sempat bawa-bawa kedua anaknya.

"Sssssttttt tenang, ya! Insyaallah kita akan baik-baik aja," Ucap Elvino yang mencoba untuk menenangkan adiknya yang ada di sampingnya dan mendapatkan anggukan dari laki-laki tersebut

"I-iya, kak!" Ucapnya sambil tersenyum dengan lebar dan menghela nafas dengan panjang.

Mereka melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan dan di sana udah ada beberapa makanan yang udah di masak oleh pembantunya.

"Selamat malam, den!" Sapanya sambil tersenyum hangat membuat mereka berdua ikut tersenyum dengan lebar.

"Malam juga, bi! Ayo, bi. Kita bertiga makan malam bersama," Ujar Elvano membuat wanita berparuh baya tersebut tersenyum dengan lebar dan menganggukkan kepalanya.

Alfariz (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang